Kembali ke Intisari News
March 14, 2023
Apakah Benar Ia Pembunuh Ayahnya?
Apakah Benar Ia Pembunuh Ayahnya?
Apakah Benar Ia Pembunuh Ayahnya? (INTISARI)
Penulis Ade S
Editor Ade S

Intisari Plus - Max Halsmann ditemukan tewas mengenaskan saat dalam perjalanan menuruni gunung bersama putranya. Saksi satu-satunya adalah sang putra yang segera mencari bantuan setelah melihat ayahnya jatuh ke jurang.

----------

Zillertale Alpen pada tanggal 10 September 1928 itu tampak disinari matahari dengan indahnya. Masih tampak sisa-sisa lapisan salju bulan Agustus pada puncaknya yang tinggi itu. Tetapi 3000 meter di bawahnya keadaannya berbeda, keras dan kering. Pada malam hari udara terasa dingin bagai di musim salju, sedang pada siang hari termometer menunjukkan angka 12°C.

Siang itu tampak dua pendaki gunung, yaitu seorang ayah dengan anaknya, sedang menuruni puncak dengan ketinggian 3000 meter itu menuju perkampungan Dominicus di ketinggian 1700 meter. Dengan ransel yang terikat erat pada tubuhnya, mereka tampak terengah-engah menuruni punggung gunung itu. Rencananya sore itu juga mereka akan meneruskan perjalanan sampai ke penginapan Breitlahner yang terletak di ketinggian 1200 meter. Mereka akan bermalam di sana untuk keesokan harinya lewat Mairhofen kembali ke Innsbruck.

Tetapi pada pukul 14.45 salah seorang dari pendaki itu, yaitu si ayah, didapati telah tewas.

Max Morschai Halsmann adalah dokter gigi dari Riga. Sejak permulaan bulan Agustus bersama keluarganya ia mengadakan perjalanan panjang. Mereka mengunjungi Jerman, Swiss dan Innsbruck. Kini tinggallah ayah dan putranya yang akan melanjutkan perjalanan mereka ke gunung. Halsmann tua memang pencinta gunung. Keinginannya begitu keras untuk melihat lagi gunung Tirol yang dicintainya yang telah sekian lama ditinggalkannya. la ingin menjelajahinya lagi seperti waktu masih muda.

Ayah dan anak pun berangkat dengan perlengkapan yang cukup dan hati yang bulat. Cuaca yang indah makin memperlancar perjalanan mereka. Sebenarnya Philipp sama sekali tidak berminat. Tetapi ia enggan menolak ajakan ayahnya. Philipp mahasiswa Fakultas Tehnik Dresden yang baru berusia 23 tahun. Ia bertemu dengan keluarganya hanya dalam waktu libur. Dalam waktu libur keluarga Halsmann berkumpul di Riga atau kalau tidak mereka bersama-sama mengadakan perjalanan panjang seperti sekarang ini.

Philipp, yang kemudian dituduh sebagai pembunuh ayahnya, sebenarnya adalah seorang pemuda yang rajin dan berwatak baik. Karena wataknya, ia disayangi oleh teman maupun gurunya. Ia pendiam sehingga jarang dibicarakan orang, di samping ia juga sedikit berhubungan dengan orang lain.

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.