array(1) { [0]=> object(stdClass)#49 (6) { ["_index"]=> string(7) "article" ["_type"]=> string(4) "data" ["_id"]=> string(7) "3448352" ["_score"]=> NULL ["_source"]=> object(stdClass)#50 (9) { ["thumb_url"]=> string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/08/31/wajah-ganda-sang-rockefeller_max-20220831010901.jpg" ["author"]=> array(1) { [0]=> object(stdClass)#51 (7) { ["twitter"]=> string(0) "" ["profile"]=> string(0) "" ["facebook"]=> string(0) "" ["name"]=> string(13) "Intisari Plus" ["photo"]=> string(0) "" ["id"]=> int(9347) ["email"]=> string(22) "plusintisari@gmail.com" } } ["description"]=> string(101) "Hopkins mendapatkan penumpang yang tidak biasa: Rockefeller gadungan yang juga seorang penculik anak." ["section"]=> object(stdClass)#52 (8) { ["parent"]=> NULL ["name"]=> string(8) "Kriminal" ["show"]=> int(1) ["description"]=> string(0) "" ["alias"]=> string(5) "crime" ["id"]=> int(1369) ["keyword"]=> string(0) "" ["title"]=> string(24) "Intisari Plus - Kriminal" } ["photo_url"]=> string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/08/31/wajah-ganda-sang-rockefeller_max-20220831010901.jpg" ["title"]=> string(28) "Wajah Ganda sang Rockefeller" ["published_date"]=> string(19) "2022-08-31 13:09:29" ["content"]=> string(18507) "
Intisari Plus - Juli 2008, Hopkins mendapatkan penumpang yang tidak biasa: Rockefeller. Alih-alih orang terkenal, penumpangnya itu adalah Rockefeller gadungan yang juga seorang penculik anak.
-------------------
27 Juli 2008. Teriknya cuaca panas kota Boston teredam juga oleh semilir angin dan gemerisik daun. Pas bagi Daryll Hopkins yang sedang menunggu penumpang. Bukan sembarang pelanggan tapi seorang Rockefeller, yang siap membayar AS$ 3.000 untuk kerja sehari itu saja. Siapa pun yang menyandang nama itu pasti punya pundi-pundi teballah! Rockefeller dan anak gadis kecilnya (baru tujuh tahun) minta diantarkan ke Newport di Rhode Island. “Ada kencan dengan putri seorang senator,” katanya. Kemungkinan besar akan ada seorang teman yang bakal ngotot mau ikut, padahal Rockefeller enggan mengajak. Bisakah Hopkins nanti membantu? Untuk AS$ 3.000 sehari, apa pun dia siap.
Pas lewat tengah hari, di kaca spion tampak Rockefeller datang menghampiri. Di gendongannya ada gadis kecil. Benar saja ... ada laki-laki yang juga bergegas di sebelah mereka! Dalam sekejap tahu-tahu pintu mobil dibuka, anaknya didudukkan di jok, lalu menyusul si ayah, dan pintu dibanting. “Go, go, go!” kata Rockefeller setengah berteriak.
Hopkins langsung menginjak pedal gas. Mobil mendecit. Dari kaca spion terlihat si teman berlari sekencang-kencangnya sambil bergayut di pegangan pintu sampai tak mungkin lagi ia bertahan, terbanting jatuh sambil berlutut, ditinggalkan taksi Hopkins yang melaju kencang.
Siapa nyana kalau yang terjatuh itu ternyata bukan teman. Baru kemudian Hopkins mengetahui, kalau si pria itu petugas Dinas Sosial, yang begitu terjatuh lalu menelepon nomor darurat 911. Hopkins celingukan sambil menggaruk kepala yang tak gatal, waktu polisi memberi tahu, dia telah dimanfaatkan dalam sebuah aksi penculikan. Rockefeller menculik anaknya sendiri, namanya Reigh, alias Snooks, dari mantan istrinya.
Rockefeller juga “pelaut”
Bagaimana ceritanya seorang bapak sampai menculik anaknya sendiri, polisi juga tak punya bayangan. Sampai kemudian muncul seorang perempuan bernama Sandra Boss yang ternyata mantan Nyonya Rockefeller.
“Kami belum lama bercerai. Dua belas tahun menikah, ternyata saya tidak tahu apa-apa tentang suami saya. Karena dia ternyata bukan Rockefeller, Pak. Hidupnya penuh kebohongan.”
Sandra Boss adalah eksekutif puncak perusahaan konsultan Mckinsey & Co, sehingga kredibilitasnya dapat diandalkan. Boss sebenarnya sudah bergerak sejak awal dengan menyewa jasa Frank Rudewicz, detektif swasta. Sayangnya, data latar belakang yang didapat nyaris nihil. “Ibarat laki-laki 48 tahun yang lahir pada tahun 1993,” karena catatan tentang Rockerfeller ya cuma sampai segitu.
Empat hari berlalu, Snooks belum juga ditemukan. Superintendent Kepolisian Boston Sersan Thomas Lee makin kuatir. Suka tak suka Sandra Boss tak ragu memohon lewat rekaman video, “Kumohon, please, kembalikan Snooks. Mari kita cari solusi yang lebih baik untuk mengatasi ketidakcocokan kita. Dan sayangku Reigh, Mama sayang kamu dan merindukan kamu.”
Tidak ada respons. Permohonan penuh perasaan yang ditayangkan di televisi itu ibarat gema di ruang kosong. Sekosong hati Sandra Boss. Otaknya berpikir keras, hatinya makin was-was.
Untunglah menginjak hari kelima, ada respons masuk dari orang yang membaca poster “Wanted” yang disebarkan polisi. Pengusaha real estate Julie Gochar mengaku pernah melihat foto orang itu di internet. Tapi namanya bukan Clark Rockefeller melainkan Charles Smith yang lebih suka dipanggil Chip.
Chip Smith adalah nakhoda kapal. Ia mengontak Gochar lewat e-mail hampir setahun sebelum peristiwa penculikan. Ia berniat akan menetap di Baltimore bersama anak perempuannya, bernama Muffy. Ke mana ibunya? “Oh, ibunya saya sewa [surrogate - Red.) di Swedia,” tuturnya kepada Gochar.
Baru sekitar April, Gochar punya kesempatan tatap muka dengan klien istimewa itu. Anehnya ia tak tampak seperti pelaut profesional. Kacamata hitamnya menggunakan frame dari plastik hitam. Topinya ditarik dalam-dalam sampai ke bawah, rambutnya disemir merah terang dan ... wajahnya amat pucat. Pelaut kok pucat?
Gochar menunjukkan kepada polisi rumah mobil yang dijualnya kepada Chip. Rumah itu dibayar dengan cek kontan sebesar AS$ 450.000.
Sepanjang malam polisi memata-matai rumah itu sampai saat Chip muncul keesokan harinya. Benar, ia Clark Rockerfeller. Tapi bagaimana caranya memancing dia keluar dari rumah? Kebetulan Gochar tahu Rockefeller mempunyai kapal di marina. Ke sanalah mereka, menemui manajer marina, Jim Ruscoe. Dengan senang hati Ruscoe menelepon orang yang sepengetahuannya bernama Chip Smith itu.
“Perahu Anda mau tenggelam,” katanya. Kalau tidak segera datang, perahu itu tak bisa diselamatkan lagi.” Benar saja, Rockefeller kontan tergesa-gesa keluar dari rumahnya. Langsung dikepung dan ditangkap. Anaknya segera diamankan.
Anak dari Jerman
Chip Smith diringkus dan dijebloskan ke penjara Baltimore, walaupun bersikeras namanya Clark Rockefeller. la diajukan ke pengadilan Boston dengan tuduhan penculikan anak dan dua kali tindak kekerasan. Lucunya, si penuntut tetap menyebutnya “Tak Dikenal”.
Untunglah hanya beberapa hari kemudian muncul titik terang berkat sebuah gelas anggur yang mengandung sidik jari Rockefeller. Gelas itu ditemukan di apartemen seorang temannya. Begitu dicocokkan dengan database sidik jari yang dimiliki FBI, terkuaklah identitas “The Mystery Man” yang membuat geger itu.
Clark Rockefeller sejatinya seorang warga negara Jerman bernama Christian Karl Gerhartstreiter, lahir tahun 1961 di Jerman Barat. Sampai di sini, polisi boleh bernapas lega. Tapi bagaimana seorang Gerhartstreiter beralih rupa jadi seorang Rockefeller?
Semua berawal di sebuah kota kecil, Siegsdorf namanya. Di sinilah tempat kelahiran Gerhartstreiter. Menurut Nenek Luise Huber (89) pemilik sebuah warung kecil, ayah Gerhartstreiter pelukis, ibunya penjahit. Di kota kecil yang tenang, nyaman, dan damai ini Christian terus gelisah.
Dalam kenangan Nenek Huber, Christian kecil gampang naik darah. Penyebabnya tak lain karena anak itu sejak kecil sudah punya pembawaan sombong. Dalam bahasa Jerman, Nenek Huber nyerocos, “Di dalam tokoku Christian bisa demikian saja memaki temannya ‘Minggir, anjing!’ Maka tak ada yang keberatan waktu ia minta izin merantau saat usia delapan belas tahun. Ia berniat mencari jati diri di Amerika. Baginya, tak ada yang patut diingat-ingat dari kota kecil ndeso itu.
Si pemuda kampung menetap di Connecticut, tahun 1978. Ia mendaftarkan diri di SMA dan tinggal di keluarga Ed Savio. Semula mereka percaya saja bahwa dia anak seorang industrialis yang kaya raya. Kadang kala bicaranya menyiratkan ia keturunan bangsawan Eropa. Bahwa tinggal di keluarga Savio sepertinya terpaksa, meskipun merendahkan derajat. Dijajalnya macam-macam mode rambut, termasuk style berpakaian, lalu mengamati bagaimana efeknya.
Christian Karl Gerhartstreiter hanya tujuh bulan tinggal bersama keluarga Savio. Bukan ia yang tak tahan, tapi seluruh keluarga induk semangnya yang tak tahan pada sifat pongahnya. Angkat kaki dari rumah itu, ia lalu mendaftarkan diri sebagai mahasiswa di University of Wisconsin.
Entah memang tak serius mau belajar, atau sifatnya yang sulit, hanya beberapa bulan Christian betah jadi mahasiswa. Setelah itu ia menghilang tanpa bekas ke dunia yang luas.
Sampai pada tahun 1983, seorang pemuda yang menyebut diri Christopher Chichester, Baronet ke-13 (gelar kebangsawanan Inggris sedikit di bawah Baron - Red.), mendarat di San Marino, California. Di daerah pinggiran kota yang mahal di Pasadena ini tak sulit tebar pesonanya menggaet banyak hati. Dalam waktu tak lama “CC” sudah populer di Rotary Club dan lingkungan gereja. Christian Karl Gerhartstreiter telah berhasil memoles penampilan dan membuang perilaku kasarnya. Dia sopan, pembawaannya bermartabat, bahkan cara berpakaiannya pun sedap dipandang. Semua itu dikemas dengan pembawaan yang ramah disertai humor-humor cerdas.
Mulanya cukup sukses ia memperluas jaringan (sekalian mencari korban). Sasarannya, anak-anak perempuan keluarga kaya di daerah itu, termasuk yang masih bau kencur. Secepat ia menaklukkan hati masyarakat San Marino, secepat itu pula ia kehilangan pesonanya gara-gara sering mengajak kencan anak-anak cewek di bawah umur. Lama-lama orang agak ngeri dan melihatnya sebagai orang yang aneh. Mungkin menyadari kegagalannya, “CC” pun ambles ditelan bumi lagi.
Ayah posesif
Tak berhasil di San Marino, jejak Gerhartstreiter baru terlacak lagi lebih dari satu dekade kemudian di New York sebagai Clark Rockefeller. Entah dari mana ia memperoleh modal untuk hidup dengan gaya industrialis bertaraf Rockefeller. Mungkin selama sepuluh tahun ia berhasil juga di sana-sini mendapatkan ikan di jaring yang ditebarnya.
Di restoran ia selalu disambut ramah oleh pramusaji. Bahkan artis William Quigley yang pernah diajak ke rumahnya amat terkesan melihat di rumahnya tergantung sebuah lukisan Rothko dari tahun 1969-1970. Sebagai pelukis ia tahu benar mengapresiasi hasil karya Mark Rothko, pelukis Amerika yang terkenal dengan bentuk-bentuk kotak dan segiempatnya itu. Mahal pastinya! Rockefeller dikenal royal. Ia sering menjamu teman-teman di klub-klub eksklusif. Acara makan malam tak pernah lepas dari sajian champagne. Quigley mengenang:
“Ia juga tidak suka pamer. Malah tak suka jadi perhatian. Kalau berjalan di jalanan, selalu menarik topinya dalam-dalam.”
Gerhartstreiter agaknya sedang menerapkan metode baru untuk menjaring. Metode yang lebih afdal untuk menjaring ikan besar…
Mangsa itu ternyata berupa Sandra Boss. Perempuan cerdas dengan karier sukses itu berhasil ditaklukkannya. Mereka menikah dan Mei 2001, lahir Reigh. la memutuskan menjadi “Mr. Mum”.
Sandra-lah yang tiap hari berangkat pulang ke Boston untuk bekerja. Untuk membantu mengasuh Reigh atau Snooks, dipekerjakan baby sitter, bernama Emily Miller, yang baru 16 tahun. Sebagai ayah, Rockefeller sangat lembut. Dia suka mengantar Snooks jalan-jalan ke museum, galeri seni. Juga sudah mengajarnya membaca saat Snooks baru dua tahun.
“Mr. Rockefeller suka kembaran dengan anaknya: celana khaki, kaus polo warna biru dan sepatu kets cokelat dan Snooks mengenakan sepatu sandal cokelat dan celana khaki ... he he he. Aneh saja,” komentar Emily Miller.
la juga posesif terhadap anaknya.
Tahun 2006, keluarga Rockefeller pindah ke Boston. Mereka baru saja membeli rumah seharga AS$ 3 juta di daerah termahal di AS: Beacon Hill! Snooks dimasukkan juga ke sekolah swasta unggulan. Cita-cita Christian si pemuda kampung dari Jerman untuk hidup bergaya tercapai sudah. Sehari-hari kerjanya menikmati hidup bersama anak semata wayangnya: jalan-jalan di taman, makan malam di Algonquin Club yang eksklusif. Sayangnya, kehidupan yang sudah serba sempurna bagi pihak suami, ternyata siksa mahaberat bagi sang istri. Terbukti tak berapa lama sesudahnya, Sandra mengajukan permohonan cerai.
Rockefeller amat terpukul. Hakim pengadilan keluarga di Boston memutuskan Sandra boleh pindah ke London dengan membawa Snooks; dan sebagai ayahnya ia hanya diberi jatah bertemu tiga kali setahun, di bawah pengawasan. Waktu itulah dunia serasa runtuh.
Tak menyumbang sepeser pun
Kasus seorang “Rockefeller” yang menculik anaknya sendiri menjadi makanan empuk media massa. Setelah dipindah paksa dari rumah mewahnya ke sel berukuran 4x4 m, Gerhartstreiter diwawancarai oleh wartawan stasiun TV NBC. Saat ditanya soal identitas masa kecilnya di Jerman, ia mengaku tak ingat. Mengenai identitas Rockefeller, menurut dia, bukankah yang paling diuntungkan justru mantan istrinya.
Karena nama itu mendongkrak lingkaran pergaulan istrinya. Bukankah ia perempuan termuda yang pernah jadi direktur McKinsey & Co.? Rockefeller, atau Gerhartstreiter, mengaku tidak menyesal telah menculik anaknya. “Enam hari yang membahagiakan, setelah delapan bulan perpisahan yang amat memilukan.”
Di pengadilan, ia menyatakan diri tak bersalah terhadap semua dakwaan jaksa: dua tindak kekerasan terhadap seorang petugas dinas sosial, satu kali memberikan identitas palsu kepada polisi. Sedangkan terhadap penculikan ia juga tidak bersalah dengan argumen itu dilakukan dalam kondisi kejiwaan yang tidak normal.
Tapi menurut jaksa penuntut David Deakin, nyatalah persiapan dikerjakan selama berbulan-bulan. Pengusaha real estate mengaku dihubungi soal rumah bulan November 2007, bahkan sebelum Sandra pindah ke London. Lalu ada lagi pengakuan pedagang batu mulia Ken Murphy yang mengatakan Gerhartstreiter membeli koin emas seharga AS$ 465.000. Lalu belakangan membeli lagi senilai AS$ 300.000. Semua itu bukankah agar penggunaan uangnya jangan sampai terlacak?
Yang paling menarik perhatian tentu saja kesaksian dari saksi utama. Menurut Sandra Boss, dulu laki-laki yang mendekati dan merayu dia adalah pria berbudaya, halus budi bahasanya, sangat cerdas, sopan, bisa diajak ngobrol mengenai apa saja. Belakangan ia berubah menjadi pria sok kuasa yang pemarah. Di awal pernikahan, bulan madu belum hilang manisnya, Rockefeller sudah mengeluh gaji istrinya terlalu kecil. Beberapa tahun kemudian, dengan gaji lewat sedikit dari $AS 1 juta, tetap saja si suami belum puas. Begitu Reigh lahir, didorongnya Sandra untuk cepat masuk kerja lagi. Dan ia tidak mau mempekerjakan pengasuh.
Anehnya, selama dua belas tahun membina bahtera rumah tangga bersama, sang Rockefeller tak pernah sesen pun turut mengisi kas keluarga. Malah akhirnya mereka bersepakat, Boss akan diizinkan membawa Reigh untuk pindah ke London asalkan ia memberinya satu juta dolar. Jadi si ayah rela menukar anaknya dengan uang AS$ 1 juta!
Giliran tim pembela beraksi, Sandra didesak untuk mengakui bahwa suaminya itu berperilaku di luar kebiasaan (yaitu menculik Snooks) akibat tertimpa kesedihan luar biasa. Kurang waras mendadak karena merasa amat kehilangan.
Namun betapa pun yang memutuskan tentu pada juri. Setelah enam hari pemeriksaan berjalan, mereka memutuskan: tertuduh bersalah atas tuduhan penculikan, tetapi tidak bersalah untuk dakwaan yang lain. Hukumannya empat sampai lima tahun penjara.
Barangkali Gerhartstreiter memang amat sayang pada putrinya dan amat menderita dipisahkan dari Snooks. Tetapi rekam jejaknya sebagai penipu ulung lebih berteriak lantang. Tragisnya, menurut saksi ahli, Gerhartstreiter telah termakan oleh kebohongannya sendiri.
Setelah bertahun-tahun hidup sebagai Rockerfeller, ia benar-benar “telanjur” percaya, bahwa ia memang seorang Rockefeller. Maka sulit baginya memahami di mana letak kesalahannya? Di awal tahun 2010 ia mengajukan permohonan untuk memperoleh pengadilan ulang; ditolak. Juga permohonannya untuk mendapatkan keringanan hukuman tidak dikabulkan. (Endah Imawati)
" ["url"]=> string(73) "https://plus.intisari.grid.id/read/553448352/wajah-ganda-sang-rockefeller" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1661951369000) } } }