Intisari Plus - Perburuan makam Tutankhamun berlanjut beberapa tahun sebelum akhirnya ditemukan dalam suatu proyek penggalian. Namun sungguh mengejutkan, usai penggalian itu sejumlah orang yang terlibat dalam ekskavasi tersebut jatuh sakit atau bahkan tewas. Lord Carnarvon, si penemu makam itu, menjadi orang pertama yang meninggal secara mendadak. Setelah itu, menyusul korban-korban berikutnya. Pertanyaannya kemudian, mengapa orang-orang kemudian meninggal setelah mengunjungi makam itu?
----------------------
Makam Tutankhamun (raja Mesir abad ke-14 SM - Red.) ditemukan setelah masa pencarian yang cukup panjang. Banyak arkeolog gigit jari tidak berhasil menemukannya. Yang beruntung menemukan makam itu ialah Earl Carnarvon pada 26 November 1922 bersama Harold Carter setelah sekian lama melakukan pencarian. Penemuan itu tak pelak membawa perubahan di kawasan makam itu. Sejumlah besar wisatawan berduyun-duyun datang untuk menyaksikannya.
Akan tetapi Carnarvon dan Carter (keduanya ahli Mesir dari Inggris - Red.) terpaksa menghentikan penggalian itu karena tekanan pekerjaan yang begitu besar. Lebih-lebih, hubungan keduanya memburuk gara-gara sengketa soal siapa yang berhak memiliki benda-benda yang ditemukan di dalamnya. Begitu kesalnya sampai Carnarvon patah arang, lalu memutuskan pulang ke Inggris. Kemudian terjadilah sesuatu yang tidak diharapkan. Carnarvon jatuh sakit. Berkali-kali tubuhnya diserang demam. Akhirnya, bersama istri, anak perempuan, dan anak laki-lakinya, Carnarvon pindah ke Kairo, Mesir.
Sementara itu kondisi kesehatan Carter juga dikabarkan dalam keadaan buruk dan bergabung kembali dengan keluarganya. Carnarvon mengalami koma sebelum akhirnya meninggal pada dini hari tanggal 5 April 1923 dalam usia 57 tahun. Aneh bin ajaib, pada saat kematiannya itu seluruh Kota Kairo diliputi kegelapan. Tak ada yang bisa menjelaskan mengapa kegelapan total itu terjadi. Tidak kalah aneh, anjing fox-terrier piaraan Carnarvon bernama Susan tiba-tiba melolong sebelum akhirnya menyusul tuannya pergi ke alam baka.
Sejak saat itu dimulailah rangkaian "kutukan" Tutankhamun yang telah memangsa jiwa Carnarvon hanya dua bulan setelah makam itu ditemukan. Temuan berupa tulisan dalam huruf Mesir kuno yang terukir di jalan masuk makam itu mengejutkan banyak orang. Bunyi tulisan itu begini, "Maut akan menjemput orang yang menyentuh makam ini".
Tidak banyak orang yang percaya pada kebenaran isi pesan itu. Tapi lebih sedikit lagi yang tidak percaya. Putra Lord Carnarvon termasuk yang percaya enggak percaya dengan kebenaran maksud kalimat itu. Menurut dia, tak lama setelah kematian ayahnya, ia didatangi seorang perempuan tak dikenal. Wanita itu meminta dirinya supaya tidak mengunjungi makam ayahnya.
Anak lelaki Carnarvon itu pun mematuhi pesan wanita itu. Selain Lord Carnarvon, beberapa arkeolog dan wisatawan yang berkunjung ke makam itu juga menderita sakit atau meninggal dalam keadaan yang aneh. Mereka yang tidak percaya pada "kutukan" itu menduga, orang-orang itu memang sudah menderita sakit sebelumnya, atau mungkin mereka meninggal akibat beban perjalanan, debu, cuaca panas, atau perasaan gembira yang berlebihan.