Intisari Plus - Di Desa Beji Lor yang terpencil terjadi beberapa kali kasus pembunuhan. Di saat bersamaan, proyek penggantian jembatan sedang berjalan. Apa ada hubungannya?
-------------------
Menjadi pengawas lapangan pelaksanaan proyek penggantian jembatan bukan hal luar biasa bagiku. Semasa kuliah aku sudah magang di proyek serupa. Tapi tinggal di lokasi proyek yang terpencil benar-benar menjengkelkan.
Proyek kami di Desa Beji Lor jalur Boyolali - Solo, Jawa Tengah. Dua kilometer ke kiri dan kanan lokasi tak ada satu pun rumah. Satu-satunya bangunan "mirip" rumah adalah Direksi Kit kami, tempat ngantor pelaksana dan pengawas proyek. Sisanya, cuma pohon pinus dan entah pohon apa lagi.
Jalur itu amat sepi, terkadang saja penduduk lewat. Siapa dan kapan lewat, kami hafal. Bidan muda lewat pukul 08.15, naik sepeda biru sambil sesekali menarik rok putihnya yang kerap tersingkap karena gerakan kaki.
Disusul dua puluh menit kemudian oleh Pak Sodik, penjual kerupuk, yang berjaket ungu membawa kerupuk warna-warni dibungkus plastik setinggi 1 m di jok belakang sepeda motor merahnya. Dari jauh ia seperti permen.
Pukul 10.20 tepat, lewat mobil putih yang dikemudikan laki-laki berbaju putih. Lucunya, kepala laki-laki itu nyaris kotak seperti magic jar.
Di hari Sabtu, dari pagi sampai sore, banyak kendaraan mengangkut anak muda dengan backpack besar menuju Selo, tempat singgah terakhir bagi yang akan mendaki Gunung Merapi atau Merbabu. Biasanya mereka lewat sambil bernyanyi atau berteriak-teriak dengan wajah ceria. Tapi, di Senin pagi mereka akan kembali dengan wajah kusut masai, kelelahan.