array(2) {
  [0]=>
  object(stdClass)#53 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3726801"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#54 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(112) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2023/03/31/intisari-plus-318-1990-76-dr-ja-20230331032227.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#55 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(5) "Ade S"
          ["photo"]=>
          string(54) "http://asset-a.grid.id/photo/2019/01/16/2423765631.png"
          ["id"]=>
          int(8011)
          ["email"]=>
          string(22) "ade.intisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(118) "Saat menangani kasus pembunuhan Thomas Medley, Asisten Komisaris Mercer dipaksa untuk bertemu dengan dr. Jan Czissar. "
      ["section"]=>
      object(stdClass)#56 (8) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["show"]=>
        int(1)
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(112) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2023/03/31/intisari-plus-318-1990-76-dr-ja-20230331032227.jpg"
      ["title"]=>
      string(36) "Dr. Jan Czissar, Mantan Polisi Praha"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2023-03-31 15:22:45"
      ["content"]=>
      string(22441) "

Intisari Plus - Saat menangani kasus pembunuhan Thomas Medley, Asisten Komisaris Mercer dipaksa untuk bertemu dengan dr. Jan Czissar. Mantan polisi Praha ini berniat untuk memberikan beberapa pendapat soal siapa pelaku pembunuhan orang kaya itu.

----------

Asisten Komisaris Mercer dari Scotland Yard melirik kartu nama yang ditaruh Sersan Flecker di depannya. Serta merta wajahnya menunjukkan rasa tidak senang. Kartu itu tidak ada alamatnya. Di situ cuma tertulis:

Dr. JAN CZISSAR

Dr. Jan Czissar adalah seorang pengungsi Ceko yang pernah menunjukkan prestasi menakjubkan di bagian penyidikan kriminal polisi Praha. Seminggu yang lalu ia sudah muncul di kantor Asisten Komisaris Mercer, dengan membawa surat perkenalan dari Sir Herbert yang berpengaruh di departemen dalam negeri.

Mercer sungguh tidak senang pada pertemuan seminggu yang lalu itu. Sekarang jelas sekali terbayang dari wajahnya bahwa ia sangat tidak berniat menemui dr. Czissar. Sersan Flecker bisa menangkap perasaan atasannya, jadi ia bertanya. 

“Saya bilang Anda sedang keluar, Pak?” 

Mercer memandang tajam, “Jangan, Sersan. Saya ada, tapi sedang sibuk,” katanya ketus.

 

Dipaksa menerima tamu

Setengah jam kemudian telepon Mercer berdering. 

“Sir Herbert dari departemen dalam negeri ingin berbicara dengan Anda, Pak,” kata operator.

Kemudian terdengar suara Sir Herbert, “Halo, Mercer?” Lalu tanpa menunggu jawaban, “Saya dengar Anda menolak bertemu dr. Czissar.” 

Mercer terhenyak, tetapi bisa menenangkan diri dan buru-buru menjawab, “Saya tidak menolak bertemu dengannya, Sir Herbert. Saya mengirim pesan bahwa saya terlalu sibuk untuk menemuinya.”

Sir Herbert mendengus. “Begini, Mercer. Saya kebetulan tahu bahwa dr. Czissarlah yang berhasil menunjukkan pembunuh-pembunuh Seabourne itu kepada Anda. Saya pribadi tidak menyalahkan Anda dan tidak akan berkata apa-apa kepada Komisaris. Anda ‘kan tidak bisa betul terus. Kebolehan Scotland Yard memang tidak bisa disangsikan. Namun Mercer, Anda dan rekan-rekan Anda mesti mau belajar sedikit dari pakar asing. Orang Ceko ini pandai. Lagi pula ia tidak mau publikasi. Ia tidak mengancam harga diri kalian. Ia berterima kasih kepada negara ini dan ingin sekali membantu. Mengapa tidak kita biarkan ia membantu? Kita ‘kan tidak mau kecemburuan profesional mengalangi kita?”

Mercer gondok sekali. Namun, dengan memaksa diri ia menjawab, “Bukan soal harga diri terancam atau kecemburuan profesional, Sir Herbert. Saat itu, seperti yang sudah diberitahukan kepada dr. Czissar, saya sedang sibuk. Kalau ia mau menulis surat untuk membuat perjanjian, dengan senang hati saya akan menemuinya.”

“Anda memang orang baik. Namun, kita ‘kan tidak mau birokrasi bertele-tele dengan mesti menulis surat segala. Ia ada di kantor saya sekarang. Saya akan mengirim dia ke tempat Anda. Ia ingin sekali berbicara dengan Anda perihal kasus Brock Park. Paling-paling ia hanya akan menyibukkan Anda beberapa menit.”

Mercer menaruh telepon dengan hati-hati, padahal sebenarnya ia ingin membanting benda itu. Cuma saja ia tahu, menuruti dorongan hatinya, telepon itu akan rusak berantakan.

Beberapa saat lamanya ia duduk saja seperti patung. Tiba-tiba ia mengangkat telepon, menghubungi Inspektur Cleat. 

“Cleat, ada Komisaris? .... Bagus. Tolong tanyakan apakah saya bisa bertemu beliau beberapa menit saja. Penting sekali, nih.”

Enak saja politikus macam Sir Herbert itu mengatur-atur orang lain! 

Lalu diambilnya berkas kasus Brock Park. Ia ingin tahu, apa sih yang bisa disumbangkan oleh orang Ceko itu. Brock Park ‘kan sudah jelas siapa pelaku kejahatannya.

 

Sakit perut dan kejang

Tiga tahun sebelumnya, Thomas Medley, seorang duda berumur 60 yang mempunyai dua orang anak yang sudah dewasa, menikahi Helena Merlin yang berumur 42 tahun. Sejak itu mereka berempat tinggal dalam sebuah rumah besar di pinggiran London, yang disebut Brock Park.

Medley yang berhasil mengumpulkan banyak harta, berhenti menjadi pengusaha beberapa waktu sebelum menikah untuk kedua kalinya. Sejak itu ia mencurahkan waktunya untuk berkebun.

Helena Merlin seorang pelukis pemandangan. Di Brock Park tersebar desas-desus bahwa lukisan-lukisannya berharga mahal. Dandanannya selalu menuruti mode dan anggun. Namun, para tetangga tidak senang kepadanya.

Harold Medley, putra Thomas, berumur 25 tahun dan masih mahasiswa kedokteran di London. Adiknya yang tiga tahun lebih muda, Janet, sangat berlawanan dengannya dan dengan ibu tiri mereka. Pakaiannya payah.

Pada bulan Oktober yang lalu Thomas Medley menderita sakit perut sehabis makan. Makanannya memang jenis makanan berat, padahal ia menderita pembengkakan hati dan sering sakit perut gara-gara gangguan pencernaan. Dokternya segera memberi obat yang biasa dan pada hari ketiga ia sudah merasa kesehatannya sangat membaik. Namun, pada hari keempat, kira-kira pukul 16.00, perutnya sakit hebat. Ia muntah-muntah tanpa henti dan otot-otot kakinya kejang.

Gejala-gejala itu tidak hilang selama tiga hari. Pada hari ketiga bahkan kejang hebat. Malamnya ia meninggal. Dokter memberi surat keterangan yang menyatakan kematian disebabkan penyakit perut gastroenteritis. 

Ternyata harta peninggalannya mencapai jumlah 110.000 ponsterling. Separuh untuk istrinya, separuh lagi dibagi dua untuk Harold dan Janet.

 

Istri melahirkan

Seminggu setelah kematian Medley, polisi menerima surat kaleng yang menyatakan Medley tewas diracuni. Setelah itu disusul oleh dua surat lain. Mereka juga mendapat informasi bahwa banyak penduduk Brock Park mendapat surat yang sama, sehingga menjadi bahan pergunjingan.

Jadi polisi menghubungi dokter Medley. Ia menegaskan bahwa pasiennya meninggal akibat gangguan perut yang disebut gastroenteritis. Namun, ia juga mengakui bahwa pada saat memberi keterangan itu tidak terpikir olehnya bahwa pasiennya mungkin saja diracun.

Dengan izin departemen dalam negeri, jenazah Medley digali untuk diautopsi. Di lambung tidak ditemukan racun apa pun, tetapi di hati, ginjal dan limpa ditemukan arsenik dalam jumlah yang menewaskan.

Dari penyidikan diketahui bahwa pada hari gejala-gejala keracunan timbul, Medley menyantap makan siang yang terdiri atas dada ayam, bayam dari kaleng dan sebutir kentang. Koki ikut makan bayam yang berasal dari kaleng yang sama, tetapi ia tidak menderita apa-apa.

Sesudah makan siang, Medley minum obat yang diberikan oleh dokter. Obat itu dicampur dengan air oleh putranya, Harold.

Dari seorang pelayan diketahui bahwa dua minggu sebelum Thomas Medley meninggal, Harold bertengkar dengan ayahnya gara-gara meminta uang 100 ponsterling dari ayahnya untuk membayar utang taruhan pacuan kuda. Penyidikan oleh polisi mengungkapkan Harold berdusta kepada ayahnya. Ia diam-diam sudah menikah dan uang yang dimintanya dari ayahnya itu bukanlah untuk melunasi utang judi, melainkan untuk ongkos istrinya melahirkan.

Sebagai mahasiswa kedokteran yang bertugas di rumah sakit, memperoleh arsenik bukan hal mustahil bagi Harold. Jadi rumah sakit pun diminta untuk meneliti apa betul mereka kehilangan arsenik. Sementara itu Harold Medley ditahan untuk dihadapkan ke pengadilan.

 

Orang aneh

Asisten Komisaris Mercer sudah bersiap-siap menghadapi dr. Czissar dengan kapak peperangan. Namun, ketika Czissar muncul di hadapannya, anehnya ia merasa lain.

Pria yang ia bayangkan seperti setan itu cuma pria berwajah pucat yang berkacamata tebal. Begitu masuk pintu, ia menghentakkan payungnya ke sisi tubuhnya, seakan-akan benda itu bedil dan berkata dengan suara keras, “Dr. Jan Czissar. Mantan polisi Praha. Siap.” Mercer hampir tersenyum.

Bukan menyerang, ia malah berkata, “Silakan duduk, Dokter. Maaf saya terlalu sibuk untuk menjumpai Anda tadi.”

“Anda baik sekali ....” jawab Czissar dengan polosnya. 

“Ah, tidak apa-apa. Saya dengar Anda ingin memuji kami untuk penanganan kasus Brock Park.” 

Dr. Czissar mengerjapkan matanya. “Oh, tidak, Asisten Komisaris Mercer,” katanya dengan cemas. “Saya memang ingin memuji, tapi rasanya sekarang terlalu dini. Bukannya saya tidak sopan, tetapi ....” 

“Kami akan menghukumnya, Dokter, jangan khawatir.” 

Dr. Czissar malah tambah cemas. “Oh, saya betul-betul khawatir. Soalnya, ... soalnya, ia tidak bersalah.”

Mercer berharap kegembiraannya tidak terlalu kentara mendengar kata-kata orang yang tampak naif itu.

“Anda tahu bukti-bukti yang menunjuk ke arahnya, dokter?” kata Mercer. 

“Saya menghadiri pemeriksaan resmi terhadapnya,” jawab Czissar dengan wajah suram. “Menurut keterangan medis di pemeriksaan itu, ditemukan arsenik di hati, ginjal dan limpa.”

Mercer mengangguk, seraya menambahkan, “Satu tiga perempat grain (1 grain = 0, 0648 g, Red). Berarti jumlah yang diberikan jauh lebih banyak dari itu.” 

Mata dr. Czissar bersinar. “Ya, jauh lebih banyak. Aneh bukan, begitu banyaknya ditemukan di ginjal.”

“Ah, apa anehnya.” 

“Begini, Pak Asisten Komisaris Mercer. Pemeriksaan mayat rasanya cuma melakukan tes arsenik saja, tidak mencari tahu lebih jauh arsenik bentuk apa yang ditemukan itu.” 

“Buat apa? Semua arsenik ‘kan racun yang mematikan. Lagi pula begitu terserap tubuh, ia berubah menjadi sulfat.”

“Begini Pak Asisten Komisaris. Biasanya autopsi yang lama tertunda ‘kan tidak bisa menemukan arsenik dalam bentuk apa yang dipakai meracuni si mati. Bisa arsenik oksida atau salah satu bentuk senyawa arsenat atau arsenit. Mungkin kopper arsenit, mungkin klorida, mungkin pula senyawa organik dari arsenik.”

“Betul!” 

“Tapi,” kata dr. Czissar pula, “jenis arsenik apa yang bisa kita temukan di rumah sakit?” 

Mercer mengatupkan bibirnya erat-erat. “Harold Medley bisa saja mengambil Salvarsan atau Neosalvarsan dari persediaan rumah sakit. Kedua-duanya ‘kan obat penting.” 

“Betul. Sangat berguna kalau dosisnya sepersepuluh gram, tapi sangat berbahaya kalau dosisnya lebih tinggi.”

 

Tidak mempan diusir

Lalu orang Ceko itu memandang ke langit-langit. “Pernahkah Anda melihat lukisan-lukisan Helena Merlin, Asisten Komisaris?” 

Pokok pembicaraan yang tiba-tiba berubah membuat Mercer agak bingung. 

“Oh, Anda maksud lukisan Ny. Medley?” tanyanya kemudian. “Tidak, belum pernah.” 

“Wanita yang anggun dan menarik,” komentar dr. Czissar. “Setelah melihat Ny. Medley di pemeriksaan resmi, saya tidak bisa menahan diri untuk mencari lukisannya di sebuah gallery dekat Bond Street.” la menarik napas panjang. “Saya mengharapkan menemukan lukisan yang istimewa, tetapi saya kecewa.”

“Oh, ya? Maaf dokter, saya mesti ....” 

Dr. Czissar tidak minta diri, malah meneruskan omongannya. “Saya pikir, wanita yang menganggap lapangan rumput biru dan langit hijau zamrud mestinya wanita aneh.”

“Lukisan modern mungkin. Sekarang, saya minta maaf, saya ....” 

“Saya belum selesai,” kata dr. Czissar. “Saya anggap wanita yang menggambarkan langit dengan warna hijau zamrud bukan hanya aneh, tapi juga menarik. Jadi saya bertanya-tanya tentang dia pada orang-orang di gallery itu. Kata mereka, ia menghasilkan lukisan kira-kira enam dalam setahun. Lukisannya ditawarkan kepada saya oleh orang di gallery itu dengan harga 15 guinea. Berarti ia bisa mendapat kira-kira 100 ponsterling setahun dari lukisannya. Hebat sekali ia bisa membeli pakaian-pakaian mahal seperti yang dipakainya itu dengan penghasilan demikian.”

“Suaminya ‘kan kaya,” jawab Mercer sambil bangkit. “Maaf, Dokter, saya minta maaf. Silakan, tinggalkan alamat Anda pada sersan supaya bisa kami kirimi izin masuk kalau putra Medley diadili.” 

Dr. Czissar tidak bergeming dari kursinya, walaupun tuan rumah sudah ‘mengusir’. “Anda akan mengadili pemuda itu sebagai pembunuh? Anda tidak paham pada petunjuk yang saya berikan?”

Mercer menyeringai. “Kami memiliki bukti yang kuat, yang jauh lebih baik daripada sekadar petunjuk, Dokter,” katanya. “Medley muda memiliki motif, waktu, dan cara untuk memberi racun kepada ayahnya. Ia juga mempunyai sumber racun. Ini bukti-bukti kongkret, dokter. Kalau Anda mempunyai sedikit saja bukti bahwa pendapat kami keliru, saya dengan senang hati akan mau mendengarkannya.”

Dr. Czissar menegakkan punggungnya. Matanya yang seperti mata sapi itu kini berkilat. Kalau tadi suaranya lembut, kini ia berkata dengan tajam. “Saya juga sibuk seperti Anda. Namun, saya ingin keadilan ditegakkan. Saya tidak yakin Anda bisa menghukum pemuda itu dengan bukti-bukti yang Anda katakan tadi. Tapi menyeretnya ke pengadilan bisa merusakkan kariernya sebagai dokter. Lagi pula ada pembunuh sebenarnya yang harus diurusi. Mengingat semangat persahabatan, saya datang kepada Anda, bukan kepada pengacara-pengacara Medley. Sekarang saya akan memberikan bukti-bukti saya.”

 

Banyak utang

Mercer duduk lagi, tetapi dengan marah. “Saya akan mendengarkan kata-kata Anda, tetapi kalau ....”

“Harap Anda perhatikan,” kata dr. Czissar dengan mengacungkan jarinya. “Arsenik ditemukan di ginjal jenazah. Salvarsan dan Neosalvarsan larut dalam air. Kalau diberikan lewat mulut, kita tidak akan menemukannya dalam ginjal.

“Jadi dalam bentuk apa arsenik itu diberikan? Mungkin arsenik putih, yang praktis tidak larut dalam air. Biasanya zat itu digunakan untuk merendam biri-biri. Kita tidak bisa mengharapkan kehadiran arsenik putih di Brock Park. Bagaimana kalau natrium arsenit yang biasa dipakai untuk membasmi ilalang? Pak Medley ‘kan senang berkebun. Namun, dalam pemeriksaan kita tahu pembasmi ilalang yang ada di sana cuma yang berbahaya untuk tanaman itu, tetapi tidak berbahaya untuk manusia.” 

“Menurut pendapat saya, Pak Medley diracuni dengan kopper arsenit.”

“Buktinya apa? Anda ‘kan tidak bisa berkata demikian hanya berdasarkan pendapat Anda saja?”

“Pasti ada atau pernah ada kopper arsenit di rumah keluarga Medley. Saya ingat dalam pemeriksaan Ny. Medley memakai mantel bulu. Saya sengaja mencari mantel bulu demikian untuk mengetahui harganya. Ternyata 400 guinea. Penyidikan saya di Brock House menghasilkan keterangan bahwa Pak Medley memang ‘kaya, tetapi sangat kikir dan tabiatnya sungguh tidak menyenangkan. Dalam pemeriksaan resmi putranya berkata bahwa ia merahasiakan pernikahannya karena khawatir ayahnya menghentikan pemberian biaya belajar. Helena Medley berselera mahal. la menikah dengan pria tua itu supaya ia bisa memenuhi seleranya yang mahal, tetapi ternyata suaminya mengecewakan dia. Mantel yang ia pakai, Asisten Komisaris, belum dibayar. Anda juga akan menemukan utang-utangnya yang lain. Salah seorang yang berpiutang kepadanya sudah mengancam akan menghubungi suaminya. Jadi ia racuni saja pria tua yang mengecewakan harapannya itu.”

Saat itu telepon berdering. “Komisaris ingin berbicara dengan Anda, Pak,” kata operator. 

“Baik. Halo …. Halo, Sir Charles. Ya, saya ingin berbicara dengan Anda. Soal penting.” Mercer ragu-ragu sebentar. “Tentang kasus Brock Park,” katanya akhirnya. “Rasanya kita harus melepaskan Medley muda. Saya baru mendapat bukti-bukti .... Ya, ya, Sir Charles,  saya menyesal .... Baik, Sir Charles, saya akan datang secepatnya.”

Ia meletakkan gagang telepon, lalu berkata kepada tamunya. 

“Omong kosong! Kami memang tahu ia banyak uang. Kami ‘kan tidak goblok. Tapi banyak wanita lain yang berutang juga tanpa harus menjadi pembunuh. Tak masuk akal.”

 

Hijau maut

Dr. Czissar tidak gentar. “Yang menarik hati saya ialah korban makan bayam sebelum gejala-gejala keracunan timbul. Mengapa memberinya bayam pada saat sedang tidak musim? Apalagi sayuran kaleng tidak biasa diberikan kepada orang-orang yang mengalami gangguan lambung. Ketika melihat lukisan Ny. Medley saya mengerti. Langit hijau zamrud itu, Asisten Komisaris! Warna itu cuma bisa didapat dengan campuran kopper aseto arsenit! Perusahaan tempat Ny. Medley membeli cat akan bisa memberi keterangan kepada Anda kapan Ny. Medley memperolehnya. Saya sarankan pula Anda untuk memeriksa lukisan itu, yang sekarang ada di Gallery Summons. Anda bisa mengambil sedikit cat berwarna hijau zamrud itu untuk dianalisis. Anda juga akan mendapat keterangan bahwa Ny. Medleylah yang menyarankan suaminya makan bayam. Bayam itu ia bawa sendiri ke kamar suaminya. Bayam ‘kan ada rasa pahitnya dan warnanya hijau.”

Orang Ceko itu menarik napas panjang. “Ah, untung saja ada surat kaleng ....” 

“Ah! Surat kaleng! Barangkali Anda tahu siapa ...,” kata Mercer.

“Ya, saya tahu,” jawab tamunya. “Putri Pak Medley, Janet, yang mengirim surat-surat itu. Ia benci pada ibu tirinya. Bayangkan perasaannya ketika surat-surat itu malah menyeret kakaknya ke tiang gantungan!”

Sehabis berkata begitu dr. Czissar melihat arlojinya. “Ah, saya harus buru-buru pergi ke perpustakaan sebelum tutup,” katanya seraya bangkit. Ia berdiri tegak, menghentakkan payung di sisi badannya, lalu menghentakkan kakinya sambil berseru: “Dr. Jan Czissar. Mantan polisi Praha. Siap!”

(Eric Ambler)

Baca Juga: 31 Tahun Tak Tersentuh Hukum

 

" ["url"]=> string(79) "https://plus.intisari.grid.id/read/553726801/dr-jan-czissar-mantan-polisi-praha" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1680276165000) } } [1]=> object(stdClass)#57 (6) { ["_index"]=> string(7) "article" ["_type"]=> string(4) "data" ["_id"]=> string(7) "3304294" ["_score"]=> NULL ["_source"]=> object(stdClass)#58 (9) { ["thumb_url"]=> string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/06/03/ada-tuyul-di-muka-pintu_juliette-20220603020448.jpg" ["author"]=> array(1) { [0]=> object(stdClass)#59 (7) { ["twitter"]=> string(0) "" ["profile"]=> string(0) "" ["facebook"]=> string(0) "" ["name"]=> string(13) "Intisari Plus" ["photo"]=> string(0) "" ["id"]=> int(9347) ["email"]=> string(22) "plusintisari@gmail.com" } } ["description"]=> string(109) "Pria itu hanya mengenakan celana dalam saja layaknya tuyul dan masuk untuk menculik putra dari Herbert Young." ["section"]=> object(stdClass)#60 (7) { ["parent"]=> NULL ["name"]=> string(8) "Kriminal" ["description"]=> string(0) "" ["alias"]=> string(5) "crime" ["id"]=> int(1369) ["keyword"]=> string(0) "" ["title"]=> string(24) "Intisari Plus - Kriminal" } ["photo_url"]=> string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/06/03/ada-tuyul-di-muka-pintu_juliette-20220603020448.jpg" ["title"]=> string(23) "Ada Tuyul di Muka Pintu" ["published_date"]=> string(19) "2022-06-03 14:05:17" ["content"]=> string(28806) "

Intisari Plus - Selepas jamuan makan malam, kelima anak Herbert Young bersiap untuk tidur. Nahas, salah satu kamar dari anaknya tidak terkunci di bagian jendela membuat seorang pria masuk. Anehnya, pria itu hanya mengenakan celana dalam saja layaknya tuyul dan masuk untuk menculik putra dari Young.

-------------------------

Lewat tengah malam tanggal 3 April 1967 itu, Herbert Young dan istrinya pulang dari suatu perjamuan makan malam. Sebelum tidur mereka memeriksa kelima anak mereka. Semua sudah tidur nyenyak. Mereka berdua pun lekas terlelap karena sangat lelah. 

Mereka tidak terbangun, ketika kira-kira sejam kemudian ada mobil masuk ke pekarangan rumah mereka. Seorang pria keluar dan menaiki tangga rumah. la memeriksa pintu-pintu. Didapatinya pintu sorong dari kaca tidak terkunci, yaitu pintu kamar salah seorang putra keluarga Young yang bernama Kenny. Di dalamnya Kenny yang berumur 11 tahun tidur sendirian. 

Orang itu menyelinap ke dalam kamar dan menggoyang-goyangkan tubuh Kenny. Anak laki-laki itu terbangun. Melihat orang yang tidak dikenal, ia segera membuka mulut untuk berteriak, tetapi kepalanya dipukul dengan benda keras. "Tutup mulutmu atau kubunuh kau!" ancam orang itu. Kenny diam ketakutan.

 

Dikira lelucon 

Pria itu menyumbat mulut Kenny dan menutup matanya dengan plester. Lalu ia melemparkan sebuah sampul ke ranjang dan mendorong Kenny ke luar, menuruni tangga dan masuk ke mobil. 

Kenny disuruh duduk di kursi depan. Si penculik memeganginya dengan sebelah tangan, sedangkan tangan sebelah lagi mengeluarkan walkie-talkie dari saku jasnya. 

"Semua aman?" tanyanya lewat alat itu. 

"Aman," demikian jawaban yang diperoleh.

Kenny gemetar. Bukan kedinginan karena ia hanya mengenakan celana dalam dan kaus, tetapi karena ketakutan. Lengan Kenny diikat ke belakang, lalu mereka meluncur pergi. 

Kira-kira setengah jam kemudian mobil berhenti. Kenny disuruh ke luar. Mereka menaiki lima anak tangga, lalu tujuh anak tangga lagi. Kenny yang matanya diplester merasa anak tangga yang diinjaknya itu terbuat dari semen. 

Kenny dimasukkan ke sebuah kamar. Di situ ia didorong ke kasur dan plester matanya dibuka. Kenny mendapati dirinya berada dalam sebuah ruangan berbentuk L, yang tampaknya tidak memiliki jendela. Pria itu sibuk menyumbat telinga Kenny dengan lilin. Lengan dan kaki Kenny diikat ke kerangka ranjang. Setelah itu ia mencopot sarung tangan hitamnya dan pergi. 

Kira-kira pukul 06.00 putra Herbert Young yang berusia 16 tahun bangun, disusul oleh anak angkat Young, seorang anak perempuan berumur 3 tahun, dan dua putra mereka yang lain, yang berumur 12 dan 13 tahun.

 Menjelang pukul 08.00 istri Young naik ke kamar tempat suaminya berpakaian. "Semua sudah sarapan, kecuali kau dan Kenny," katanya. Malam sebelumnya Kenny mengeluh sakit kepala. Jadi setelah menemui suaminya pagi itu, Ny. Young masuk ke kamar Kenny untuk menanyakan apakah ia sudah sembuh dan apakah ia perlu minum obat. Yang ditemukannya cuma sampul berisi surat di ranjang yang kosong. 

Ia membaca isi surat itu, lalu membawanya kepada suaminya. "Lihat coba, lelucon apa ini," katanya. Young mengambil surat itu berupa tembusan dari surat yang diketik dengan karbon. Sebagian dari ketikan itu buram. Isinya: "Jangan panggil polisi, kalau tak mau barang daganganmu yang hilang dimusnahkan sebagai pembalasan .... Beri keterangan yang masuk akal perihal hilangnya barang dagangan itu pada pihak-pihak yang bersangkutan. Kami memerlukan AS $ 250.000 dalam lembaran ratusan saja. Tunggu di telepon umum milik pompa bensin, di pojok timur laut Westwood dan Ohio pukul 18.000, hari Rabu. 

Mula-mula Young marah, tetapi setelah agak tenang sedikit ia menginsafi bahaya yang dihadapi anaknya dan merasa kecut. Ia berlari ke kamar Kenny dan melihat selimut tergeletak di lantai, sedangkan pintu kaca terpentang. 

"Ini pasti bukan lelucon," katanya kepada istrinya sambil berusaha menenangkan diri. Pasangan itu berpelukan dan menangis. Young mencoba berpikir. Akhirnya, ia berkata, "Saya akan menghubungi polisi."

 

Digunduli 

Lima menit kemudian kepala polisi Clinton H. Anderson datang bersama Detektif Kepala John Hankins dan tiga polisi lainnya. Andersen saat itu sudah memerintahkan agar polisi Los Angeles dan FBI waspada. 

Herbert Young yang berumur 35 tahun itu orang berada. la presiden Gibraltar Financial Corporation dan Gibraltar Saving and Loan Association di Beverly Hills. Perusahaan itu dulu didirikan oleh mertuanya, Sydney R. Barlow. Mertuanya sampai saat ini masih menjadi pemegang saham terbesar dari perusahaan yang memiliki kekayaan AS $ 400 juta itu. 

Namun, orang kaya pun sering tidak memegang uang tunai. Jadi Young meminjam AS $ 100.000 dari Beverly Hills National Bank dalam bentuk lembaran ratusan, dengan jaminan saham. Terpaksa petugas senior dari bank itu diberi tahu untuk apa uang lembaran ratusan itu. Young berjanji akan mengambil uang AS $ 250.000 itu sesaat sebelum menemui penculik. 

Saat itu sudah lewat tengah hari; jadi masih tersisa waktu lebih dari 48 jam sebelum penyerahan uang tebusan. FBI tidak mau melakukan tindakan yang bisa membahayakan korban. Lembaga itu tidak mau menyetujui atau melarang pembayaran uang tebusan. Hal itu diserahkan sepenuhnya kepada keluarga korban. 

Sementara itu penculik sudah kembali ke tempat Kenny disekap. la menyuruh anak itu berlutut di lantai, agar bisa menggunduli Kenny. "Supaya penutup matamu teguh di tempatnya," katanya. 

Untuk menggunduli Kenny ia perlu membuka penutup mata anak itu. Kenny mendapati dirinya berada di ruang yang cukup luas. Lantainya berupa ubin kemerah-merahan, sedangkan dindingnya hijau muda. Di situ ada pesawat TV, radio kecil, dan meja di kepala ranjang yang di atasnya ada lampu tinggi. 

Yang mengecutkan hati Kenny adalah kotak hitam berukuran kira-kira 15 x 20 cm di atas pintu. Penculik menempelkan dua kabel dengan plester ke rusuk Kenny dan dua lagi ke tungkainya. Semua kabel itu dihubungkan dengan kotak hitam.

 "Kalau kau berteriak atau ada orang lain datang, kecuali aku, listrik 115 volt akan mengaliri tubuhmu," ancam si penculik. Kemudian ia menggoreng telur dengan bacon dan memberikannya kepada Kenny bersama roti bakar dan susu. "Aku bukan jago masak," kata orang itu. "Tapi dulu aku punya istri dan anak perempuan yang masih kecil." Menurutnya, ia tidak sendirian dalam melakukan penculian itu. "Kukibuli saja empat orang yang lain, supaya uangnya bisa buat aku sendiri," katanya.

 

Berbekal pistol di paha 

Herbert Young dan istrinya hampir tidak bisa tidur memikirkan nasib anaknya. Orang-orang FBI dan polisi memeriksa kamar Kenny, juga tangga dan jalan untuk mobil di halaman rumah keluarga Young, tetapi tidak bisa menemukan sidik jari maupun petunjuk lain. 

Sulit sekali melacak mesin ketik mana yang dipakai untuk mengetik surat permintaan tebusan. Diduga surat itu dibuat oleh orang yang cerdas dan berpendidikan, walaupun ada satu salah cetak yang rupanya disengaja, yaitu huruf "a" pada competitors, seharusnya huruf "i" 

Hari Rabu akhirnya tiba juga. Wesley C. Crabb, agen FBI yang ditugaskan menangani kasus itu meminta Young mengikuti instruksi penculik dengan saksama. Katanya, ia sudah menyiapkan orangorangnya di seluruh Los Angeles. 

Ia meminta Young berbicara cukup lama di telepon dengan penculik, supaya tempat penculik bisa dilacak. Ia juga menganjurkan agar Young mencoba mengingat semua detail. Ia berjanji tidak akan melakukan tindakan apa pun yang membahayakan putra Young. "Kami hanya ingin bertindak setelah putra Anda kembali dengan selamat." 

Suami-istri Young yang menunggu-nunggu telepon dari penculik merasa bertambah tegang lagi, ketika enam kali telepon berdering tetapi tidak ada orang yang berbicara di ujung sana. 

Agen FBI Crabb memberi tahu Young, "Kalau penculik tidak menelepon, Anda harus tetap pergi ke tempat yang diinstruksikan dalam surat. Ia pasti menunggu di sana." 

Ternyata si penculik memang tidak menelepon. Sesuai dengan saran Crabb, Young pergi dengan Cadillac-nya. Cadillac keluaran tahun 1965 itu sudah dipasangi mikrofon dan alat perekam suara oleh FBI, tetapi Young sendiri tidak berhasil menemukan alat itu di mobilnya, saking cermatnya pemasangan dilakukan. 

Beberapa saat setelah pukul 17.00, Young yang memakai celana hitam dan baju golf biru seperti diperintahkan oleh penculik, meninggalkan rumahnya. Ia singgah sebentar ke bank untuk mengambil uang yang akan dipakai menebus anaknya. Uang itu dimasukkan ke tas berwarna coklat muda. Ketika itu Young berbekal pistol kaliber .38 di paha kanannya, sebab siapa tahu diperlukan.

 

Rambutnya mungkin palsu 

Ayah yang sedang tegang itu tiba di pompa bensin Standard pukul 17.40. la berdiri di luar pintu bilik telepon. Kadang-kadang ia berjalan hilir mudik sambil mengunyah permen karet untuk mengurangi ketegangannya. Tepat pukul 18.00 telepon berdering. 

"Pergi ke pertemuan Sepulveda dan Moraga," kata suara di telepon. "Di situ juga ada pompa bensin Standard yang memiliki bilik telepon." 

Young menurut. Empat puluh menit rasanya lama sekali. Akhirnya, meluncur sebuah Chevrolet putih berpelat nomor NBD770. Pengendaranya meminta Young untuk mengikutinya. Keduanya meluncur sekitar 3 km di Sepulveda Boulevard dan di kolong jalan bebas hambatan di San Diego. 

Di daerah tandus yang penuh kerikil di sebelah utara Sunset Boulevard, Chevrolet putih itu berhenti. Young berhenti di belakangnya, lalu dilihatnya seorang pria kurus berkaki panjang keluar dari Chevrolet. Pria itu dengan santai dan penuh percaya diri mendatangi mobilnya. 

Pria itu tingginya kira-kira 180 cm, berumur 20-an, kulitnya berwarna agak gelap, dan rambutnya yang tebal berombak itu seperti rambut palsu. Ia mengenakan sarung tangan hitam dan kacamata hitam yang menutupi mata dan juga pelipisnya. Sebelah tangannya ada di dalam jas, seakan-akan memegang pistol. Tangannya yang lain bebas. 

"Berikan tas itu," katanya kepada Young dengan suara parau. 

"Kami tidak bisa lagi menutup mulut," kata Young. "Makin banyak orang yang menelepon dan menanyakan anak saya. Bagaimana anak saya? Kapan ia kembali?" 

Pria itu berbicara dengan bibir setengah terkatup, "Anakmu baik-baik saja. Kau akan memperolehnya kembali malam ini. Pulanglah langsung ke rumahmu dan tunggu telepon dari anakmu." Setelah berkata demikian pria itu naik kembali ke mobilnya dan meluncur pergi. 

Young tiba di rumah pukul 19.00 lewat sedikit. Ia dan istrinya lantas duduk menunggu dekat telepon. Beberapa agen FBI mencoba meyakinkan mereka bahwa semuanya sudah berjalan dengan baik, sehingga si penculik tidak mempunyai alasan untuk mencelakakan Kenny. Mereka menunggu, menunggu, dan menunggu terus sambil dihantui kekhawatiran. 

Kira-kira pukul 03.30 keesokan harinya bel pintu apartemen yang ditinggali John A. Negrey dan Ed Bawell di Santa Monica dipijat orang. Negrey, bujangan umur 43 tahun yang bergelar insinyur luar angkasa itu, terbangun. 

Dengan mata masih mengantuk sekali ia membuka pintu. Di hadapannya berdiri seorang anak laki-laki yang masih kecil, yang cuma memakai celana dalam dan kaus. Kepala anak itu gundul seperti tuyul dan dahinya ditempeli plester. Pergelangan tangan anak itu juga ditempeli plester. 

Suara anak itu lirih. "Saya diculik," katanya. "Mereka sudah pergi. Bolehkah saya masuk?" 

Negrey terkejut. la memandang anak itu dan menarik kesimpulan bahwa tidak mungkin bocah sepolos itu mengibulinya pagi-pagi buta begini. la menyuruh anak itu masuk dan memeluknya sambil mengunci pintu, khawatir kalau-kalau penculik masih berada di dekat tempat itu. Temannya, Bawell, yang terbangun ketika mendengar mereka berbicara, segera menghampiri. 

"Kau tenang sekali," kata Bawell. "Lebih baik kau telepon orang tuamu." Kenny menghampiri telepon, lalu memutar nomor telepon orang tuanya. "Ayah, saya kabur dan saya tak apa-apa," katanya. Suaranya biasa saja. "Saya lelah sekali. Ayah datang dong, jemput saya." Negrey mengambil gagang telepon dan menjelaskan kepada orang tua Kenny bahwa Kenny baik-baik saja. 

Sepuluh menit kemudian bel pintu berbunyi. Sepuluh agen FBI datang. Di belakang mereka terdapat ayah dan ibu Kenny. Young segera memeluk putranya. "Yah! Bu!" sapa Kenny. "Saya senang sekali bertemu Ayah lagi." 

Kemudian Kenny bercerita kepada agen-agen FBI bahwa ia diberi empat obat tidur sebelum si penculik pergi mengambil uang tebusan. Setelah mendapat uang tebusan, penculik membawa Kenny dengan mobil sedan dan Kenny dibiarkan berada di tempat duduk belakang di tempat parkir gedung apartemen yang terletak di bawah tanah. 

Ia berpesan agar menunggu setengah jam. Kenny mencoba menunggu, tetapi tidak sabar. Ia melepaskan diri dari ikatannya dan bergegas naik ke apartemen di atas tempat parkir. 

"Saya tidak takut," katanya. 

"Saya cuma takut waktu ia memperlihatkan pistol. Saya juga ngeri melihat kotak hitam."

 

Penjahat profesional 

Setelah Kenny selamat, FBI mulai mencari si penculik. Namun bahan yang mereka gunakan untuk mencari penjahat itu sedikit sekali. Mungkin juga petunjuk yang mereka peroleh bahkan menyesatkan. Soalnya, si penculik menunjukkan keahliannya dalam pelbagai tindakan. 

Tembusan surat permintaan tebusan yang ia tinggalkan di ranjang begitu kabur, sehingga para ahli laboratorium FBI tidak sanggup menemukan ciri-ciri khusus di sana. FBI mempunyai rekaman suara si penculik. Yang satu berupa pembicaraan dengan Young di pompa bensin Standard dan satu lagi adalah pembicaraan pada saat penyerahan uang tebusan. Dalam dua percakapan itu si penculik menyembunyikan ciri-ciri suaranya yang biasa. 

Gambaran Kenny tentang penculik berbeda daripada gambaran yang diberikan ayahnya. Menurut Kenny, pria itu beramur 39 tahun, sedangkan menurut ayahnya berumur 20-an. 

Di mata Kenny penculiknya mungkin 180 cm. Kata ayahnya, 186 cm. Kenny berpendapat penculik itu beratnya kira-kira 100 kg, kata ayahnya paling-paling 90 kg. Orang yang menemui ayahnya berambut hitam, sedangkan orang yang menculik Kenny berambut pirang atau kecoklatan. 

Tanggal 10 April Chevrolet putih yang dipakai penculik ditemukan oleh polisi Los Angeles pusat di pertokoan Canoga Park, Kalifornia. Seperti yang mereka duga, mobil itu hasil curian. Pelat nomornya diubah dengan cat jingga dan potongan logam. Dalamnya diubah sedikit. Lampu rem dan lampu atretnya bisa disetel supaya mati. 

Dari debu yang disedot dari lantai mobil, yang kemudian diperiksa oleh para ahli dari divisi pertambangan dan geologi Kalifornia, diketahui bahwa tanah yang terdapat di dasar mobil hanya bisa didapati di satu tempat di Kalifornia Selatan, yaitu di Grefco Mine Laboratory, yang sudah tidak dipakai lagi dekat Palos Verdes Hills antara Santa Monica dan Long Beach. Berarti penculik pernah berada di tambang lama itu, tetapi apakah keterangan itu berguna atau tidak, wallahualam. 

Agen FBI Wesley Crabb menyatakan kepada anak buahnya bahwa ia curiga penculikan itu mestinya dilakukan oleh polisi yang menyeleweng. Lihat saja caranya menonaktifkan lampu rem dan lampu atret. Cara ini hanya bisa dipakai oleh agen-agen FBI dan polisi dalam operasi-operasi malam hari, supaya tidak kelihatan orang. 

Menurut hasil wawancara dengan Young, FBI mengetahui bahwa penerima uang tebusan mendekati Young seperti cara polisi mendekati mobil penjahat. Ia berdiri di bagian yang tidak mungkin dihantam pintu kalau pintu tiba-tiba dipentang. Ia juga memilih tempat penyerahan uang di bagian yang tidak bisa dicapai oleh radio pihak yang berwajib. Para penegak hukum mengetahui semua itu, tetapi penjahat biasa tidak. 

Untuk membingungkan pelacak, si penjahat mencuri mobil di ujung San Fernando Valley, meninggalkannya di ujung yang lain. Ia menculik anak di Beverly Hills dan minta uang diserahkan di daerah Westwood, sedangkan Kenny dilepaskan di Santa Monica. 

"Ia bertindak seperti polisi yang mengerti pikiran polisi," kata Crabb. Selain itu tidak selembar pun uang ratusan yang diterima si penculik muncul. 

Mereka pun memeriksa kegiatan para bekas perwira polisi dan detektif partikelir yang dilaporkan pernah terlibat tindakan di luar hukum. Mereka menanyai para pedagang mobil bekas dan senjata. 

Mereka menghubungi para informan dan juga menyelusup masuk ke dunia hitam untuk menangkap cerita-cerita dan bualan di kalangan itu. Hasilnya nihil. Dua tahun berlaku dan si penculik pun lenyap seperti angin. 

Walaupun demikian Crabb tidak putus asa. Setiap kali menghadapi kejahatan yang tampaknya diatur dengan rapi, ia mencoba mengetahui kalau-kalau si penjahat terlibat peristiwa penculikan Kenny Young.

 

"Orang gede" 

Tanggal 29 September 1969 di koran-koran ada berita pendek perihal penangkapan Eugene Patterson, seorang "kenalan lama" polisi. Patterson melakukan perampokan bersenjata di sebuah pasar swalayan di Alhambra. 

Dua hari kemudian ia dikenali oleh dua orang sebagai perampok sebuah teater setahun sebelumnya. 

Detektif kepala di kepolisian Alhambra, Letnan James Harton, menduga, mestinya Patterson mempunyai rekan yang lebih cerdas. Perampokan di pasar swalayan dan di teater yang dilakukan oleh Patterson menunjukkan ciri-ciri dari kejahatan yang direncanakan dan diatur dengan saksama. 

Jadi, Harton berusaha mendekati Patterson. Penjahat itu menyukai Harton yang dianggapnya "polisi yang baik". 

Suatu hari Patterson berkata kepadanya, "Let, saya tahu, Anda ingin tahu siapa orang di belakang saya, 'kan? Percuma deh! Dia orang gede, tidak bisa dijangkau oleh Anda, bahkan juga oleh atasan Anda. Yang bisa menangkapnya cuma FBI." 

"Kalau saya bisa mendatangkan FBI ke sini, Anda mau memberi tahu siapa dia?" 

"Panggil deh, Let. Saya mau." Crabb mendatangkan tiga orang. Patterson menceritakan bagaimana rencana dua perampokan itu dibuat. Katanya, pembuat rencana itu adalah Ronald Lee Miller, agen khusus Divisi Intel dari Jawatan Pajak! 

Miller (38) ditangkap hari itu juga di luar kantornya. Apartemen miliknya yang anggun di daerah pemukiman Van Nuys digeledah. Di situ ditemukan ratusan perangkat rambut, janggut, kumis, semuanya palsu, alat-alat rias untuk di panggung dan bahkan alat yang bisa memberi kesan bahwa wajah seseorang mempunyai bekas luka. Mereka menemukan juga 14 belas senjata api pelbagai ukuran dan kaliber, seragam penjaga keamanan, seragam polisi, seragam petugas pos, dan pelbagai alat untuk membongkar tempat penyimpanan benda berharga. 

Miller segera dipecat begitu dituduh melakukan perampokan. Selesailah tugas Letnan Harton, namun Crabb dan agen-agennya masih penasaran. Mereka meneliti Miller lebih dalam. 

Miller itu agen federal teladan, yang prestasinya bagus sekali. Penampilan dan caranya berbicara benar-benar seperti penegak hukum, sehingga teman-temannya sungguh tidak bisa percaya ketika ia ditangkap dengan tuduhan menjadi perampok.

 

Bekas pengawal Presiden Nixon 

Miller bahkan pernah menjadi pengawal Presiden Nixon kalau Nixon berada di Kalifornia. Sebelum itu ia menjadi pengawal Wapres Hubert Humphrey. Pekerjaan sebagai pengawal orang-orang yang menduduki jabatan paling tinggi tidak mungkin diperoleh kalau loyalitas dan kejujurannya diragukan. 

Miller juga jago tembak dan pandai judo. Ia pernah menjadi ahli rias di sebuah studio Hollywood, sehingga tak mudah dikibuli oleh samaran. Ia dianggap sangat menguasai teknik pengawasan mencari bukti-bukti dari mesin ketik dan perihal operasi bank-bank Swis, tempat uang bisa didepositokan secara rahasia. 

Ia sering mengingatkan rekan-rekannya yang muda-muda bahwa uang panas bisa dihindarkan dari jangkauan hukuman dengan cara dititipkan kepada kurir bank Swis. 

Pengadilan lebih dalam mengungkapkan bahwa beberapa tahun yang lalu Miller pernah diperiksa karena diduga terlibat perampokan bersenjata, tetapi keterangan yang diberikan oleh Miller kepada atasannya begitu meyakinkan, sehingga ia dibebaskan dan dinyatakan "bersih".Karena Miller bertugas menyelidiki kasus-kasus penggelapan pajak, ia diperkenankan membawa senjata. 

Crabb merasa curiga. Jangan-jangan Miller ini penculik Kenny Young, sebab ia memiliki kualitas seperti yang dimiliki si penculik. 

Miller diperiksa dengan sikap bersahabat setiap hari. Jadwal kerjanya sejak tahun-tahun yang lalu diperiksa. Patterson pun dimintai keterangan. Ia menyatakan pernah diajak Miller ke Grefco Mine , tambang yang sudah tak diusahakan lagi itu, dalam mobil dinas. Suatu malam di bulan April 1967 mereka berdua pergi ke Beverly Hills, masing-masing membawa mobil sendiri. Patterson disuruh bekerja di suatu sudut jalan. Ia diberi walkie-talkie dengan pesan untuk memberi tahu kalau ada orang datang. Keesokan harinya ia diberi Miller uang AS $ 1.000 dalam bentuk lembaran 20 dolar tanpa menjelaskan mengapa ia diberi uang. 

Keterangan itu tentu tidak kuat, apalagi Miller menyangkal, walaupun dalam mobil dinas merek Plymouth yang dipakainya antara 2- 7 April dua tahun lalu ditemukan bekas-bekas tanah yang cuma bisa ditemui di Grefco Mine.

 

Uangnya raib 

Seniman-seniman FBI memberi kacamata hitam yang menutupi pelipis pada foto Miller. Rambut Miller diubah seperti yang digambarkan oleh Herbert Young. Foto itu diperlihatkan pada Young. la segera mengenali sebagai penculik anaknya. 

Untung-untungan, agen-agen FBI mewawancarai istri Patterson (sebetulnya bukan istri sah) dan ia bercerita bahwa suatu kali (sebelum Kenny diculik), ia mengangkat telepon extension pada saat suaminya berbicara dengan Miller dan mendengar mereka berunding perihal di mana harus menyembunyikan anak itu. 

Miller dituduh melakukan penculikan atas Kenny Young dan diajukan ke pengadilan. Di depan hakim, Patterson memberi kesaksian bahwa delapan hari sebelum penculikan atas Kenny Young, ia mengantar Miller ke San Fernando. 

Di sana dengan nekat Miller mencuri sebuah Chevrolet putih buatan tahun 1965 yang sedang diservis. Katanya, Miller mengambil pelat nomor TPD770 dari sebuah Volkswagen yang sedang diparkir di Encino. Pelat itu dipreteli untuk mendandani pelat nomor Chevrolet NBT885 menjadi NBD770. 

Sebelum itu Miller pernah bercerita punya rencana menculik, tetapi Patterson tidak melihat ada anak di dalam Chevrolet putih waktu malam bulan April itu ia dijadikan centeng di pojok jalan. Sesudah muncul berita-berita tentang penculikan Kenny Young ia bertanya kepada Miller apakah Miller melakukannya. Miller menyangkal.

 Menurut Patterson, menculik anak lain daripada merampok. Kalau merampok ia diikutsertakan, yaitu sebanyak sekitar 30 kali, tetapi kalau menculik mungkin Miller merasa lebih aman melakukannya sendirian. 

Ketika diajukan ke pengadilan dengan tuduhan melakukan perampokan, dua karyawan teater mengenali Miller sebagai orang yang mengambil AS $ 5.680 dari kasa, sedangkan kasir pasar swalayan mengenali Patterson sebagai orang yang mengambil sekitar AS $ 10.000 dari kasanya. 

Patterson diizinkan masuk olehnya, karena memakai seragam perusahaan pengangkutan yang menyediakan kendaraan lapis baja. Kata Patterson, seragam itu disediakan oleh Miller. Senjata dan sebagainya juga diperoleh dari Miller. 

Untuk dua perampokan itu Miller dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Ia diajukan lagi ke pengadilan sebulan kemudian, dengan tuduhan menculik Kenny Young. 

Kenny yang saat itu sudah berumur hampir 14 tahun diajukan sebagai saksi utama dalam sidang yang makan waktu sebu- Ian. Patterson diajukan pula sebagai saksi. Tanggal 23 Oktober 1970 juri menyatakan Miller bersalah dan tanggal 2 November 1970 Hakim Raymond Choate menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup bagi Ronald Lee Miller. 

Hakim menyatakan langkah panjang ke arah rehabilitasi mungkin bisa diambil, kalau Miller bisa memberi tahu bagaimana caranya uang tebusan AS $ 250.000 bisa diperoleh kembali oleh ayah Kenny. Namun, sampai tulisan ini dibuat pada musim semi 1979, tidak selembar pun uang tebusan itu pernah muncul. Berarti tak seorang pun pernah memanfaatkannya, kecuali kalau Miller mengubah nomor serinya.

(Andrew Tully)

" ["url"]=> string(68) "https://plus.intisari.grid.id/read/553304294/ada-tuyul-di-muka-pintu" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1654265117000) } } }