Intisari Plus - Barangkali tidak ada fenomena kehidupan mental yang membangkitkan rasa ingin tahu yang begitu besar selain mimpi. Pria, wanita, maupun anak-anak di dunia ini pernah punya minat yang besar, ingin tahu arti mimpi yang mereka alami, bahkan sampai ada yang merasa perlu bertanya pada tukang tafsir mimpi. Banyak misteri tersembunyi di balik mimpi, sehingga dibutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang luas untuk bisa mengungkapkan arti mimpi kepada orang yang mengalaminya.
-------------------
Tersebutlah, Lakshman Singh, raja dari Chittore, diperintahkan oleh dewa sesembahannya agar jangan menunda kampanye melawan Aurangzeb, raja Moghul yang fanatik. Pesan itu diberikan kepada Raja Lakshman Singh lewat mimpi. Dengan cara senada, Akbar (Yang Agung) telah meminta Jahangir lewat mimpi agar mau memaafkan salah satu kerabat istana yang telah melakukan kejahatan tak terperi.
Misteri besar masih menyelimuti fenomena mimpi. Kita akan mencoba menjelaskan sampai sejauh mana fenomena semacam itu dapat dijelaskan secara ilmiah. Manakala belum ada penjelasan ilmiahnya, isi mimpi masih sebatas tafsiran sambil menunggu sampai misteri itu terungkap.
Mimpi berbeda dengan aktivitas mental sadar seseorang, sebab mimpi membiarkan kisah apa pun terjadi dalam imajinasi kita. Meski bebas dan spontan, peristiwa dalam mimpi mirip dengan yang ada dalam kehidupan nyata. Mimpi ada dua macam, mimpi siang hari (day dreams) dan mimpi malam hari (night dreams). Mimpi siang hari terjadi ketika orang dalam keadaan terjaga, sementara mimpi malam hari datang ketika orang sedang tidur.
Mimpi siang hari biasa terjadi pada anak-anak, terutama di masa remaja, ketika mereka belum memiliki banyak pengalaman hidup. Terkadang mimpi siang hari mengambil bentuk yang serius, biasanya terjadi ketika seorang remaja kehilangan sentuhan dengan dunia nyata dan lebih suka berada dalam dunia fantasinya seorang diri. Mimpi siang hari ada tiga jenis. Pertama, mimpi siang hari yang menyenangkan. Kedua, mimpi siang hari yang berkaitan dengan kekuasaan. Ketiga, mimpi siang hari yang menimbulkan rasa cemas. Mimpi jenis kedua membawa si pelaku mimpi memuaskan hasratnya akan kepemimpinan dan penampilan diri yang sangat dominan dalam pikiran anak-anak. Tipe ketiga menggambarkan si pelaku mimpi sebagai anak yang cenderung suka cemas tanpa alasan yang logis. Hal itu menimbulkan kecenderungan suka memikirkan hal yang sedih-sedih.
Mimpi malam, yang biasa disebut dengan "mimpi" saja (tanpa malam), merupakan "permainan imajinasi yang bahkan lebih bebas kontrol dan kritik daripada mimpi siang hari". Tak kurang ada tiga ciri penting pada mimpi malam. Pertama, citra dan rasa tampil dalam bentuk yang kacau. Di dalamnya nyaris tidak ada keteraturan, dan bukan tidak mungkin terjadi kontradiksi. Kita bisa melihat seekor burung beo berubah jadi burung gagak atau manusia berubah jadi binatang. Kedua, adegan dan gambar yang tampak dalam tidur diterima sebagai "nyata" selama mimpi itu berlangsung. Ketiga, mimpi sering tampil di balik topeng, tersamar. Berbagai objek dalam pengalaman sehari-hari mengambil bentuk yang samar-samar dan menjadi simbol bagi hal lain.
Pertanyaannya kemudian, mengapa orang bermimpi? Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya mimpi? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita pakai teori mimpi dari psikolog, pakar hipnosis sekaligus pakar psikoanalisis ternama, Dr. Sigmund Freud. Menurut Freud, mimpi itu untuk memenuhi keinginan, motif, dan hasrat yang tidak bisa dipenuhi dalam kondisi nyata ketika kita terjaga. Kita punya banyak keinginan dan sering "mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terpenuhi".