Polisi segera bisa mengetahui bahwa kartu nama bertuliskan “dr. Jiro Yamaguchi” yang diterima manajer Mitsubishi Bank dicetak di sebuah toko kecil dekat Ginza di Tokyo. Nama Jiro Yamaguchi sangat umum di Jepang seperti nama John Smith di AS. Namun setelah diperiksa, tidak ada yang ingat lagi bagaimana rupa orang yang memesannya.
Dr. Shigeru Matsui adalah seorang dokter bereputasi baik di Sendai, di Honshu utara. Dengan sukarela ia datang ke markas besar polisi di Tokyo. Ia menyatakan bahwa kartu nama yang diserahkan ke Yasuda Bank itu betul kartu namanya tetapi bukan dia yang menyerahkannya ke bank itu. Ia juga tidak berada di dekat Tokyo ketika pembunuhan massal terjadi di Teikoku Bank.
“Saya memesan kartu seperti ini seratus lembar,” katanya. “Kartu ini dicetak di Sendai sebelum diadakan sebuah pertemuan kedokteran.” Ia sudah membagikan 96 kartu itu dan masih tersisa empat padanya.
Tukar-menukar kartu nama di Jepang masih tetap menjadi tradisi sampai kini dan dilakukan secara luas, apalagi di kalangan orang-orang bisnis dan profesional. Kartu yang disebut “meishi” ini biasanya dipertukarkan pada saat pertama kali bertemu dan sering disimpan dengan cermat untuk dijadikan referensi kalau kelak diperlukan.
Dari gambaran yang diberikan oleh saksi-saksi, polisi mengetahui bahwa orang yang mengaku “dr. Yamaguchi” sama dengan yang menyalahgunakan kartu nama dr. Matsui. Orang ini mempunyai tahi lalat di pipi kiri dan tanda bekas luka dibawah dagu. Semua saksi menyatakan ia sudah melewati umur setengah baya. Polisi mengedarkan keterangan ini ke seluruh Jepang. Polisi menanyai lebih dari 8.000 orang tetapi seorang demi seorang dibebaskan dari kecurigaan.
Inspektur Horizaki memanggil Sersan Igii yang berumur 43 tahun. Ia ahli kartu nama. Atas sarannya, dr. Matsui dipanggil kembali. Ia diminta membawa kartu-kartu nama yang diterimanya sebagai penukar kartu namanya sendiri.
Salah satu di antaranya bertuliskan nama “Sadamichi Hirasawa” yaitu seorang pelukis yang beralamat di Otaru, Hokkaido. Pada kartu itu tertulis bahwa ia ketua beberapa perkumpulan kesenian dan pelukis yang cukup terkenal.
Dr. Matsui ingat, ia bertemu dengan Hirasawa di sebuah feri antara Aomori dan Hakodate. Matsui mengaku terkesan oleh lukisan yang dibawa Hirasawa “Musim Semi Sudah Dekat”. Katanya lukisan itu akan dihadiahkan kepada putra mahkota di Tokyo.
Horizaki meminta polisi Otaru mendatangi Hirasawa di rumahnya. Polisi Otaru melapor, Hirasawa berumur 50-an, pemalu, orang baik-baik dan rasanya tidak mungkin terlibat dengan pembunuhan massal di bank. Polisi Otaru membebaskannya dari kecurigaan.
Bulldog tidak mau berhenti