Intisari Plus - Pencurian binatang kian merebak. Seorang detektif partikelir menyamar sebagai centeng kebun binatang untuk mengusut kasus pencurian. Hingga suatu malam ia mendengar suara tembakan yang berasal dari kandang binatang.
---------------------------------------
Suasana malam di Kebun Binatang Fleishhacker, San Francisco, sama seramnya dengan kuburan. Apalagi pada musim dingin yang berkabut seperti ini. Arloji saya di kegelapan yang jarum-jarumnya bersinar menunjukkan pukul 11.45. Berarti saya masih harus berkeliling mencentengi tempat ini lebih dari enam jam lagi.
Rasanya tubuh sudah hampir beku, meskipun memakai pakaian berlapis-lapis, bermantel, bersarung tangan tebal dan berpenutup kepala. Mudah-mudahan saya tidak terserang radang paru-paru gara-gara angin dingin mengiris-iris ini.
Kadang-kadang ada binatang yang bersuara. Dua malam yang lalu, ketika baru mulai menjadi centeng, saya sampai melompat terkejut mendengar suara-suara seperti itu. Sekarang saya sudah terbiasa. Saya tidak mengerti mengapa Dettlinger dan Hammond, sesama centeng, bisa betah bekerja di sini. Saya sendiri rasanya tidak tahan, walaupun baru tiga hari bertugas.
Sering kemalingan
Saya berjalan menuju tempat burung-burung. Pohon-pohon cemara di sebelah kiri saya meliuk-liuk ditiup angin, seperti raksasa hitam menari. Kebanyakan burung sedang tidur, tapi ada juga di antara mereka yang nampak bergerak-gerak. Empat hari yang lalu, tiga ekor burung bunting yang langka lenyap digondol maling. Sebelumnya maling sudah mengambil dua ekor elang Harris asal Amerika Selatan, tiga burung pemakan kepiting dan juga setengah lusin ular Crotalus pricei.