array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3725983"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(111) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2023/04/06/perampok-dikira-pemain-filmjpg-20230406072101.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(5) "Ade S"
          ["photo"]=>
          string(54) "http://asset-a.grid.id/photo/2019/01/16/2423765631.png"
          ["id"]=>
          int(8011)
          ["email"]=>
          string(22) "ade.intisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(143) "Di London tahun 70-an, perampokan bank merajalela. Polisi sempat kewalahan untuk menangkap sekelompok perampok yang seakan tidak tersentuh itu."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (8) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["show"]=>
        int(1)
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(111) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2023/04/06/perampok-dikira-pemain-filmjpg-20230406072101.jpg"
      ["title"]=>
      string(27) "Perampok Dikira Pemain Film"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2023-04-06 19:21:13"
      ["content"]=>
      string(33836) "

Intisari Plus - Di London tahun 70-an, perampokan bank merajalela. Polisi sempat kewalahan untuk menangkap sekelompok perampok yang seakan tidak tersentuh itu.

----------

Suatu sore di bulan Maret 1969. Enam orang pria minum-minum di ruang dalam Cabin Club di Paddington, London. Seorang di antaranya ialah pemilik klub itu. Pria berumur 33 tahun itu bernama Derek Crichton Smalls, tetapi teman-temannya menyebutnya Bertie.

Lima orang lagi ialah Johnny Richards atau Vodka Johnny, Tony Edlin, Micky Green, Jimmy Jeffrey dan Lenny Jones. Mereka menunggu orang ketujuh. la datang mengenakan sweater polo dan jeans tambalan. Orangnya kurus, kepalanya hampir botak dan matanya berkedip-kedip senewen. Namanya Clem Eden, berumur 49 tahun.

Smalls memperkenalkannya kepada yang lain. Clem Eden petugas kebersihan dari Acme Cleaning Company yang dikontrak untuk membersihkan bank di no 63-66 Hatton Garden, E.C.1. setiap pagi. Pukul 06.30 ia sudah muncul di tempat tugasnya. Centeng tempat itu yang tinggal di tingkat atas akan turun mematikan alarm dan menyuruhnya masuk. Lalu Clem Eden dibiarkan sendirian membersihkan bank itu selama dua jam, yaitu sebelum pegawai-pegawai datang.

Walaupun sendirian, ia tidak bisa mencomot uang dan barang-barang berharga, sebab semuanya ditaruh di lemari-lemari besi yang terletak di ruang besi di basemen. Semuanya dilindungi sistem alarm yang sangat baik. Sedangkan lantai pertama merupakan ruang-ruang tempat administrasi.

Tadi pagi, pukul 06.30 Smalls pergi melihat-lihat ke bank milik Raw Bros Ltd itu. Ia mengenakan setelan bagus seperti yang dipakai orang-orang bisnis dari City of London. Clem membukakan pintu baginya lalu menunjukkan peti besi di belakang loket, ruang-ruang kerja yang masih kosong, basemen, alarm dsb. Sepuluh menit kemudian, Smalls sudah keluar lagi dari bank itu.

Clem berjanji akan memasukkan teman-teman Smalls supaya mereka bisa merampok bank.

 

Tukang pos terlambat datang

Clem juga memberi keterangan bahwa selain uang kontan, di bank itu disimpan pula perhiasan dan batu-batu berharga. “Wah, mendingan duit,” kata Micky Green. “Perhiasan cuma laku dijual seperempat dari nilainya.”

Dari Clem juga diketahui bahwa karyawan bank ada 14 orang. Mereka datang pukul 09.00, sedangkan tukang pos datang pukul 08.30.

“Kami datang besok,” kata Jeffrey. Rencananya Clem akan membiarkan pintu depan tidak terkunci.

“Masuk saja tenang-tenang,” pesan Clem. “Kalau ada orang melihat di jalan, mereka tidak akan tahu kemana tujuan kalian.” Di gedung bertingkat tujuh memang ada kantor-kantor lain.

“Kita perlu senjata,” kata Tony Edlin. “Saya akan mengajak Ronnie Dark. Ia memiliki beberapa buah. Micky, kau bisa mengatur kendaraan?” 

“Beres!”

Tanggal 26 Maret 1969 udara cerah tetapi dingin sekali. Kadang-kadang salju yang terbawa angin berjatuhan. Jalan masih sepi ketika sebuah Ford Cortina dan sebuah Corsair diparkir di tempat parkir strategis yang tidak jauh dari bank. Tidak ada orang yang menaruh perhatian pada kedua mobil itu maupun pada penumpang-penumpangnya. Kemudian datang mobil ketiga. Jumlah penumpang ketiga mobil itu enam orang. Dua orang menunggu di mobil. Empat orang lagi: Bertie Smalls, Tony Edlin, Jimmy Jeffrey dan Ronnie Dark masuk ke gedung tempat Clem Eden bekerja. Mereka tidak datang berempat sekaligus, tetapi seorang-seorang.

Mereka berkumpul di WC wanita. Clem Eden terus membersihkan lantai. Mereka menunggu kedatangan tukang pos. Tetapi ia tidak datang-datang. Padahal rencananya Clem akan pura-pura disergap setelah tukang pos pergi lagi, yaitu pada saat ia akan menutup pintu. Tiga pegawai bank malah datang lebih awal dari biasa. Untung ketiga-tiganya pria, jadi mereka tidak masuk ke WC wanita.

Perampok-perampok jadi tegang menghadapi keadaan yang di luar perhitungan. Jeffrey ingin cepat-cepat pergi saja, tetapi Tony Edlin yang selalu tenang dan Bertie Smalls ingin tetap menjalankan rencana semula.

Pukul 08.45 tukang pos baru datang. Clem Eden harus membukakan pintu, menerima surat- surat yang diantarkan dan menandatangani tanda terima. Ketika melewati WC wanita, ia mengetuk pintu.

Beberapa saat setelah tukang pos pergi, dua pria berkedok dan bersenjata mengiringinya ke WC.

Di sini sudah menunggu dua orang lain yang mengikatnya dan menyumbat mulutnya. Kurir bank dan dua karyawan lain disergap ketika sedang duduk menghadapi meja mereka. Tidak ada yang memberi perlawanan berarti karena Jeffrey dan Dark bersenjata. Mereka diikat dan disumbat. Setiap datang karyawan lain, ia ditodong di pintu. Kalau berteriak kepalanya dipukul. Mereka diserahkan kepada Edlin yang menodong mereka sementara perampok lain mengikat mereka dan menyumbat mulut mereka. Semua dikumpulkan di sebuah sudut.

Seorang karyawan wanita bereaksi cepat di pintu. Ia mencoba berbalik dan berlari keluar, tetapi Jeffrey menyeretnya dan menyumpal mulutnya.

 

Ada kunci A, ada kunci B 

Kini para perampok menunggu kedatangan kepala bagian administrasi. Clem Eden sudah menjelaskan rupa orang ini. Ketika ia datang, ia diseret ke tengah ruangan kantor dan dimintai kunci. Dua perampok yang menunggu di luar kini sudah menyusul masuk.

Sambil menyerahkan kunci, kepala administrasi itu berkata: “Kunci ini tak berguna tanpa Mr. Crafter.”

“Siapa itu si Crafter?” 

“Salah seorang karyawan administrasi. Saya cuma memegang kunci-kunci A. Demi keamanan, satu orang saja tidak bisa membuka lemari besi. Crafter memegang kunci-kunci B.” 

“Ayo tunjukkan, yang mana si Crafter?”

“Ia belum datang”. 

Perampok-perampok ini menunggu sambil diam-diam menyumpahi Clem Eden karena tidak mengetahui kunci A dan kunci B.

Crafter datang terlambat karena kereta api yang ditumpanginya terhalang salju. Sebelum ia datang, muncul seorang karyawan lagi dan dua nasabah. Mereka juga diamankan. Ketika Crafter tiba, sudah ada 18 pria dan seorang wanita terikat tangan dan kakinya di lantai. Mulut mereka tersumbat. Dua orang bersenjata menodong mereka. Dua perampok lagi menunggu di belakang pintu, bersiap-siap menyergap orang yang masuk.

Smalls dan Edlin menodong kepala administrasi dan Crafter ke tempat alarm di kaki tangga. Alarm dimatikan agar tidak berbunyi. Lalu mereka diharuskan membuka lemari-lemari besi. Smalls, Jeffrey dan Edlin menyapu isinya. Semuanya dimasukkan ke dalam dua tas kanvas. Sementara itu kawan-kawan mereka merobohkan tiga nasabah yang baru masuk.

Ternyata isi lemari-lemari besi itu lebih banyak daripada yang mereka perkirakan. Tas mereka sudah gembung. Jadi mereka mengambil dua tas ekstra milik karyawan. Sedangkan kaleng-kaleng tempat uang mereka kepit di ketiak.

Mereka mendorong kedua tawanan mereka ke dalam ruang besi lalu berlari ke teman-temannya yang menunggu dengan tegang.

“Ayo kita pergi!” ajak Smalls. “Bersikap biasa saja agar dikira nasabah.”

Di belakang pintu, dengan punggung ke arah tawanan, mereka mencopot kedok mereka keluar seorang demi seorang setenang mungkin. Di jalan lalu lintas sudah ramai. Bis-bis menyesaki jalan dan mobil-mobil berderet menunggu lampu hijau.

 

Kasir tidak berteriak

Kasir kepala, Cyril Preston, berhasil melepaskan ikatannya ketika perampok-perampok sedang menguras isi lemari besi. Begitu semua perampok keluar, ia berdiri dan bergegas ke pintu. Salahnya ia tidak berteriak, melainkan cuma mengamat-amati mobil yang dipakai kabur oleh perampok-perampok itu. Ia mengingat-ingat nomor dan warna mobil itu. Setelah itu cepat dinyalakannya alarm.

Di St. Cross Street seorang wanita petugas parkir sedang mengisi surat denda untuk sebuah mobil Cortina yang masih tetap berada di situ walaupun sudah melewati waktu parkirnya. Ketika itu pukul 09.23. Empat pria yang membawa dua tas gembung dan sebuah kotak timah datang terburu-buru. Hampir saja ia terlanggar. Mereka masuk ke mobil itu.

“Hei, tunggu dulu! Saya belum selesai menulis,” katanya ketika mobil itu akan pergi.

“Kirimkan saja suratnya kepada kami,” kata pengemudi. 

Setelah mendengar berita perampokan bank, wanita itu melapor tetapi sayang ia tidak bisa menggambarkan dengan jelas bagaimana rupa perampok-perampok ini. 

Di rumah Vodka Johnny di Finchley, perampok-perampok memeriksa hasil yang mereka peroleh. Di dalam kotak-kotak kaleng dijumpai uang kontan 16.000 ponsterling. Selain itu mereka mendapat intan, zamrud, mirah, safir, yang menurut Rally Bros bernilai 400.000 ponsterling. Kebanyakan berupa batu yang belum dipotong. Tidak ada dari permata itu yang ditemukan kembali.

Kendaraan yang dilihat oleh kasir kepala ditemukan dalam keadaan kosong di London utara 10 hari kemudian. Kendaraan yang nomornya dicatat petugas parkir ditemukan di tempat lain tetapi di London utara juga pada hari perampokan. Keduanya mobil curian.

Clem Eden, petugas pembersih bank diperiksa dan diperiksa lagi. Apalagi karena diketahui ia pernah berurusan dengan polisi. Tetapi ia bersikeras bahwa ia disergap di pintu dan diikat seperti yang lain. Tidak ada orang yang membantah hal ini. Jadi ia dilepaskan. Clem Eden mendapat upah 10 ribu pounsterling dari para perampok, tetapi ini baru diketahui polisi setelah ia menghilang entah ke mana.

 

Ketagihan merampok

Tepat seperti yang diramalkan oleh Micky Green, batu-batu permata yang mereka peroleh cuma menghasilkan uang 100 ribu ponsterling. Perampok-perampok ini lantas berlibur ke luar negeri, membeli mobil bagus, berjudi, minum minuman keras dan bergaul dengan wanita-wanita bayaran. Uang yang diperoleh dengan mudah, mudah pula mengalir keluar. Beberapa bulan kemudian, uang mereka menipis. Kini mereka ketagihan merampok bank. Jadi mereka beraksi lagi. Bukan cuma sekali, tetapi berkali-kali. Komplotan mereka tidak selalu sama anggotanya, tetapi bisa berganti-ganti. Sekali dua kali mereka gagal, tetapi umumnya berhasil.

Awal 1970 Criminal Investigation Department (CID) dan Scotland Yard menaruh perhatian pada Derek Crichton (Bertie) Smalls, yang sudah berkali-kali berurusan dengan polisi tetapi untuk perkara-perkara kelas teri. la tinggal dengan Diana Whates di Selsdon, Surrey. Walaupun tidak menikah resmi mereka mempunyai tiga orang anak. Mereka hidup agak lebih mewah daripada yang wajar bisa mereka peroleh. Tetapi Smalls selalu mempunyai alasan yang masuk di akal. Bukankah ia mempunyai klub di Paddington dan ia juga mengaku mempunyai usaha-usaha lain.

Bulan Agustus 1970 Ny. Smalls membawa anak-anaknya berlibur ke Bournemouth. Ia mengaku bernama Ny. Johns. Ia disertai dua orang pria, Danny Allpress yang memakai nama samaran Teale dan Donald Barrett. Allpress ini seorang penjual mobil berumur 20-an. Rumah dan mobilnya jauh lebih bagus daripada milik pemuda-pemuda sebaya.

Beberapa hari kemudian Bertie Smalls menyusul. Mereka piknik ke mana-mana, tetapi juga menemui seorang perampok aktif yang dikenal polisi, Robert King.

Tanggal 2 Februari 1971 pria bertopeng merampok Lloyds Bank di Pool Hill. Salah satu senjata penjahat meletus terlalu dini sehingga mereka cuma keburu menyambar 2.226 ponsterling. Mereka bisa kabur. Tetapi mobil yang mereka tinggalkan menuntun polisi ke alamat Ny. Smalls. Ia ditahan dengan tuduhan berkomplot melakukan perampokan. Daniel Teale (Allpress) tidak bisa ditemukan, sedangkan Smalls dijumpai sedang tenang-tenang berada di rumahnya di Selsdon. Ia menyangkal pergi ke Bournemouth dan polisi tidak bisa membuktikannya. Dua perampok lain: Barrett dan King, berhasil diseret ke pengadilan. Barrett dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. King dan Ny. Smalls lolos dari hukuman. Mereka dinyatakan tidak bersalah.

Sementara itu perampokan bank terus terjadi dengan selang waktu yang singkat. Polisi seakan-akan mengejar bayangan yang tidak bisa disentuh. Padahal banyak di antara polisi ini yang jujur dan bekerja keras.

Tahun 1972 Scotland Yard menyimpulkan bahwa komplotan perampok bank ini mempunyai dua atau empat pemimpin. Mereka tidak membentuk grup tetap, biasanya beroperasi dengan bantuan orang dalam. Sebelum melakukan perampokan, mereka mengadakan pengamatan dulu selama berminggu-minggu.

Diketahui juga bahwa beberapa hari sebelum perampokan mereka akan mencuri dulu beberapa mobil: pick-up tertutup untuk melakukan perampokan dan sedan untuk melarikan diri. Hasil rampokan ditaruh dulu di satu tempat milik teman lain bersama senjata-senjata dan baru dibagi kalau keadaan sudah aman.

Scotland Yard mengawasi langganan-langganan polisi yang tiba-tiba jadi kaya atau mudah mengeluarkan uang banyak. Tetapi awal tahun 70-an itu kredit mudah didapat, uang “murah”, sehingga banyak orang bisa hidup lebih mewah daripada penghasilannya berkat pinjaman dari bank.

Selain itu diketahui pula perampok tidak mau memilih teman kelas teri yang mudah disuap polisi. Mereka mencari teman yang bisa diandalkan dan yang terlibat penuh. Orang yang tidak memenuhi standar tidak akan dipakai lagi dan ia diperingatkan agar jangan buka mulut. Kalau buka mulut tahu sendiri akibatnya.

 

Perampok dikira pemain film

Tanggal 22 Mei 1972, sesaat sebelum perampokan Westminster Bank di Palmers Green, Ny. Irene Harrington kembali ke kantornya setelah makan siang. Di Lightcliffe Road, ia melihat sebuah Ford diparkir. Empat penumpangnya berkacamata hitam dan berpakaian santai. Karena merasa aneh melihat empat penumpang berkacamata itu, ia mengira mereka sedang main film. Waktu ia melewati mobil itu seorang pria menyeberangi jalan dan membungkuk ke jendela mobil untuk berbicara dengan pengemudi.

Baru saja Ny. Harrington masuk ke kantornya, ia mendengar alarm berbunyi sehingga ia berlari lagi keluar. Di muka bank dilihatnya sebuah mobil kosong. Mobil itu Ford yang tadi dilihatnya di Lightcliffe Road. la melapor kepada polisi bahwa ia ingat wajah orang yang datang ke mobil untuk berbicara dengan pengemudi. Polisi mengundang Ny. Harrington ke Scotland Yard untuk melihat beberapa foto. Ia langsung menunjuk pada foto Derek Crichton Smalls.

Tiga hari sebelumnya seorang detektif pelabuhan udara melewati bank di Palmers Green. la melihat sebuah Jaguar merah berhenti. Dua penumpangnya masuk ke bank, keluar lagi lalu pergi dengan mobilnya. la curiga dan melaporkan peristiwa ini ke polisi. Dari nomor mobil diketahui bahwa Jaguar ini milik Smalls.

Tanggal 26 Mei 1972 Detektif Inspektur Fitzgerald datang ke rumah Smalls. Kata Ny. Smalls suaminya tidak ada di rumah. Rumah itu digeladah. Tidak ditemukan bukti yang bisa menunjukkan bahwa Smalls terlibat perampokan di Palmers Green.

Tiga hari kemudian Smalls menelepon polisi untuk bertanya mengapa polisi ingin bertemu dengannya. Polisi menjawab mereka ingin meminta bantuan Smalls dalam penyelidikan mengenai perampokan di Palmers Green. Smalls berjanji akan datang keesokan harinya dengan pengacaranya. Tetapi ia tidak muncul. Ia juga tidak pulang ke rumahnya. Istrinya menjawab ia tidak tahu suaminya pergi ke mana. Mungkin meninggalkan dia untuk selama-lamanya, katanya. Polisi menganggap ini tidak mungkin karena suami-istri ini dianggap saling menyayangi walaupun tidak menikah secara hukum. Lagi pula Smalls termasuk orang yang senang berada dekat keluarganya.

 

Polisi ganti taktik

Tanggal 10 Agustus 1972 Barclays Bank dirampok. 123.000 ponsterling uang kontan amblas. 

Scotland Yard mengadakan rapat. Semua chief superintendent (inspektur kepala) dan pimpinan-pimpinan dipanggil. Dalam dua tahun terakhir ini terjadi 58 kali perampokan besar yang menyebabkan kehilangan uang lebih dari 3 juta ponsterling, tetapi polisi cuma berhasil menahan setengah lusin pelaku penting.

Memang betul mereka sering menemukan orang yang dicurigai, tetapi orang-orang ini harus dilepaskan kembali karena tidak cukup bukti. Pokoknya Scotland Yard menghadapi kegagalan. Kini perampokan Barclays Bank di Wembley harus menjadi perampokan yang terakhir! Mereka mengganti sistem yang mereka pakai. Kini mereka membuat daftar nama bekas langganan polisi yang saat ini ada di luar penjara dan berpotensi melakukan kejahatan jenis ini.

Di antara nama-nama yang dianggap mempunyai potensi itu terdapat: 

Terkaan Scotland Yard benar. Brian Turner dan Bruce Brown termasuk perampok-perampok yang ikut menguras Barclays Bank di Wembley. Yang lain ialah: Bertie Smalls, Danny Allpress, Lenny Jones, Jimmy Wilkinson dan Brian Reynolds. Mereka dibantu karyawan bank itu, bernama Tony Holt.

Hasil rampokan mereka taruh dulu di rumah seorang wanita Jamaika bernama Maria Mercedes Dadd, yaitu pacar seorang teman mereka, Philip Morris, yang juga perampok.

Polisi memilih Brain Turner, Bruce Brown dan Bertie Smalls sebagai orang-orang yang mereka amat-amati. Mereka datang ke rumah Smalls di Selsdon ternyata Smalls belum kembali. Tetangga-tetangga sudah berbulan-bulan tidak melihatnya.

Turner didatangi di Heston. Kata orang-orang di sekitar tempat tinggalnya, ia sedang berlibur sendirian di Spanyol. Anak istrinya tidak diajak.

 

Gara-gara dua kunci yang tidak cocok 

Rumah Bruce Brown di Radlett didatangi juga. Tanggal 20 Agustus ia diketahui main golf. Brown ketua perkumpulan golf setempat. Suratnya kepada sekretaris perkumpulan diposkan di Heston tanggal 23 Agustus. Mobilnya juga ada di garasi. Tetapi rumahnya sepi. Kata tetangganya Ny. Brown dan anak-anaknya pergi berlibur ke Wales. Menurut Ny. Brown sebelum berangkat, suaminya akan menyusul beberapa hari lagi.

Polisi mengamat-amati rumah Brown yang terawat dan bagus. Detektif Inspektur Wilding merasa curiga. Tanggal 30 Agustus polisi mengepung tempat itu. Dengan membawa surat perintah penggeledahan, Wilding mengetuk pintu. Tidak ada jawaban. Ia meminta seorang tetangga menjadi saksi, lalu ia menjebol jendela belakang. Di dalam tidak ada orang. Tetapi ia belum puas. Polisi memeriksa juga loteng rumah. Bruce Brown ditemukan di belakang tangki air, memakai piama dan tampak gugup.

Ia menyangkal semua tuduhan. Rumah itu digeladah. Tidak ditemukan hal yang mencurigakan, kecuali di rencengan kuncinya terdapat dua kunci yang tidak cocok dengan lubang kunci manapun di rumah itu. Brown mengaku sudah lupa kunci apa ini. Memang banyak orang yang tidak segera membuang kunci-kunci yang sudah tidak berguna lagi. Tetapi Wilding masih penasaran. la ingat Brown ini ketua perkumpulan golf setempat. Jadi ia pergi ke gedung perkumpulan. Sebuah kunci cocok dengan kotak tempat Brown menyimpan alat-alat golfnya. Di dasar tas golfnya ditemukan sebuah kunci lain yang memakai label: “safe deposit”.

Di London Safe Deposit Company, Wilding membuka kotak deposit Brown. Di dalamnya ada uang kontan 14.940 ponsterling. Di antaranya ada yang diberi tanda oleh kasir-kasir Barclays Bank.

Scotland Yard jadi terbangkit semangatnya. Tetapi ini baru langkah permulaan. Tidak diketahui apakah Brown ini organisator perampokan ataukah salah seorang kakapnya atau mungkin cuma teri saja. Sesuai dengan saran pengacaranya, Brown tutup mulut.

 

Mercedes mengaku ikut merampok 

Polisi menyusun “Wembley Bank Squad”, pasukan yang terdiri dari 30 orang. Mereka mempelajari kembali setiap perampokan yang terjadi pada tahun terakhir. Mereka memperhatikan kesamaan gaya, lokasi, acara perampokan dan sebagainya. Setiap penjahat yang dicurigai kini diawasi. Mereka juga mendapat peralatan modern: helikopter dan teropong yang kuat. Mereka mempergunakan foto-foto dan alat perekam suara.

Kecurigaan polisi jatuh pada Maria Mercedes Dadd. Ia pernah tampak bersama salah seorang tersangka. Ketika apartemennya digeledah, ditemukan kantong uang seperti yang dipergunakan waktu merampok, gelang-gelang karet pengikat uang dan sebuah radio mahal yang gelombangnya disetel polisi pada gelombang radio.

Maria Mercedes Dadd mengaku ikut ambil bagian dalam perampokan tetapi tidak mau menyebut nama kawan-kawannya. Sementara itu ipar Bruce Brown sudah ditangkap karena menyimpan barang rampokan.

Forensik mengungkapkan lebih banyak bukti. Debu dan sampel lain dari rumah Bruce Brown ternyata cocok dengan yang didapat dari pick up yang dipakai merampok dan juga dengan debu dan sampel lain yang didapat di bank pada tanggal 10 Agustus 1972.

Turner dan Smalls dicari dengan bantuan Interpol. Diduga mereka kabur ke luar negeri. Bertie Smalls yang tadinya dianggap kurang penting kini diperkirakan sedikitnya sudah ikut dalam enam perampokan.

Koran-koran membuat foto Turner dan berita tentang dirinya. Ternyata seperti Brown, ia juga dianggap orang baik-baik oleh tetangga-tetangganya.

Empat bulan berlalu. Kedua buruan ini belum berhasil diketahui jejaknya. Diduga sudah kembali ke Inggis dan memakai nama palsu.

 

Ia baru turun dari ranjang 

Polisi menghubungi siapa saja yang kira-kira tahu tentang Smalls. Smalls pernah mempunyai pengasuh anak-anak. Gadis ini berhasil dicari polisi. Sudah bertahun-tahun ia tidak bertemu Smalls. Tetapi ia mendengar dari temannya dan temannya itu mendengar dari teman pula, bahwa Smalls kini menyembunyikan diri di rumah saudaranya, Kelvin Smalls di Rushden, Northamptonshire.

Tanggal 23 Desember 1972 pagi polisi setempat dan beberapa detektif dari Scotland Yard mengurung rumah Kevin Smalls. Dari jendela tampak pohon Natal dan ruangan yang sudah dihias. Bertie Smalls ditemukan baru turun dari ranjang. Mula-mula ia mengaku bernama Bluff. Tetapi polisi tidak berhasil dikibuli.

Dalam perjalanan ke London, Smalls menawarkan kesediaannya membantu polisi dengan memberi keterangan lengkap mengenai perampok-perampok bank. Tetapi sebagai imbalan ia minta dibebaskan. Polisi memperingatkan: ia bisa dibunuh komplotan perampok. Tetapi Smalls menjawab: “Saya akan pergi tanpa mereka bisa mencari jejak saya.”

Polisi jadi bingung. Kalau menerima tawaran Smalls, maka mereka akan bisa menggulung komplotan yang sulit sekali dibongkar ini. Tetapi apakah Smalls pantas dibiarkan bebas? Akhirnya polisi menerima tawaran Smalls, demi kepentingan umum. Tetapi dengan syarat: kalau Smalls ternyata ketahuan pernah membunuh, ia tidak jadi dibebaskan. Kontrak ditandatangani bulan Maret 1973.

Smalls memberi keterangan lengkap. Tentu tidak semua keterangannya dipercaya polisi begitu saja, tetapi dicek dulu. Ternyata hasil keterangan ini menakjubkan. Polisi pun bergerak dengan cepat sekali. Dalam waktu singkat 17 perampok kelas tinggi disekap di penjara Brixton di Lambeth. Sembilan lagi dikenakan tahanan luar dengan uang jaminan. Tetapi penjara itu kurang ketat penjagaannya.

 

Sipir ditodong pisau sabun

Tanggal 30 Mei 1973 dua mobil Ford Escort sewaan diparkir ± 1,5 km dari penjara. Keduanya ditinggalkan dengan kunci tetap tertancap dan tanki bensin penuh. Setirnya ditutupi dengan koran supaya mudah dikenali.

Pukul 10 pagi sebuah Ford Transit sewaan ditinggal di Lyham Road, tidak jauh dari gerbang penjara. Pukul 10.30 sebuah truk sampah seperti biasa diperkenankan masuk dari pintu belakang penjara lalu petugas-petugasnya mulai melakukan pekerjaan mereka. Pukul 10.50 seorang sipir ditodong sehingga menyerahkan kunci kepada Bruce Brown, Philip Marris dan seorang lain. Padahal pistol yang dipakai menodong dibuat dari sabun, dihitamkan dengan semir sepatu dan diberi kertas timah. Bukan cuma perampok-perampok yang kabur tetapi juga banyak penghuni lain. Mereka berebut naik ke truk sampah yang direbut perampok dari petugas kebersihan. Truk itu ditubrukkan ke gerbang kayu sampai terbuka. Sementara itu alarm meraung-raung. Mereka dikejar penjaga-penjaga penjara ketika berlari meninggalkan truk ke Lyham Road. Terjadi baku hantam. Brown dan teman-temannya kabur ke arah mobil yang disediakan oleh teman-teman mereka. Mereka dikejar polisi dengan anjing dan helikopter. Akhirnya semua tertangkap kembali, kecuali dua orang (yang tidak termasuk komplotan mereka). 12 penjaga penjara luka-luka dan Brown masuk ke rumah sakit karena diperkirakan tengkoraknya retak. Polisi merahasiakan nama rumah sakit itu karena khawatir teman-temannya akan menyerbu ke sana.

Tanggal 29 Juni 1973 Maria Mercedes Dadd dijatuhi hukuman 12 bulan penjara di Old Bailey. Tanggal 12 Juli Bertie Smalls muncul sebentar di Old Bailey untuk dinyatakan bebas. la dikata-katai dan diteriaki serta diancam 26 perampok bank yang hari itu digiring ke sana.

Penjagaan terhadap Smalls ketat. Inspektur-inspektur dikuntit oleh kawan-kawan penjahat untuk mengetahui di mana Smalls tinggal. Mereka juga dicoba untuk disuap dengan jumlah uang besar sekali dan bahkan diancam. Tetapi iman mereka teguh.

 

Teman main bridge yang kampungan 

Interpol masih belum berhasil menemukan jejak Brian Turner yang merupakan salah seorang pemimpin perampok. Ketika itu di dekat Malaga di Spanyol, ada istri seorang perwira purnawirawan Inggris yang senang sekali bermain bridge di klub El Candado. Pada bulan-bulan terakhir ini pasangan mainnya seorang pria bernama Barry Thomas yang berumur 30-an. Pakaian pria ini kampungan dan aksennya pun menunjukkan ia bukan berasal dari sekolah yang baik. Tetapi ia pemain bridge kelas satu dan partner main yang menyenangkan. Artinya yang tidak marah-marah kalau kalah.

Wanita itu, Ny. Jean Mathers agak heran juga mengetahui pria itu tidak bekerja. Ia terlalu muda untuk menjadi pensiunan. Suatu kali, dalam percakapan pria itu menyebut “Folly Close”, dua kata yang mengingatkan Ny. Mathers pada berita-berita di koran awal tahun ini, yaitu mengenai pria yang sedang dicari-cari Scotland Yard. Keesokan harinya ia menelpon Scotland Yard di Inggris.

Kebetulan ada dua petugas CID dari Scotland Yard yang sedang berada di Malaga. Mereka sedang membujuk petugas-petugas Spanyol untuk mengekstradisi seorang lain yang melakukan kejahatan di Inggris.

Kedua petugas ini ditelepon Scotland Yard dari Inggris. Mereka diminta menghubungi Ny. Mathers. Malam itu petugas-petugas ini datang ke El Candado ditemani 3 polisi Spanyol yang bersenjata. Mereka bersembunyi. Pemilik klub diminta menutup pintu-pintu belakang. Barry Thomas datang membawa seorang wanita muda. la ditahan. Ia memakai paspor Australia palsu.

Gembong lain, Tony Edlin, tertangkap di Glasgow. Di kota ini ia hidup sebagai orang baik-baik dengan nama samaran Weaver. Ia bertetangga dengan kepala polisi kota itu.

Sementara itu Bertie Smalls hidup berpindah-pindah untuk menghindari balas dendam dari rekan-rekan yang ia khianati. Ia digaji 25 pon seminggu oleh polisi. Anak-anaknya bersekolah dengan dikawal polisi. Diana Smalls hampir tidak tahan hidup dalam ketegangan.

 

Prestise Scotland Yard naik 

Pada saat itu jumlah perampok bank yang sudah ditahan ternyata lebih dari 150 orang. Selain Brown, Turner dan Edlin juga Wilkinson, Allpress, Reynolds, Holt, Morris, Jeffrey, Green, Richards, Jones, King, Dark dan perantara penadah permata bernama Kozak.

Bertie Smalls muncul sebagai saksi di pengadilan. Bruce Brown dan Brian Turner mendapat hukuman 21 tahun penjara. Philips Morris mendapat 20 tahun ditambah 17 tahun karena menyebabkan kematian seorang tukang susu. Jimmy Wilkinson dan Daniel Allpress mendapat 16 tahun penjara (Allpress masih mendapat tambahan lagi), Brian Reynolds 13 tahun, Anthony Holt (karyawan bank Barclays) 5 tahun. Sisanya juga mendapat hukuman sesuai dengan kesalahan masing-masing.

Bertie Smalls yang mungkin mempunyai simpanan di luar negeri kemudian menghilang bersama keluarganya. Polisi menduga, sebagai orang yang tidak pernah bekerja lurus tetapi biasa hidup enak tentu uang simpanannya akan habis. Setelah itu apa yang akan dilakukannya? Mereka khawatir ia akan kembali lagi ke jalan yang lama.

Kini Scotland Yard memiliki pasukan khusus untuk memerangi perampokan bank. Anggotanya 200 orang, paling besar di Eropa. Mereka dilengkapi dengan teknik modern.

Di London dan daerah sekitarnya perampokan bank melonjak sampai 65 kali dalam tahun 1972 saja. Pada tahun 1976 merosot menjadi 28 kali. Prestise Scotland Yard naik lagi.

(Great Cases of Scotland Yard)

Baca Juga: Horor di Mount Vernon

 

" ["url"]=> string(72) "https://plus.intisari.grid.id/read/553725983/perampok-dikira-pemain-film" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1680808873000) } } }