Find Us On Social Media :

Almarhum Menuntut Keadilan

By H Ashton-Wolfe, Jumat, 28 Januari 2022 | 19:56 WIB

Sebuah upacara pemanggilan arwah, malah membuat seseorang terbunuh.

Ini semua cocok dengan cara seance dilangsungkan. Para hadirin saling berpegangan dengan jari kelingkingnya. Dua orang yang duduk di samping medium memegang yang terakhir ini dengan tangannya yang satu. Maka mereka juga hanya meninggalkan bekas satu tangan.Kurt Janos jelas ditikam dari depan. Tetapi menurut polisi, tak mungkin perbuatan ini dilakukan oleh hadirin yang duduk berhadapan dengannya. Sebab meja bundar itu bergaris tengah 1,5 m. Kini mayat korban diperiksa dengan teliti. Bertillon terkejut. Tepat pada bagian tengah kemeja putih korban nampak bekas tangan berdarah dengan jari-jari yang dikembangkan.Seolah-olah pembunuh sengaja hendak meninggalkan petunjuk tentang identitasnya.

Bekas tangan berdarah ini menimbulkan teka-teki bagi polisi. Sebab, menurut laporan, belum lagi satu menit setelah korban jatuh, lampu-lampu sudah dinyalakan. Dalam waktu sesingkat itu di ruangan yang gelap gulita, bagaimana mungkin seseorang dapat membuat tanda bekas itu, tepat di tengah kemeja?

Bekas itu merah darah. Tetapi pada saat korban ditikam, darah belum mengalir di atas permadani. Bekas-bekas darah di atas meja juga sama sekali belum disentuh orang. Apalagi berkat kesigapan tindakan Madame Lafargue, para hadirin tak sempat meninggalkan ruangan untuk mencuci tangan mereka. Polisi melihat sendiri bahwa tak seorang pun di antara mereka yang tangannya berlumuran darah.

Bertillon selanjutnya memeriksa letak pisau belati. Jelas bahwa senjata tajam itu ditusukkan dari atas, menyerong ke bawah. Belati segera dikirim ke laboratorium untuk diperiksa, apakah ada bekas-bekas sidik jarinya. Bagian kemeja yang ada bekas tangan berdarah digunting dan juga dikirim ke laboratorium guna pemeriksaan.

Sinar hijau lemah di atas meja

Menyusul kini penyelidikan atas semua hadirin pada seance di Vila Plaisance. Keterangan yang diperoleh adalah sebagai berikut. Madame Lafargue terkenal sebagai seorang wanita yang mempunyai minat besar terhadap masalah-masalah psikologi.

la mengundang beberapa sahabat dan kenalannya untuk menghadiri seance di Vila Plaisance untuk menguji medium Canette.

Ketika untuk pertama kalinya datang di Paris,' Canette menarik perhatian besar kalangan orang-orang yang percaya kepada spiritisme, tetapi beberapa kali kemudian ia terlibat dalam penipuan, sehingga pengaruhnya berkurang. Namun masih ada juga orang yang percaya kepadanya. Dalam surat-surat kabar terjadi perdebatan mengenai dia. Sementara orang masih percaya akan kemampuannya sebagai medium sekalipun ia kadang-kadang menipu.

Tujuan Madame Lafargue dengan seance-nya adalah menyelidiki dan menentukan sejauh mana Canette bisa dipercaya.

Canette setuju. Hanya saja ia minta agar seance itu dihadiri oleh wartawan, yang diundang oleh medium untuk menyaksikan seance, kemudian membuat laporan. Dialah Kurt Jonas, seorang reporter majalah "spiritisme".Madame Lafargue berusaha mencegah segala kemungkinan penipuan. Dia sendirilah bersama Janos yang mengikat Canette pada kursinya. Dia pulalah yang memadamkan lampu untuk kemudian duduk di samping Janos.