Kembali ke Intisari News
May 26, 2023
Yang Salah Polisi atau Ahli Nujum?
Yang Salah Polisi atau Ahli Nujum
Yang Salah Polisi atau Ahli Nujum (INTISARI)
Penulis Ade S
Editor Ade S

Intisari Plus - Seorang guru sekolah dasar memiliki kemampuan untuk melakukan hipnosis. Oleh polisi, ia kerap diminta untuk membantu proses pencarian bukti-bukti kejahatan untuk dibawa ke pengadilan.

---------------

Pada tanggal 15 Februari 1921, di Bernburg menikah seorang buruh bernama Heese dengan tunangannya bernama Minna. Mereka tinggal di sebuah rumah kecil di Badergasse 5. Perkawinan hanya berlangsung 11 hari.

Pada tanggal 26 Februari, Nyonya Heese ditemukan mati tercekik di dalam kamar tidur suami istri itu. Langsung saja si suami disangka menjadi pelaku kejahatan. la ditahan, dimasukkan ke penjara Bernburg, 2 hari kemudian diinterogasi hakim dan dikeluarkan surat penahanan atas dirinya.

Awalnya Heese tidak mengaku salah. Istrinya pada malam hari tanggal 25 Februari, tiba-tiba kejang namun segera mereda. la masih berbicara dengan istrinya sampai jam 3 pagi dan kemudian tertidur. Kira-kira jam 5 pagi, ia terbangun. Istrinya dalam keadaan tidak sadar, ataupun sudah mati, terbaring di bawah tempat tidur dengan kepala di dalam seember air. Ia kemudian mengoleskan alkohol pada istrinya untuk menyadarkannya kembali, akan tetapi tidak berhasil. Ia lalu memanggil dokter yang menyatakan istrinya mati. Dokter tidak mengatakan apa-apa tentang penyebab kematian.

Masih pada hari yang sama, tetangga Heese, buruh KL, diinterogasi polisi. Kata si KL, ia pulang sekitar jam 12 tengah malam. Menurutnya, dari rumah Heese terdengar raungan dan suara-suara yang aneh. Tadinya ia ingin mengetok, tetapi tidak jadi. Maka ia pun pergi tidur.

Pada tanggal 28 Februari, dokter memberi keterangan tentang pemeriksaan mayat. Pada leher sebelah kiri ditemukan goresan yang panjangnya 5,5 cm. Sebuah goresan lain ditemukan di dada. Panjangnya 15 cm. Pada bahu sebelah kanan terdapat sebuah cedera berwarna abu-abu, kulit atas terkelupas dan panjangnya 3 cm. Menurut keterangan, mungkin si perempuan berada dengan kepala di dalam ember. Ia seperti dimasukkan ke situ dengan paksa.

Si pekerja P, yang berkawan dengan keluarga Heese, hari itu juga menghadap hakim dan mengatakan bahwa keluarga Heese sesudah menikah, berdiam 10 hari di rumah seorang bibi sang istri. Itu karena rumah mereka belum bisa ditempati. Pada waktu itu Nyonya Heese tidak mau mengadakan hubungan intim dengan suaminya. Ia menangis terus. Tuan Heese menyatakan kepada temannya bahwa istrinya tidak mengizinkan ia mendekat. Demikian pula dalam pertunangan selama ¾ tahun. Kalau terus menerus demikian, maka ia hanya akan memberi istrinya sejumlah uang belanja dan dengan sisa uangnya ia akan pergi ke rumah pelacur. Heese juga menyatakan bahwa jika ia sudah marah, kesabarannya hilang.

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.