Intisari-Online.com - Salvatore Giuliano dikenal sebagai pemimpin bandit yang kejam di Sisilia. Semua tindakannya membuat pusing polisi dan politisi di Italia. Meski dianggap bandit, ia kerap bertingkah laku bak Robin Hood yang membela kaum miskin.
---------------
Selama 20 tahun pertama, hidupnya tidak berbeda dengan kehidupan anak-anak muda Sisilia yang lain. Kecuali bahwa ia terkenal sangat pandai.
Pada tanggal 22 November 1922, ia dilahirkan sebagai putra bungsu dari empat bersaudara di desa Montelepre, Sisilia. Waktu berusia 13 tahun, ia dikeluarkan dari sekolah oleh orang tuanya, karena abangnya tertua Giuseppe harus masuk militer. Mereka menyuruhnya bekerja di ladang. Salvatore dipanggil “Turridu” untuk membedakannya dengan ayahnya yang bernama kecil sama.
Ibunya sangat dicintainya. Demikian besar cintanya kepadanya, sehingga masih dianggap agak luar biasa juga untuk orang-orang Sisilia walaupun mereka menganggap Mammia itu segalanya. Salvatore tetap memiliki perasaan demikian hingga ajalnya. Ibunya adalah patokan untuk menilai semua wanita dalam hidupnya.
Pada tahun 1940, Mussolini mulai memperluas jaringan telepon di Sisilia untuk persiapan Perang Dunia. Turridu, yang sudah berusia 17 tahun, mulai masuk jawatan telepon. Ia segera mendapat upah cukup sehingga mampu menggaji seorang pekerja ladang harian yang mengerjakan Campagna ayahnya. Beberapa bulan kemudian ia menjadi pemimpin kelompoknya. Akan tetapi para pekerja lain tidak mau dipimpin oleh seorang muda seperti dia. Terpaksa Turridu kembali ke rumah sampai ia dipanggil masuk dinas militer.
Waktu sekutu pada tanggal 10 Juni 1943 masuk ke daerah Sisilia, Turridu berada di kesatrian seperti beribu-ribu pemuda Sisilia lain. Gemuruh peperangan tidak pernah dialaminya.
Sebelum mendarat, tentara sekutu menyangka mereka akan menemukan jendela yang tertutup rapat dan jalan yang kosong. Oleh karena itu mereka sudah bersiap-siap untuk melakukan perlawanan. Akan tetapi bukan para partisan yang dijumpainya melainkan seluruh penduduk menyambut mereka yang sedang menang. Sisilia tidak pernah menganggap dirinya bagian dari Italia, apalagi setelah Fasis memerintah di Roma.