Intisari Plus - Rencana pembunuhan ayahnya dilakukan setelah setahun ibunya meninggal. Saat itu, sang Ayah menikah lagi dan membawa ibu barunya ke rumah. Apakah perbuatannya itu bisa dibongkar oleh polisi?
------------------
Anak tak tahu diuntung! Durhaka! Haram jadah! Bisa jadi deretan sumpah serapah macam itulah yang akan kuterima kalau masyarakat tahu, akulah dalang dari kematian ayahku sendiri.
Peristiwa tragis itu terjadi setahun yang lalu. Sebuah tindak pembunuhan terencana sebagai pembalasan sakit hati karena ayah kawin lagi setelah kematian ibuku.
Aku tahu persis apa yang telah terjadi. Seorang pemuda tanggung berumur 15 tahun dengan latar belakang pendidikan yang baik mestinya bisa memahami nilai-nilai moral, kesopanan, dan hormat kepada orang tua. Tapi kenapa yang terjadi pada diriku justru sebaliknya? Faktanya memang demikian, aku menyembunyikan tindakan kriminal keji membunuh ayahku.
Sebelum kematian ibuku, bisa dikatakan kami bertiga adalah keluarga kecil yang amat bahagia. Sejak kecil ibu amat sayang kepadaku. Curahan kasihnya tercermin dalam setiap tindak-tanduknya. Apa pun yang kuminta pasti dikabulkan.
Meski tidak memesona ia termasuk wanita yang cukup cantik dengan penampilan yang khas sosok wanita kalangan menengah. Lain halnya dengan ayahku yang bekerja di kantor kejaksaan.
Pembawaannya yang cenderung pendiam terkadang justru menyulitkan orang lain untuk menduga apa maunya. Kalaupun tidak setuju dengan tindakanku, ia tidak pernah mengungkapkannya secara terbuka.