array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3726644"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2023/03/14/intisari-plus-204-1980-40-satu-g-20230314065851.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(5) "Ade S"
          ["photo"]=>
          string(54) "http://asset-a.grid.id/photo/2019/01/16/2423765631.png"
          ["id"]=>
          int(8011)
          ["email"]=>
          string(22) "ade.intisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(139) "Ketika Amerika masih menderita akibat depresi ekonomi, muncul pasangan Bonnie and Clyde. Keduanya selalu membunuh setiap melakukan aksinya."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (8) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["show"]=>
        int(1)
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2023/03/14/intisari-plus-204-1980-40-satu-g-20230314065851.jpg"
      ["title"]=>
      string(30) "Satu Garis Berarti Satu Korban"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2023-03-14 06:59:20"
      ["content"]=>
      string(18141) "

Intisari Plus - Ketika Amerika masih menderita akibat depresi ekonomi, muncul pasangan Bonnie and Clyde. Kerap membuat pusing polisi yang mengejar, keduanya selalu membunuh setiap melakukan aksinya.

----------

“Maaf saya membangunkan Bapak. Tapi kami kehabisan bensin,” kata seorang pemuda. Pemilik pompa bensin Hillsboro di Texas, seorang pria berumur 65 tahun bernama John Bucher membuka jendela di tingkat pertama. Ia melihat dua pemuda yang berpakaian rapi dan memberi kesan baik-baik. Salah seorang di antaranya mungkin meminjam kendaraan “daddy” untuk keluyuran malam hari, pikir Bucher.

“Saya segera turun,” kata orang tua itu seraya memakai celana panjangnya. 

Salah seorang dari dua pemuda itu bernama Clyde Chesnut Barrow, lahir tahun 1909 di Telaco, Texas. Seorang lagi bernama Raymond Hamilton. Tempat dan tanggal lahirnya tidak tercatat dalam sejarah. Kendaraan yang mereka pakai sebuah Ford V-8 yang baru saja mereka curi.

Peristiwa ini terjadi tengah malam tanggal 30 April 1932. Ketika itu Amerika Serikat masih “sakit” akibat depresi ekonomi tahun 1929.

Bucher mengisi penuh tangki bensin Ford. Clyde Barrow menyodorkan uang lembaran 10 dolar.

“Tidak ada yang lebih kecil, Nak?” tanya Bucher. “Saya harus membuka peti besi untuk memberi uang kembalian.”

Ketika Barrow dan Hamilton mendengar kata “peti besi”, mata mereka berkilat sejenak.

“Menyesal pak, tapi ini yang paling kecil. Uang kami cuma itu saja.”

Bucher menarik napas panjang. Clyde dan Raymond membuntutinya masuk ke dalam ruangan. Mereka memperhatikan ketika orang tua itu membentuk kombinasi angka-angka di tombol peti besinya. Ketika pintu peti terbuka, Barrow dan Hamilton menodongkan pistol mereka.

“Kami ambil semua isinya, old man,” gertak Clyde. Bucher tampaknya akan protes. Clyde menembakkan tiga peluru ke kepala orang yang malang itu sehingga pria itu terjerembab tidak bergerak lagi di lantai.

Dengan tenang Clyde menembakkan lagi enam peluru ke kepala pria itu.

“Ayo kita pergi dari sini,” katanya kepada temannya sesudah mengosongkan peti besi yang isinya kurang dari 100 dolar.

Beginilah cara Clyde Barrow membunuh pertama kali dan korbannya pria tua yang tidak berdaya. Kehidupan Clyde pernah difilmkan tahun 60-an dan filmnya itu berjudul Bonnie and Clyde. Hanya saja dalam film itu ia digambarkan sebagai tokoh yang simpatik.

Bonnie juga berasal dari Texas. Tetapi Bonnie dan Clyde yang sebenarnya jauh dari romantis dan fisiknya tidak menarik. Jadi lain daripada yang ditampilkan dalam film. Bonnie dan Clyde yang asli merupakan manusia-manusia sederhana.

Bonnie dan Clyde bertemu di Dallas, Texas, tahun 1930. Bonnie Parker waktu itu menjadi pelayan “speak-easy” yaitu warung yang menjual minuman keras secara ilegal.

Bonnie berumur 19 tahun, Clyde yang ditakdirkan tewas dengannya berumur 23 tahun.

Clyde baru saja dibebaskan dengan syarat dari penjara Huntsville tetapi dicari-cari oleh polisi kota-kota lain karena mencuri dan kejahatan-kejahatan kecil lain. Bonnie sudah menikah sejak berumur 16 tahun dengan seseorang bernama Roy Thornton. Sang suami terhalang menjalankan hidup berkeluarga sebab sedang menjalankan hukuman penjara 99 tahun karena pencurian-pencurian dan penyerangan-penyerangan bersenjata.

Bonnie menghormati tradisi tua dalam kehidupan gangster yaitu tidak minta cerai walaupun suaminya masuk penjara. Resminya ia tetap Mrs. Thornton ketika tewas walaupun ia selalu memakai namanya sendiri.

Tapi ini tidak berarti ia setia dalam segala hal pada suaminya. Begitu bertemu dengan Clyde Barrow, malamnya ia sudah tidur di ranjang pemuda itu. Clyde juga memperlihatkan senjata rahasianya berupa senjata berburu bersarung khusus yang ditaruh di tungkai kanannya, di kantong pantalon. Alat ini bisa dipakai menembak hampir sama cepatnya dengan pistol tapi efek tembakannya lebih kejam.

Clyde Barrow tergila-gila pada senjata api. Ini tidak aneh untuk orang Amerika di tahun 30-an. Tetapi Bonnie juga mempunyai kegemaran yang sama, padahal bagi wanita hal ini tidak lazim.

Selama 3 tahun, pasangan yang berbahaya ini berkeliling di Barat Daya Amerika Serikat dengan bagasi berupa senjata-senjata api otomatis yang bisa dibawa-bawa, senjata-senjata berburu, pistol-pistol otomatis dan peluru berbagai kaliber. Jumlahnya jauh lebih banyak daripada yang mereka butuhkan. Tetapi Bonnie dan Clyde menyukai senjata-senjata itu, bukan hanya karena kekuatan yang bisa diberikannya.

Menurut psikoanalis, kecintaan terhadap senjata-senjata ini merupakan cara substitusi untuk menyatakan kejantanan. Clyde Barrow ketika bertemu dengan Bonnie memang bukan pria yang berpengalaman kecuali beberapa hubungan homoseksual di penjara. Bonnie lebih berpengalaman. Bahkan, menurut suatu analisa psikiatris, ia abnormal. Bonnie dinyatakan sadis, fetish, masokhis dan kadang-kadang lesbian.

Selain itu pasangan ideal ini mendapat tambahan penilaian sebagai “kriminal psikopat”. Bonnie dan Clyde bukan cuma membawa senjata jauh lebih banyak daripada yang mereka butuhkan, tetapi juga membunuh banyak orang yang sebetulnya tidak perlu mereka bunuh. Mereka membunuh karena senang membunuh, tetapi hal ini baru terjadi kemudian.

Kedua kekasih ini sedang dalam “bulan madu” ketika Clyde ditangkap dan dikurung di penjara Waco, Texas. Hal ini memungkinkan Bonnie melakukan petualangan pertamanya yang legendaris. Pada suatu kunjungan, ia berhasil menyampaikan kepada Clyde sebuah pistol kecil yang disembunyikannya di antara dua payudaranya yang tidak montok. Senjata ini memungkinkan Clyde Barrow untuk melarikan diri.

Beberapa bulan kemudian kedua kekasih ini bergabung dengan seorang bandit lain, Raymond Hamilton. Dengan didampingi temannya inilah Clyde membunuh pemilik pompa bensin di Hillsboro itu.

Kriminolog Amerika menyebut geng tiga orang ini sebagai Gang Barrow I.

Pada bulan-bulan berikutnya trio ini berkeliling dengan kendaraan-kendaraan curian dan melakukan serentetan penodongan di toko-toko dan pompa-pompa bensin.

Pada salah satu peristiwa penodongan di Kaufman, Texas, Bonnie Parker tertangkap. la dibebaskan tiga bulan kemudian. 90 hari di penjara ini dipergunakannya untuk menulis sajak berjudul “The Story of Suicide Sal” yang menceritakan petualangan-petualangan seorang gun moll yaitu kekasih seorang gangster bernama Sally yang akhirnya bunuh diri.

Tidak lama kemudian Hamilton tertangkap dan mendekam lama di penjara Eastman, Texas. Ray Hamilton bukan hanya partner kriminal untuk Bonnie dan Clyde, tetapi juga aktif dari “upacara-upacara” cinta segitiga. Untuk menggantikan tugas terakhir ini, Bonnie dan Clyde mengambil seorang pemuda umur 17 tahun, William Daniel Jones yang suatu ketika berdiri di tepi jalan untuk minta ikut dengan mobil mereka.

Texas terlalu “panas” bagi mereka sehingga mereka mencari daerah lain. Mereka pergi ke Oklahoma, Missouri dan New Mexico. Di wilayah terakhir ini, di Carlsbad, Bonnie Parker pertama kali membunuh. Korbannya wakil sheriff yang menghampiri kendaraan mereka semata-mata untuk memeriksa surat-surat mobil.

Pada hari yang sama ketika mereka melewati perbatasan menuju ke Texas, Bonnie menembak seorang polisi lalu lintas sampai mati hanya karena polisi itu berjalan di jalan yang sama dengan yang dilalui mobilnya. Dua polisi dalam 24 jam. Skor yang hebat.

Clyde tidak mau ketinggalan. Ia juga membunuh seorang wakil sheriff yang terlalu ingin tahu. Bonnie membunuh seorang pemilik mobil yang memergokinya mencuri. Clyde menembak mati seorang pemilik pompa bensin ketika ia merampok tempat itu. Bonnie merobohkan seorang polisi bersepeda motor untuk sekadar “latihan menembak”. Mereka jadi seperti ketagihan membunuh.

Bonnie dan Clyde kini dicari-cari polisi belasan negara bagian. Jadi mereka bermaksud “istirahat” dulu bersama Jones dalam sebuah rumah kecil di Joplin, Missouri, dekat perbatasan Oklahoma.

Di sana mereka disusul oleh saudara laki-laki Clyde, Buck, yang baru keluar dari penjara. Istri Buck, Blanche, datang juga ke sana. Pertemuan keluarga yang mengharukan tetapi juga menghasilkan korban-korban.

Musim semi 1933, seorang tetangga rumah kecil itu mengenali Bonnie yang fotonya dimuat di halaman pertama koran-koran AS. la melapor ke polisi setempat. Kurang dari satu jam kemudian, rumah kediaman gangster-gangster itu sudah dikepung oleh semua pihak berwajib yang bisa ditemui di Joplin.

Tetapi seorang polisi yang terlalu senewen menembak terlalu awal sehingga bandit-bandit itu sadar dan sempat mengadakan perlawanan. Ratusan peluru dimuntahkan oleh kedua belah pihak. Ketika asap mesiu sudah diterbangkan angin, dua polisi kedapatan terbujur tewas di tempat itu.

Kedua pasangan Barrow dan Jones sudah jauh melewati perbatasan Oklahoma dalam sebuah limusin Marmon yang bisa berlari cepat. Dengan kendaraan itu mereka menerobos keluar dari garasi rumah sambil menghamburkan peluru dari setiap jendela mobil.

Kira-kira dua minggu kemudian, kelima pelarian itu berhenti untuk menginap di sebuah rumah di tepi jalan dekat Enid, Oklahoma. Dua jam kemudian rumah itu sudah dikepung polisi. Mereka kabur di bawah hujan peluru lalu merampok sebuah tempat penyimpanan senjata di Enid untuk menambah bekal.

Pada saat itu Bonnie dan Clyde dikejar-kejar karena membunuh tujuh orang di Texas, dua di Missouri, satu di Arkansas dan satu di Oklahoma.

Kini mereka pergi ke Iowa, melakukan sejumlah perampokan, lalu lewat di Missouri. Di tempat ini sekali lagi mereka lolos dari kepungan polisi di kamp untuk turis di Platte City.

Bandit-bandit ini menyembunyikan diri di daerah berhutan sekitar Dexter Park, tempat piknik di Iowa. Bonnie dan Clyde tahu bahwa polisi berkeliaran di sana mencari mereka. Tapi ini tidak menghalangi Bonnie untuk menjalankan selera cintanya yang ganjil.

Ia mengikat Jones yang masih muda itu ke pohon lalu dengan kejamnya pemuda itu dipecutinya dengan ikat pinggang kulit. Peristiwa yang terjadi selanjutnya akan menyenangkan penerbit-penerbit buku dan majalah porno masa kini. Bonnie, Clyde dan Jones membentuk hubungan segitiga yang tidak normal.

Polisi menyerbu mereka. Sekali ini Buck Barrow terbunuh. Blanche, istrinya, tertangkap. Bonnie, Clyde dan Jones kabur ke Minnesota lalu kembali ke tempat kelahiran mereka, Texas. Pada masa pengejaran inilah Bonnie menulis karyanya yang kedua dan terakhir, yang kemudian disebut orang Ballade Bonnie dan Clyde. Balada ini kemudian dijadikan musik dengan iringan tembakan-tembakan untuk menghiasi film.

Bonnie dan Clyde mulai merampok dan membunuh lagi. Clyde menembak mati polisi yang mengenali mereka. Ini terjadi di Kolorado. Di Kansas Bonnie membunuh ketika merampok pompa bensin. Di Nebraska ia membunuh polisi di jalan. Polisi itu tidak melakukan apa-apa kepadanya, tapi Bonnie ingin saja membunuh.

Permulaan tahun 1934 Jones meninggalkan Bonnie dan Clyde. Ia ditangkap polisi Houston dan menulis pengakuan 28 halaman yang menceritakan sejumlah pelanggaran kriminal dan pelanggaran kesusilaan yang sama fantastisnya.

Jones meminta pihak yang berwajib di Texas memenjarakannya seumur hidup agar ia tidak bertemu dengan Bonnie atau Clyde.

Untuk menggantikan Jones, Bonnie dan Clyde memutuskan untuk mengeluarkan Ray Hamilton, partner mereka yang pertama, dari penjara Texas.

Mereka berhasil dengan mudah walaupun menembak mati dua pengawal. Kepala penjara-penjara Texas memerintahkan pengejaran khusus terhadap pembunuh-pembunuh dua bawahannya. Pemimpin para pengejar ini Frank Hamer dari Highways Patrol di Texas. Ia bekas Texas Ranger dan konon pernah membunuh puluhan bandit ketika 27 tahun bekerja sebagai ranger berkuda. Tetapi jumlah ini diragukan sejumlah kriminolog AS. Di Amerika, orang Texas punya reputasi suka melebih-lebihkan.

Tetapi berapa pun hasil perburuannya yang sebenarnya, dalam pengejaran Bonnie dan Clyde ini Hamer memang tidak kenal lelah. Kedua bandit pembunuh itu dikejar dari Texas ke Kanada, kemudian sampai perbatasan Meksiko. Beberapa kali ia tiba cuma beberapa menit saja setelah Bonnie dan Clyde meninggalkan bioskop atau tempat perampokan.

Ray Hamilton segera insaf bahwa geng mereka ini tidak bisa bernasib lain daripada tewas akhirnya. Maka itu seperti William Jones, ia meninggalkan mereka.

Bonnie dan Clyde cepat mendapat gantinya, seorang pemuda berambut pirang bermata biru. Namanya Henry Methvin. Ia mempunyai referensi baik: Methvin baru saja keluar dari penjara.

Trio baru ini oleh ahli-ahli AS disebut Gang Barrow II. 

Minggu Paskah 1934, dekat Grapevine, Texas, Bonnie menembak mati dua polisi bersepeda motor yang mengenali dan mengejar mereka. Beberapa hari kemudian Bonnie dan Clyde membunuh polisi lain dekat Commerce, Oklahoma.

Di Louisiana, di daerah berhutan-hutan dekat desa kecil Arcadia, tanggal 23 Mei 1934 Bonnie dan Clyde masuk ke dalam kepungan Frank Hamer yang dibantu polisi-polisi setempat. Mungkin sekali atas petunjuk Methvin yang meninggalkan Bonnie dan Clyde dua hari sebelumnya.

Polisi menembakkan 167 peluru kaliber besar ke Ford curian yang ditumpangi Bonnie dan Clyde. Bonnie dan Clyde masing-masing ditembusi lebih dari 50 peluru. Di tangan Bonnie tergenggam sebuah pistol kecil dengan sembilan garis di hulunya. Di antara lutut Clyde terjepit senjata berburu dengan 11 garis.

Beberapa ahli yang menyelidiki sejarah pasangan yang berbahaya ini menafsirkan garis-garis itu sebagai jumlah orang yang mereka bunuh. Bonnie dan Clyde membunuh kira-kira 20-an orang.

30 tahun kemudian, ketika film Bonnie and Clyde diputar, keluarga Hamer menuntut sineas Warren Beatty. Katanya Hamer digambarkan tidak seperti yang sebenarnya dan merugikan gambarannya yang benar. Blanche Barrow, ipar Clyde, menyerang Beatty pula. Pertempuran 30 tahun yang lalu rupanya belum cukup, cuma sifat pertempuran 30 tahun kemudian lain yaitu untuk memperebutkan uang.

Bonny dan Clyde terbaring di dua makam berbeda di Dalies, Texas. Kini tetap menjadi objek turisme. Menurut salah satu biografi mereka, musuh masyarakat itu cuma mendapat 7.000 dolar (nilainya sama dengan 64.000 dolar saat ini) selama kegiatan kriminal mereka (tiga tahun). Jumlah ini kurang daripada yang dikeluarkan Al Capone setiap tahun untuk karangan bunga pada upacara pemakaman teman-temannya yang ia suruh bunuh agar tidak berkhianat.

(Roger Delorme)

Baca Juga: Penghuni Terakhir

 

" ["url"]=> string(75) "https://plus.intisari.grid.id/read/553726644/satu-garis-berarti-satu-korban" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1678777160000) } } }