Intisari Plus - Raja Siam, Ananda Mahidol ditemukan tewas di istananya, Istana Bahompiman. Beberapa menyatakan bahwa sang raja tewas dalam kecelakaan, padahal kondisinya diduga tewas karena dibunuh. Padahal, tidak seorang pun yang diperkenankan menyentuh raja sedikitpun, membuat kematiannya berbuntut misteri.
----------------------------
Suatu pagi di bulan Juni 1946, sambil sarapan saya membaca Koran The Times. ' Ada sebuah berita menarik dari Associated Press di Bangkok. Tanggal 9 Juni, Raja Siam yang masih muda, Ananda Mahidol, ditemukan meninggal di tempat tidurnya di Istana Barompiman dengan luka bekas peluru di kepalanya. la ditemukan dalam keadaan ini oleh seorang pelayan menjelang tengah hari. Kepala kepolisian dan para direktur RS Chulnlongkorn segera dipanggil ke istana dan mereka kemudian menyatakan raja wafat akibat kecelakaan. Orang-orang yang berduka bergerombol diam-diam di luar istana. Kebanyakan di antara mereka baru mengetahui raja wafat setelah mendengar siaran resmi dari radio pukul 07.00
Tentu saja pada saat itu saya tidak pernah berpikir akan terlibat di dalamnya. Saya juga tidak tahu bahwa pernyataan "meninggal karena kecelakaan" cuma usaha pemerintah untuk menutupi kejadian sebenarnya. Apa pun yang dikeluarkan dalam pernyataan resmi, kepala kepolisian dan para dokter semestinya mengetahui bahwa ini kasus pembunuhan.
Raja-raja Siam dari dinasti Chakri sudah memerintah negara ini selama tujuh abad. Tidak seorang pun dari rakyatnya diperkenankan menyentuh raja atau membelakanginya. Mereka juga bahkan tidak boleh bertumpang kaki pada saat raja hadir. Raja dianggap seperti dewa. Membunuhnya bukan berarti melakukan kejahatan membunuh raja, tetapi membunuh dewa. Namun dalam kenyataan, dari 33 raja sepertiganya dibunuh atau tewas di tangan saingannya. Menjadi dewa hidup rupanya bukan jaminan untuk terlindung dari pembunuhan.
"Raja menembak diri!"
Ananda diangkat menjadi Rama VIII pada tahun 1935. Ketika itu umurnya 10 tahun. la menggantikan ayahnya, Mahidol atau Raja Rama VII yang memakzulkan diri. Dalam PD II pada saat pemerintah Thai tunduk pada Jepang tetapi diam-diam terus berhubungan dengan Amerika, ia tinggal di Swiss. la kembali ke negaranya sebagai pemuda yang cerdas berumur 21 tahun.