Intisari Plus - Penduduk Selandia Baru digemparkan oleh kasus dokter yang dibunuh oleh dokter lain. Pembunuhnya adalah mantan pacar yang sakit hati. Apa alasannya di balik pembunuhan tersebut?
------------------
Pada suatu hari di bulan Januari 1955 para pembaca koran di Selandia Baru gempar. Berbagai koran di sana memuat berita terbunuhnya seorang dokter oleh dokter lain. Pembunuhnya seorang wanita, sementara korbannya seorang pria yang beberapa waktu sebelumnya menjadi pacar si wanita.
Si wanita terlalu mencintai pria itu. Sampai menganggap dirinya tidak bisa berpisah lagi dari pria tersebut. Secara main-main si pria diancam dengan senapan. Tetapi akibatnya fatal. Senapan yang berisi peluru tajam itu menyalak dan jadilah si pria korban dalam arti sesungguhnya.
Kisah yang menghebohkan itu bermula dari saat dr. John William Saunders menjabat sebagai dokter tetap di Dunedin Public Hospital. Tanggung jawab John besar, karena dialah yang sehari-harinya berhubungan dengan pelbagai kasus penyakit yang masuk ke rumah sakit itu dari seluruh penjuru kota utama di South Island.
Banyak penduduk kota itu keturunan orang Skot yang kira-kira seabad yang lalu menetap di sana, sehubungan dengan ditemukannya tambang emas di Otago. Di sana ada dermaga, satu untuk mengekspor bulu domba ke Bradford, satu untuk mengekspor domba muda Smithfield. Jadi, kalau kuli dermaga tertimpa kemalangan biasanya segera dibawa ke rumah sakit yang dilayani dr. Saunders. Itu berlangsung sampai tahun 1953.
Kemudian datang seorang dokter wanita sebayanya untuk membantu dr. Saunders. Namanya dr. Senga Florence Whittingham. Dr. Whittingham menulis kepada teman-temannya bahwa dia sudah mendapatkan kebahagiaan dan pekerjaannya pun sangat menarik meskipun sangat sibuk.
Dr. Saunders juga menulis kepada ibunya yang sudah menjanda di Christchurch, sebuah kota lain di Selandia Baru dan ibu kota Provinsi Canterbury. Katanya, kini telah ada dokter lain, seorang wanita. Tampaknya dokter ini memiliki pribadi yang menyenangkan