Intisari Plus - Michelle dikenal sangat disukai teman-temannya. Cantik dan supel, rasanya sulit untuk melupakan gadis ini. Sayangnya, semua itu membawanya pada kematian.
-------------------
Gainesville, Florida. Michelle Herndon, nama ini mungkin tak pernah Anda dengar. Namun sekali berjumpa, Anda akan sulit melupakan gadis satu ini. Sebagai seorang pecinta alam sekaligus aktivis lingkungan hidup (ia anggota WWF, Animal Relied, dan banyak lagi organisasi ramah lingkungan), Michelle dikenal ramah, baik hati, dan lembut.
Tubuhnya atletis, bolehlah disebut tinggi. Rambutnya panjang, dan rada pirang. Michelle begitu nyaman berada di tengah keramaian, dan dianugerahi kemampuan untuk memeriahkan suasana, di manapun dia berada. Kawan-kawannya bahkan bilang, jika Michelle tersenyum, malam yang gelap pun bisa mendadak cerah. Apalagi ditambah matanya yang biru bak sayap kupu-kupu yang hilir mudik beterbangan, di sekitar kita. Oalaaaah!
Michelle juga dikenal sebagai orang yang punya kepedulian tinggi terhadap hewan primata. Untuk mendukung kepeduliannya itu, ia banyak menghabiskan waktu dengan menjadi sukarelawan di tempat penampungan hewan primata. Kegiatan yang jarang dilakukan wanita seusia dia.
Kecintaan Michelle pada binatang konon ruarrr biasa. Terselip cerita menarik. Suatu ketika, sang gadis menelepon ibunya, Belinda Herndon. “Kayaknya aku pulang telat nih, Mom. Ada masalah yang mesti cepat diselesaikan!” Belinda yang khawatir dengan gugup bertanya, “Masalah apa Michelle?” Yang kontan dijawab, “Seekor tupai, Ma. Aku menemukannya di jalan. Kakinya patah dan aku harus membawanya ke klinik.” Wuuh, Belinda menarik napas lega, “Michelle, Michelle....”
Belinda menambahkan cerita tentang sebuah foto yang selalu disimpan Michelle di dalam agenda putri kesayangannya itu. Dalam foto tersebut Michelle tampak sumringah menggendong seorang anak laki-laki. “Lihat Ma, ini foto anak adopsiku,” jelas Michelle ceria. Konon, jika tak ada aral melintang, saat berusia 24 tahun nanti, perempuan periang ini hendak bergabung ke Peace Corps, agar bisa fokus melakukan beragam aktivitas sosial di Afrika.
Toh, di balik segala kelemahlembutannya, Michelle tetap dapat bertindak tegas. Ia tak segan-segan menegur orang yang membuang sampah sembarangan. “Di sana ada tempat sampah. Apakah berjalan sebentar ke tempat sampah akan membunuhmu?” umpatnya suatu kali. Itu karena Michelle menganggap, sebagai penghuni Bumi, semua orang punya kewajiban untuk menjaga Bumi ini dan seluruh isinya. Tanpa kecuali!