Intisari Plus - Putri Bamberski ditemukan tewas namun semua keterangan saksi saling bertentangan. Polisi juga dituding melindungi pelaku yang merupakan ayah tiri korban. Bagaimana Bamberski memperjuangkannya?
-------------------
Benar kata pepatah, cinta orangtua kepada anaknya berlaku sepanjang zaman. Hampir 27 tahun lamanya Andre Bamberski menuntut keadilan. Keadilan yang terhalang oleh demarkasi dua negara bersejarah kelam di masa perang dunia II – Prancis dan Jerman. Keadilan yang seolah menghilang lantaran badan hukum di dua negara tadi memiliki interpretasi berbeda terhadap meninggalnya Kalinka Bamberski, anak perempuan semata wayang Andre. Begitu kesempatan datang - demi sayangnya pada Kalinka - seperti semburan magma gunung berapi, Bamberski meletus. Meski untuk itu, ia terancam masuk bui.
Dr. Dieter Krombach, buronan yang diincar Bamberski, sejatinya telah dinyatakan bersalah dan divonis hukuman penjara 15 tahun oleh pengadilan Prancis, pada 1995. Krombach dianggap terbukti melakukan pembunuhan terhadap Kalinka Bamberski - saat itu baru berusia 14 tahun. Meski tak menghadiri sidang (karena berdomisili di Jerman dan berstatus warga negara Jerman), sang kardiolog (ahli penyakit jantung) itu dihukum 15 tahun secara in absentia (persidangan tanpa kehadiran terdakwa).
Sayang seribu sayang, pihak yang berwenang di Jerman menolak mengekstradisi Krombach ke Prancis, dengan alasan belum ada vonis bersalah dari badan hukum di Jerman. Keputusan pengadilan itu kian tak bergigi sebab pihak berwenang di Prancis sendiri tampaknya tak hendak menekan Jerman secara membabi buta. Pengalaman buruk di masa lalu - kedua negara berseteru di masa PD II - membuat Prancis bersikap hati-hati. Tak ada yang bisa membuat Krombach ke Prancis dan menjalani hukuman kecuali terjadi mukjizat.
Problem itulah yang membuat Andre Bamberski bertahun-tahun tak bisa tidur nyenyak. Apalagi ia telah “berjanji” kepada Kalinka untuk menemukan siapa pun pembunuh putri satu-satunya. Janji yang diikrarkan tak lama setelah pemakaman - tepat di atas pusara putri tercintanya itu - terus terngiang-ngiang di telinga Bamberski.
Andre Bamberski lahir di Polandia, tapi memiliki kewarganegaraan Prancis. Perjalanan hidupnya penuh keajaiban. Saat meletusnya Perang Dunia II, Andre (saat itu berusia 3 tahun) dan keluarganya sempat digelandang pihak Nazi dan dibawa ke kamp konsentrasi di Jerman. Namun ajaib, mereka berhasil selamat. Ketika perang usai, ayah Bamberski tidak kembali ke Polandia, melainkan menetap di Prancis. Ia bekerja sebagai penambang batubara.
Bamberski muda jago matematika. Setelah lulus sekolah akuntan, dia menikah dengan perempuan Prancis, Daniele. Karier Bamberski berkembang pesat, sehingga ia ditugaskan ke Maroko. Di negara Afrika ini anak pertamanya, Kalinka lahir.