Intisari Plus - Angka kematian pasien sebuah rumah sakit meningkat drastis. Ditemukan kadar potasium klorida yang tinggi dalam darah para korban.
--------------------
Ruang Pertemuan Rumah Sakit Phoebe Putney di Albany, Georgia, AS, terkesan senyap meski banyak orang berada di dalamnya. Ducan Moore, direktur RS, duduk berjajar bersama Lou Raines, kepala bagian medis, dan kepala perawat, Diana Hall. Di deretan kursi depan duduk seorang perawat, tubuhnya berisi bahkan cenderung gemuk untuk posturnya, namun matanya sayu dengan tutur kata lemah lembut. Terri Rachals, wanita berusia 24 tahun ini, sedang menghadapi tim penyelidik kepolisian setempat yang dipimpin oleh Sheriff Ed Taylor.
“Benarkah Anda dituduh melakukan pembunuhan atas diri Andrew Daniels dengan memasukkan potasium klorida ke dalam pembuluh darahnya?” tanya Taylor.
Perawat wanita itu mendengar tanpa emosi. Tangannya tak bergerak, tidak menunjukkan kemarahan, juga tidak terkejut. Ia hanya menunduk hormat kepada semua orang di sekitarnya. Kenyataannya, ia tak ingat segala sesuatu tentang kejahatan yang dituduhkan kepadanya.
Tak berapa lama kemudian, tangan Terri diborgol dan dibawa ke kantor polisi diiringi dengan isak tangis segenap staf rumah sakit. Ia dianggap bertanggung jawab atas kematian tak wajar dua orang pasien dan diduga terlibat dalam sembilan tindakan kejahatan lainnya di rumah sakit itu selama musim dingin 1985.
Banyak pertanyaan berkecamuk di benak para pegawai rumah sakit tersebut. Benarkah Terri Rachals seorang pembunuh? Mereka tidak percaya atas apa yang dilakukan koleganya yang selama ini dikenal penuh perhatian, cinta pada sesama, dan sayang kepada para pasiennya.
Penangkapan seorang perawat dengan tuduhan melakukan pembunuhan terhadap beberapa pasiennya, dalam waktu sekejap menjadi berita utama media massa baik daerah maupun nasional Amerika.