Find Us On Social Media :

Almarhum Menuntut Keadilan

By H Ashton-Wolfe, Jumat, 28 Januari 2022 | 19:56 WIB

Sebuah upacara pemanggilan arwah, malah membuat seseorang terbunuh.

Medium segera "kerasukan roh" dan dalam kegelapan terdengar suara yang parau seperti orang mendengkur. Sesaat kemudian dari sudut ruangan bergema suara keras tajam yang berteriak, "Rafael Cortez, Rafael Cortez."

"Lafalnya jelas bukan lafal Prancis, terutama 'o'-nya," demikian Madame Lafargue.

Sebentar suasana sunyi senyap. "Saya kira itulah roh ', yang datang. Baru saja saya mau mengajukan pertanyaan kepadanya, tiba-tiba tangan saya yang memegang Janos diguncang-guncangkan."

"Lalu menyusul kalimat-kalimat menggeledek, saya kira bahasa Sapnyol. Saya tak dapat menangkap artinya. Yang jelas nadanya mengancam dan penuh sorak kemenangan. Setelah sorak berhenti saya melihat sinar hijau lemah di atas meja. Pada saat itu juga Janos menggeram kesakitan. Saya dengar kursinya terbentur meja sebelum orangnya jatuh terkapar di lantai."

"Semua hadirin berteriak-teriak ketakutan. 'Lampu, lampu, lekas!' teriak seseorang. Sebelum saya mencapai tombol lampu, ternyata telah ada orang lain yang berhasil mencapainya lebih dahulu. Setelah lampu menyala, jelaslah apa yang terjadi."

Cerita Madame Lafargue ini dibenarkan oleh hadirin lainnya.

Polisi diintip

Mengenai medium Paul Canette, setelah sadar kembali ia menyatakan bahwa selama terjadi keributan ia sendiri dalam keadaan trance, seperti kesurupan roh sebagaimana terjadi pada seorang medium. Dalam keadaan itu ia hanya merasa samar-samar akan apa yang sedang terjadi. Tepatnya apa, ia tak tahu.

Canette gemetar ketakutan, hampir seperti orang histeris. Dokter menyatakan bahwa jiwanya menderita guncangan hebat. Maka dokter menganggap perlu menugaskan seorang perawat untuk menjaganya bersama seorang polisi.

Setelah mengambil sidik jari dan membuat foto dari setiap hadirin, polisi meninggalkan Vila Plaisance. Hari berikutnya pemeriksaan di laboratorium memberikan data-data lebih lanjut. Pada tangkai pisau belati memang terdapat bekas jari, satu saja.