Kembali ke Intisari News
August 03, 2022
Kaca Raksasa Galilea dan Aluminium Cina
Kaca Raksasa Galilea dan Aluminium Cina
Kaca Raksasa Galilea dan Aluminium Cina (Zoltan Tasi)
Penulis Intisari Plus
Editor Ade S

Intisari Plus - Masa lalu sering bagaikan kotak Pandora yang, ketika dibuka tutupnya, selalu mengeluarkan hal hal yang mengejutkan. Sepotong lempeng kaca berukuran besar ditemukan di sebuah gua di Galilea, Israel, yang kemudian menjadi teka-teki peradaban bagi manusia modern. Dari ukurannya, lempeng kaca yang berumur 1.000 tahun itu merupakan lempeng kaca terbesar ketiga yang pernah dibuat manusia. Dua lempeng lainnya dibuat pada tahun 1934. Lantas, mengapa benda itu bisa berada di dalam gua? Siapa yang membuat dan bagaimana karya luar biasa itu bisa dibuat? Misteri purbakala lainnya yang juga meninggalkan teka-teki yaitu aluminium Cina. Benda ini tidak sengaja ditemukan oleh para buruh di sebuah kuburan. Misteri ini menjadi teka-teki bagi para ahli purbakala dan ilmuwan untuk sekian lama, dan membuat para ahli sejarah terus-menerus menelaah kembali fakta-fakta sejarahnya.

-------------------------

Lempeng Kaca yang Menakjubkan 

Dengan temuan benda-benda purbakala yang baru, misteri tentang masa lalu makin lama semakin rumit. Manusia abad XX dibuat tercengang saat mengetahui peradaban manusia di masa lampau sudah sedemikian tinggi dengan berbagai peninggalan artefak atau bangunan luar biasa yang menyisakan teka-teki hingga saat ini. Salah satu teka-teki itu ialah lempeng kaca raksasa dari Galilea, Israel.

Pemerintah setempat memutuskan menjadikan sebuah gua di Beth Shea'rim sebagai museum. Gua itu mengundang banyak perhatian dan memunculkan berbagai dugaan karena terletak di sebuah kota kuno, tempat kaum Yahudi secara kejam dikubur di katakomba (gua bawah tanah). 

Pekerjaan pun segera dimulai. Pada saat penggalian, gua itu digunakan sebagai penampung air dan tertimbun lumpur. Karena itu sebuah buldoser harus dikerahkan untuk membersihkannya. Ketika baru saja mulai membersihkan, mesin buldoser mendadak mati karena terantuk sebuah lempengan besar. Pihak pengelola museum menghendaki lempengan itu untuk dilestarikan dan dipamerkan di museum.

Gua yang diubah menjadi museum itu kemudian dibuka untuk umum. Anehnya, sekian tahun lamanya lempengan itu digunakan sebagai penopang tempat model bangunan dipamerkan. Para pengunjung yang datang dan melewati lempengan itu hanya memperhatikan model bangunan tersebut, sehingga mereka tidak menyadari dan memperhatikan keberadaan lempengan itu selama bertahun-tahun.

Baru pada tahun 1960 beberapa arkeolog menyadari kalau lempengan itu ternyata sebuah benda istimewa. Begitu diteliti, mereka pun terkagum-kagum sebab benda itu bukan terbuat dari batu, melainkan dari kaca yang berwarna hijau keunguan. Temuan ini serta merta menarik perhatian para ahli di seluruh dunia. 

Jangan biarkan penasaranmu tergantung.
Akses tanpa batas dengan Intisari Plus.