Intisari Plus - Sheriff Gould mengenal Emma Orr sejak kecil dan melihat aneka kontroversi dalam hidupnya. Emma yang merasa terisolasi dan tertekan oleh sikap masyarakat sekitarnya tiba-tiba menghilang tanpa pamit.
----------
Sudah sejak kecil Sheriff Gould mengenal Emma Orr, yang seperti dia sendiri adalah penduduk asli Waterloo County, Ontario, Canada. Sebagai gadis cilik umur kira-kira dua belasan tahun, Emma sangat genit dan terkenal sebagai “boy-crazy”— gila anak lelaki. Waktu itu tubuhnya masih kecil kurus, rambutnya masih dikepang dengan pita di ujungnya, tetapi matanya yang biru-sayu, seketika menyala bila melihat seorang pemuda.
Umur 20 tahun Emma membuat orang tuanya, Mr. dan Mrs. Borland, sangat cemas karena kelakuannya. Siapa mau menikah gadis semacam dia yang tiap kali berganti pacar dan terkenal kelewat bebas dalam pergaulan dengan kaum lelaki?
Tetapi kecemasan Borland dan istrinya agaknya berlebih-lebihan. Umur 21 tahun Emma dipersunting sebagai istri oleh John Arnott, seorang pedagang kaya yang karena terpesona oleh kecantikan Emma, tidak memusingkan omongan orang tentang gadis itu. Perkawinan ini hanya berlangsung dua tahun karena Mr. John meninggal.
Emma sebagai janda menjadi percakapan dan cemoohan orang karena kejalangannya. Akan tetapi akhirnya ia toh mendapat lagi seorang suami yang baik, namanya Anthony Orr, seorang petani di Galt.
Keluarga Orr terpandang di Waterloo County, baik karena kekayaannya maupun karena posisi pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat setempat. Sejak menjadi istri Tony Orr, Emma ikut menikmati kedudukan terhormat itu. Para istri baik-baik yang dulu buang muka jika berpapasan dengan Emma, kini mau tak mau terpaksa memperlakukan Nyonya Orr dengan sopan santun.
Sepuluh tahun berlalu dan Emma tampaknya dapat berubah menjadi seorang istri yang baik. Tetapi tiba-tiba kejalangannya “meledak” lagi. Pada suatu hari Sheriff Gould berpapasan dengan Tony Orr yang kelihatan sedih. Ketika ditanya, Tony berterus terang kepada Gould. Katanya: “Emma melarikan diri dengan Tim Mulholland, pembantuku!”