Intisari Plus - Pembunuhan berencana dilakukan pada Mayor Hanika oleh salah satu saudara sepupu istrinya. Konon itu dilakukan atas desakan sang istri dan mertua yang ingin mengakhiri pernikahan itu.
---------------
Hari itu sudah larut malam pada tanggal 3 September 1923. Ladang-ladang yang mengelilingi kota Boskovice di Mähren sudah gelap gulita, waktu seorang agen polisi yang sedang berdinas keliling tiba-tiba mendengar dua tembakan. Tembakan seperti datang dari dekat Stasiun Kereta Api Skalice-Boskovice. Di tempat itu pula, sesudah ia mencari lama dan hari pun sudah hampir pagi, agen polisi menemukan mayat seorang perwira Cekoslowakia, di sebuah ladang kentang. Jejak-jejak jelas menunjukkan bahwa mayat diseret kakinya dari jalan kecil ke ladang kentang tadi. Pada mayat terlihat dua luka tembakan: sebuah tembakan masuk dari telinga kiri ke kepala dan itulah yang menyebabkan kematian, sebagaimana terbukti kemudian. Tembakan kedua berada di punggung, di bawah bahu kanan.
Orang yang dibunuh itu dikenal sebagai Mayor Karl Hanika, dari Yon ke-11, resimen Infanteri ke-43, Tentara Cekoslowakia. Resimen itu sedang latihan di daerah Boskovice. Mayor Hanika hari itu berdiam di Ujezd dekat Boskovice. Waktu diadakan penyelidikan di Ujezd, terungkap bahwa Mayor Hanika pada malam hari dengan ditemani oleh seorang preman telah pergi ke arah Stasiun Skalice-Boskovice untuk menginap di tempat keluarganya di Bruenn. Menurut keterangan pamen, ia akan berada di batalionnya lagi pada pagi hari.
Polisi curiga kepada preman yang menemani Hanika, yang menurut keterangan pamen tadi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: seorang anak muda dengan muka panjang kurus, mata biru, dan rambut cokelat. Ia memakai setelan hijau tua dan topi berwarna cerah.
Disangka bahwa si pelaku sesudah melakukan pembunuhan, pergi dengan kereta api dari Skalice-Boskovice ke Bruenn. Di situ dilakukan penelitian lebih lanjut, sebab menurut teman-teman satu resimen dan bawahan, Mayor Hanika sangat disegani di resimen dan tidak ada kemungkinan bahwa kejahatan dilakukan oleh seorang bawahan yang dendam terhadap atasannya.
Bersamaan dengan itu, maka di Bruenn juga didengar keterangan janda Mayor, Nyonya Hilde Hanika yang berumur 21. Juga ibunya, Franziska Charvat, yang hidup bersama anak dan menantu dalam satu rumah. Mereka tidak dapat memberikan pernyataan yang dapat dijadikan keterangan yang berharga. Pada hari itu ditangkap seorang guru yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan si pelaku, tetapi seperti dengan beberapa orang lain yang ditangkap polisi, semua harus dibebaskan lagi. Itu karena penyelidikan menunjukkan bahwa tuduhan terhadap mereka tanpa dasar.
Segera pula kecurigaan diarahkan ke orang-orang tertentu. Berkat keterangan mereka yang datang memberi penjelasan dan yang dipanggil, terungkap bahwa di antara suami istri Hanika sudah lama ada ketidakcocokan yang mendalam. Selanjutnya diketahui bahwa istri korban mempunyai hubungan intim dengan sepupunya Johann Vesely dari Nosakov di Boehmen yang berusia 19 tahun. Ciri-ciri memang cocok, lagi pula diketahui bahwa Hilde Hanika dan sepupunya pada tanggal 28 Agustus telah membeli sebuah pistol berkaliber 6,36 mm di sebuah toko di Bruenn. Tembakan-tembakan yang dilepaskan pada Mayor Hanika berasal dari pistol semacam itu.