Intisari Plus - Sore yang dingin di mana angin bertiup tak seperti biasanya, agaknya ada yang aneh. Sebuah beling kaca berserakan dari jendela, membuat daun dan angin masuk ke dalam ruang musim. Benar saja, dua lukisan paling bernilai milik museum hilang, hingga menyajikan misteri pencurian.
-------------------------
Tanggal 21 Desember 1971 sore satpam bernama Jackie Joubert bertugas mengunci pintu-pintu museum kota tua Prancis yang terletak di tepi S. Loure itu. Keesokan paginya Joubert juga yang bertugas melakukan pengecekan rutin sebelum museum dibuka untuk umum.
Mula-mula ia pergi ke Salle Hollandaise, Ruang Belanda, yang berisi lukisan para pelukis Belanda. Begitu pintu dibukanya, angin dingin menerpa wajahnya. Joubert terkejut.
Angin itu tidak bisa datang dari tempat lain, kecuali dari jendela satu-satunya yang ada di ruang itu, jendela yang selalu terkunci dan yang letaknya kira-kira 4 m dari tanah. Joubert segera masuk. Dilihatnya kedua daun jendela terpentang.
Tiap daun jendela mempunyai dua belas kaca. Salah satu kaca itu pecah dan pecahannya berserakan di lantai. Di antara beling-beling itu ada batu. Joubert menengok ke dinding. Dilihatnya ada dua bidang yang kosong. Museum kemalingan!
Madame Marie Noelle Pinot de Villechenon, kurator museum itu menjadi lemas. Soalnya, yang lenyap itu justru lukisan mereka yang terbaik, yaitu Pemandangan Laut karya van Goyen yang dibuat pada abad XVII dan Pelarian ke Mesir buatan Rembrandt.
Lima menit kemudian, pada pukul 09.20, telepon kantor polisi pusat di Tours berdering. Penyambut telepon segera mencari Komisaris Polisi Roger Millet. Dengan tenang dan jelas, Mme Pinot menjelaskan kepada Millet apa yang terjadi. Sebentar polisi mereka sudah berhasil merekonstruksikan bagaimana pencurian dilakukan.