
Intisari Plus - Seorang informan tewas terbunuh saat menunggu Ghote. Seorang saksi mata, remaja asal Amerika, memaparkan ciri-ciri pelakunya pada inspektur itu.
--------------------
“Inspektur sahib teman saya,” kata pria itu, berusaha meyakinkan. Protima, istri Inspektur Ghote, memandangnya dengan curiga. Pria itu mengenakan baju dan celana putih model India. Kelihatannya ia tidak terlalu miskin, walaupun kerah dan pergelangan tangan bajunya sudah dekil.
Pria itu mencoba tersenyum, tetapi senyumnya tidak mempan untuk melunakkan hati Protima. Istri Inspektur Ghote tetap tidak mau mengizinkannya masuk.
“Inspektur sahib akan kembali kira-kira seperempat jam lagi. Duduk saja di taman seberang. Kalau dia datang, saya akan segera memberi tahu bahwa Anda mencarinya.”
Di seberang jalan ada gedung apartemen lain, tetapi jauh lebih bagus daripada gedung tempat apartemen Ghote berada. Di sana tinggal orang asing dan para pengusaha minyak yang kaya.
Di depan bangunan bagus itu ada taman. Lebarnya mungkin tidak sampai 4 m dan dibatasi dengan jalan oleh semak-semak. Di taman itu ada bangku besi yang tadinya dicat putih, tetapi kini tidak jelas apa warnanya. Sore hari, para pembantu rumah tangga senang mengobrol di sana, tetapi pada hari Minggu siang ini tempat itu kosong.
Tamu Inspektur Ghote melebarkan senyumnya sekali lagi.