Intisari Plus - Lava diminta untuk mengusut penyebab kematian Agus Surya Laksana. Ternyata seorang wanita yang hendak membantunya, justru tewas tertembak.
-------------------
Lava mengibas-ibaskan koran ke sekitar wajahnya untuk mengurangi panas yang menyengat pada suatu hari di pertengahan bulan April. Ada yang membuatnya bertahan untuk menunggu di halte tak jauh dari bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, itu. Seorang wanita akan memberi barang bukti yang bisa mengungkap kasus pelik yang sedang ditanganinya!
Setelah berdamai dengan kegelisahan, sosok yang dinanti itu menampakkan diri. Meski belum pernah bertemu dan hanya berbicara lewat telepon, insting Lava yang sudah terasah sebagai detektif sewaan mengatakan bahwa dialah wanita yang kemarin bicara di telepon. Map cokelat yang ditenteng wanita itu justru lebih menarik perhatian Lava dibandingkan dengan wajah cantiknya.
Lava tidak memperhatikan ada sepeda motor yang melaju kencang dari arah Kebon Kacang. Tiba-tiba, dua orang yang berboncengan di atas sepeda motor itu menembak si wanita, mengambil mapnya, dan kabur. Kegembiraan yang dirasakan Lava tiba-tiba menguap seiring dengan limbungnya wanita itu ke tanah.
Dari ketercekatan, Lava kini terbawa masuk ke dalam kepelikan. Ternyata ada pihak yang menginginkan data-data di dalam map cokelat itu. Suara wanita dalam telepon kemarin seperti terngiang kembali, “Saya harus memberikannya kepada Anda. Saya tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Saya pikir ini yang terbaik, sebelum semuanya semakin memburuk. Saya tahu Anda butuh apa yang saat ini saya miliki. Bukti ini ada kaitannya dengan kematian Pak Agus Surya Laksana sebulan lalu.”
Agus yang ambisius