Kembali ke Intisari News
March 02, 2022
Jejak Tionghoa di Parijs van Java
Dibandingkan dengan kota-kota di pesisir pantai Pulau Jawa yang kawasan Pecinannya mudah dikenali karena terkonsentrasi, tidak demikian halnya di Bandung.
Dibandingkan dengan kota-kota di pesisir pantai Pulau Jawa yang kawasan Pecinannya mudah dikenali karena terkonsentrasi, tidak demikian halnya di Bandung. (Intisari Plus)
Penulis Intisari Plus
Editor Ade S

Intisari PlusSelain kawasan Pecinan tersebut sekarang sudah melebur dan bercampur-baur dengan kawasan perdagangan modern, banyak bangunan yang menjadi ciri khas arsitektur Tionghoa sudah mengalami perombakan, meskipun masih ada satu atau dua rumah sisa. 

Bermukimnya warga Tionghoa di Bandung tak lepas dari sejarah pemerintah Hindia Belanda  di Tanah Air.  Pada zaman itu, pemerintah Hindia Belanda membagi wilayah tempat tinggal, warga Belanda mendiami utara Bandung, warga Tionghoa di barat, dan warga pribumi di selatan.

Pemerintah Hindia Belanda membuka Keresidenan Priangan bagi pendatang baru pada 1852.  Menurut  Sugiri Setedja, peneliti dan penulis buku, dalam bukunya  Klenteng  Xie Tian Gong (Hiap Thiam Kiong & Vihara Setya Budhi) Tiga Luietnant Tionghoa di Bandung ada lima atau enam warga Tionghoa yang pertama bermukim di Bandung.  

Salah seorangnya Oiej Bouw Hoen, letnan Tionghoa pertama di Bandung, yang  jugapemilik toko dan pembuat roti. Para warga dan keluarga Tionghoa tersebut memiliki keahlian, ada yang mahir dalam pembuatan roti, pertukangan, ada pula yang menjadi pedagang yang menyediakan alat-alat kebutuhan rumah dan juga makanan. 

Keluarga-keluarga Tionghoa tersebut dan juga yang selanjutnya berdatangan membuka wilayah perdagangan. Mereka membangun kawasan pertokoan di kawasan Cibadak dan sekitarnya yang lambat-laun berkembang menjadi pusat perekonomian.  Ketika itu, warga Tionghoa bukan saja menjadi pedagang tapi juga menjadi pekerja kasar seperti buruh bangunan dan juga buruh pembangunan rel kereta api.

Yang menarik, meskipun wilayah pemukiman mereka sekarang sudah membaur dengan penduduk setempat, sisa peninggalan nenek moyang mereka mereka masih dapat ditemui.  Berada di tempat-tempat tersebut akan mengingatkan kita betapa uletnya mereka mempertahankan warisan keluarga sepanjang perjalanan zaman hingga bertahan sampai sekarang. 

 

Kawasan Pasar Baru 

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.