Find Us On Social Media :

Dua Permadi Tewas di Luar Pentas

By Intisari Plus, Senin, 12 Desember 2022 | 09:03 WIB

Dua Permadi Tewas di Luar Pentas

Iptu Subroto tidak melihat tanda-tanda perampokan atau percobaan perkosaan. Semua benda di rumah itu utuh. Di meja samping tempat tidur terdapat piring berisi buah-buahan dan tiga bungkus obat resep dokter dari sebuah apotek di Kartosuro. Dokter Simon yang datang dengan paramedis langsung memeriksa korban.

“Sebenarnya semua tusukan itu tidak begitu membahayakan. Korban tewas karena kehabisan darah. Ada dua kemungkinan. Si pembunuh tidak profesional atau korban pintar menghindar,” ujar dokter kepolisian itu.

“Melihat posisi dan luka korban, semuanya ada di bagian kanan tubuh. Sedangkan pelaku tentunya ada di kanan tempat tidur, karena bagian kiri dan kepala ranjang mepet tembok. Saya duga, si pelaku kidal,” ujar dokter berperawakan langsing itu.

“Kira-kira kapan peristiwa ini terjadi, Dok?”

“Melihat darah sudah membeku, kira-kira lewat tengah malam.”

“Mungkinkah korban mengenali penyerangnya, Dok?”

“Mungkin saja, tetapi....,” katanya sambil mengambil kantung obat. “CTM 4 mg ini membuat korban terlelap. Begitu masuk kamar yang tak terkunci, pelaku leluasa bertindak.”

Iptu Subroto, keluar kamar menghampiri kerumunan orang. “Siapa yang pertama kali menemukan korban?” serunya.

“Saya, Pak! Saya Suparmi, pembantu Mbak Endang,” sahut seorang wanita muda dengan suara gugup.

Di ruang tamu Suparmi bercerita, “Biasanya Mbak Endang minta dibangunkan pukul lima, untuk jalan pagi atau bersepeda. Kamar tidurnya memang tidak pernah dikunci. Begitu melihat Mbak Endang berlumuran darah dan tempat tidurnya awut-awutan, saya panik dan langsung berteriak.”