Intisari Plus - Sesosok manusia perlahan merayap keluar dari semak-semak, dengan tubuh penuh luka parah, ia meminta pertolongan. Pelakunya pun segera diburu oleh polisi.
-------------------
Hari pertama bulan Juni, setelah musim dingin yang panjang, semestinya matahari bersinar terang. Namun hari itu tidak biasa. Suasana subuh terasa sangat kelam. Awan mendung tebal bergumpal-gumpal, menyiratkan ancaman badai. Cuaca dipastikan tidak akan bersahabat.
Dalam suasana muram itu, semak-semak di depan sebuah gedung di Melrose Avenue, Seattle, tersibak. Sesuatu tampak bergerak dan muncul dari baliknya. Merayap perlahan, menahan beratnya beban dengan mengerahkan seluruh sisa tenaga yang ada. Oh, itu sesosok manusia!
Bukan hanya lantaran ia berada di tempat yang amat tidak layak, di semak-semak kotor, basah, di pekarangan sebuah gedung tua yang tidak terurus. Namun kondisinya juga sangat mengenaskan. Tanpa busana. Di sekujur tubuhnya terdapat sejumlah luka, dengan darah yang masih sedikit mengalir di sela bagian yang mengering.
Menyadari dirinya sudah berada di lokasi yang terlihat orang, perempuan muda belasan tahun itu mulai berusaha mencari pertolongan. Jalan memang masih tampak sepi, tapi tak menghilangkan semangatnya untuk berteriak, “Tolong! Tolong!”
Untuk beberapa saat usahanya itu tampak sia-sia, hingga akhirnya sepasang kaki bersepatu hak tinggi terdengar melintas. “Tolong, tolong. Saya terluka,” serunya kepada seorang berusia sekitar 40 tahunan itu. Namun melihat sosok di hadapannya dalam kondisi tidak keruan, orang tadi justru mempercepat langkahnya, pergi menjauh.
Berikutnya melintas seorang pria separuh baya berpakaian rapi, menerbitkan sedikit harapan. Awalnya pria itu cuma tertegun memandang dengan wajah merasa jijik. “Tolong, saya terluka,” perempuan muda itu lagi-lagi mengiba dengan sisa-sisa tenaga.