Kembali ke Intisari News
November 11, 2022
Korek Apinya Tertinggal di Losmen
Korek Apinya Tertinggal di Losmen
Korek Apinya Tertinggal di Losmen (Karol)
Penulis Intisari Plus
Editor Ade S

Intisari Plus - Dua gadis dilaporkan telah dua hari menghilang. Teman-teman curiga mereka diculik karena menjadi aktivis. Apa penyebab sebenarnya? 

-------------------

Siang itu, langit di atas Bandung terlihat mendung. Di kantornya, Iptu Toni tampak sibuk melayani rombongan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tunas Bangsa (STIETB), yang mendatangi kantor polisi untuk melaporkan kasus penculikan dua rekan mereka. Wakil mahasiswa, Arga dan Randy menuturkan, sudah dua hari dua rekan mereka tidak muncul. “Semula kami pikir Ervina pulang kampung, tapi ayahnya di Lampung bilang, Ervina tidak ada. Begitu juga Mona, kami telah mencarinya ke mana-mana,” jelas Arga.

“Mengapa kalian pikir mereka diculik?” selidik Toni. “Selama ini Ervina tidak pernah mangkir tanpa alasan jelas. Kami curiga, hilangnya mereka ada hubungannya dengan aktivitas kami,” tambah Arga. “Belakangan ini, kami sering menggelar demonstrasi di kampus dan Ervinalah motor penggeraknya,” timpal Randy. Menurut Randy, kekompakan para pengunjuk rasa di kampus mereka terjalin tidak hanya lantaran kesadaran, tapi juga jerih payah Ervina yang rajin memengaruhi mereka untuk bangkit.

“Kami menekan yayasan untuk membenahi dan memperbaiki berbagai kekurangan di kampus. Mulai kepastian status kelulusan, perbaikan sarana, prasarana, manajemen yang amburadul hingga penggantian dosen-dosen yang tidak kredibel,” jelas Randy, ketua Himpunan Mahasiswa Peduli Kampus (Himaka). 

“Itu sebabnya kalian mencurigai yayasan sebagai dalang penculikan Ervina dan Mona? Apa kalian punya bukti, semacam ancaman misalnya?” tanya Toni serius.

“Kalau ancaman sih belum, tapi tekanan sering kami rasakan. Terutama Ervina, dia sering mengeluhkan sikap Pak Berry, salah satu dosen kami. Dia merasa terintimidasi,” jawab Arga. Drs. Berry Demrius, M.Sc. sendiri dikenal sebagai orang kepercayaan dan punya hubungan sangat dekat dengan Pak Muchtar, ketua yayasan STIETB. 

Toni mengangguk kecil lalu berkata, “Bagaimana dengan Mona?” Randy dan Arga cuma saling pandang. “Setahu kami, Pak Berry sangat baik pada Mona,” jawab mereka serentak. “Apa kalian curiga, hilangnya Mona juga didalangi Pak Berry?” cecar Toni. “Justru karena itu kami datang ke sini, Pak,” sambut keduanya. Lagi-lagi, Toni cuma mengangguk kecil.

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.