array(1) {
  [0]=>
  object(stdClass)#49 (6) {
    ["_index"]=>
    string(7) "article"
    ["_type"]=>
    string(4) "data"
    ["_id"]=>
    string(7) "3517439"
    ["_score"]=>
    NULL
    ["_source"]=>
    object(stdClass)#50 (9) {
      ["thumb_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/750x500/photo/2022/10/09/terhipnotis-sang-pacar_faruk-tok-20221009063447.jpg"
      ["author"]=>
      array(1) {
        [0]=>
        object(stdClass)#51 (7) {
          ["twitter"]=>
          string(0) ""
          ["profile"]=>
          string(0) ""
          ["facebook"]=>
          string(0) ""
          ["name"]=>
          string(13) "Intisari Plus"
          ["photo"]=>
          string(0) ""
          ["id"]=>
          int(9347)
          ["email"]=>
          string(22) "plusintisari@gmail.com"
        }
      }
      ["description"]=>
      string(148) "Rachel Lean ditemukan tewas mengenaskan. Pelakunya, Maria Hnatiuk, konon memiliki orientasi seksual yang aneh karena membunuh atas desakan pacarnya."
      ["section"]=>
      object(stdClass)#52 (8) {
        ["parent"]=>
        NULL
        ["name"]=>
        string(8) "Kriminal"
        ["show"]=>
        int(1)
        ["alias"]=>
        string(5) "crime"
        ["description"]=>
        string(0) ""
        ["id"]=>
        int(1369)
        ["keyword"]=>
        string(0) ""
        ["title"]=>
        string(24) "Intisari Plus - Kriminal"
      }
      ["photo_url"]=>
      string(113) "https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/945x630/photo/2022/10/09/terhipnotis-sang-pacar_faruk-tok-20221009063447.jpg"
      ["title"]=>
      string(22) "Terhipnotis sang Pacar"
      ["published_date"]=>
      string(19) "2022-10-09 18:37:40"
      ["content"]=>
      string(22779) "

Intisari Plus - Rachel Lean ditemukan tewas mengenaskan. Pelakunya, Maria Hnatiuk, konon memiliki orientasi seksual yang aneh karena membunuh atas desakan pacarnya.

-------------------

Tanggal 5 September 1995, Kota Norwich gempar gara-gara ditemukan sesosok mayat perempuan di antara kerimbunan semak-semak. Dari hasil autopsi terungkap, mayat itu sudah tergeletak di sana selama lima hari. Selain beberapa tusukan di tubuhnya, polisi agak heran melihat celana korban melorot sehingga memperlihatkan pantatnya.

Awalnya, polisi menduga korban diperkosa sebelum dibunuh. Tetapi dugaan itu gugur karena tidak dijumpai ceceran sperma. Dugaan lain, korban diperkosa oleh seorang wanita lesbian. Namun, siapa dia? Yang pasti, dari bekas tusukan yang bersarang di dada, punggung, dan tenggorokan korban tergambar pelaku melakukan pembunuhan dengan amat biadab. Korban yang berlumuran darah itu ditinggalkan dalam posisi tertelungkup di semak belukar.

 

Mau bakar cottage 

Si korban, Rachael Lean, baru berusia 18 tahun. la tinggal bersama ayahnya di Desa Buxton, 16 km selatan Norwich. Ayahnya bekerja di pangkalan Angkatan Udara Inggris (RAF) di Coltishall, Norfolk, sebagai kepala teknisi yang memperbaiki pesawat-pesawat jet pemburu Jaguar. Saat Rachael ditemukan meninggal, ayahnya sedang bertugas di Bosnia memperbaiki pesawat jet untuk pasukan penjaga perdamaian.

Setiap hari Rachael pergi ke pangkalan RAF, tepatnya di tempat senam milik pangkalan tersebut. la berlatih agar tetap fit dan bugar. Dalam waktu dekat ia akan mulai kuliah di Southampton University. la menggunakan kesempatan bersenang-senang ke gym karena belum tahu tersedia atau tidaknya fasilitas serupa itu di universitas.

Penduduk desa sering melihat Rachael naik sepeda ke pangkalan. Mereka senang melihatnya sebab Rachael adalah gadis yang ramah dan menyenangkan.

Sampai suatu ketika, akhir Juli 1995, Rachael bertemu dengan Maria Hnatiuk yang sedang berlatih aerobik. Karena pribadi Maria yang blasteran ayah Ukraina dan ibu Jerman itu begitu menarik, mereka berdua menjadi cepat akrab. Sepengetahuan Rachael, Maria dan pacarnya pindah ke desa tetangga untuk memulai bisnis baru.

Maria tumbuh dewasa di Bristol, tetapi telah meninggalkan rumah pada usia 18 tahun. Awalnya, ia ingin menjadi guru, tapi kuliahnya di sebuah college tidak selesai dan ia memilih bekerja di sebuah bank. Dari bank ia pindah ke perusahaan asuransi, sebelum akhirnya pindah ke London pada usia menjelang 20 tahun.

Di London Maria bekerja di perusahaan musik. Di sini ia berkenalan dengan para disc jockey (DJ), agen, bahkan para bintang pop. Dari sinilah ia mulai hidup glamor. Ia akhirnya kumpul kebo dengan seorang DJ terkenal yang membawanya ikut promosi ke luar negeri.

Maria pindah ke Norwich tahun 1991, setelah hubungannya dengan DJ tadi berantakan. Ada yang aneh dalam perpisahan itu. Maria mencoba membakar cottage sang kekasih!

 

Menjadi “budak”

Di Norwich Maria bekerja di sebuah toko alat-alat olahraga. Saat itulah ia bertemu seorang pria di kelas aerobik. Padahal, pria itu telah menikah. Tanda-tanda jatuh cinta mulai mewarnai hubungan kedua insan berlainan jenis itu. Karena masih sangat mencintai suaminya, istri pria tadi usul agar suaminya pindah tempat kerja.

Pria tadi menolak saran istrinya dan malah mengajaknya menginap di hotel bersama kedua anak mereka. “Terus terang, hati saya pun luluh. Kami memiliki dua anak kecil yang mencintainya,” kata sang istri.

Namun, istrinya masih memiliki perasaan yang mengganjal. Maka, ia pun ingin menjumpai suaminya di kantor untuk membicarakan beberapa hal. “Saya pergi ke kantor suami bukan mencari keributan. Tetapi ketika saya melewati pintu dan melihat Maria, saya pun marah. Saya menjambak rambutnya yang pirang, merenggutnya dari kursi, dan mengempaskannya ke lantai. Kemudian saya berjalan keluar dengan tenang.”

Sayangnya, Maria tipe wanita yang sekali mencengkeram pria ogah sedetik pun melepaskannya. Cuma, kali ini ia memilih pria yang salah. Saking tergila-gilanya pada pria ini, Maria rela melakukan apa saja. Bahkan penampilannya pun disetir sang pria. Rambut panjangnya dipangkas, wajahnya tanpa riasan, berpakaian pun seenaknya. Semua atas perintah si pria.

Yang sungguh radikal adalah menjadikan Maria sebagai budak seks pria itu dengan memaksa Maria menelepon ke telepon khusus para lesbian sementara ia mendengarkan. Jika percakapan Maria kurang menggairahkan, tak jarang pria itu menghajar Maria. Kurang ajarnya lagi, pria itu menyuruh Maria membawa para wanita tadi ke rumah mereka sehingga ia bisa menonton hubungan seksual para lesbian.

Sungguh sulit bagi wanita normal untuk memahami tindakan sang pacar terhadap Maria. Maria sepertinya terhipnosis oleh pria itu yang ternyata sangat obsesif. Bahkan ketika Maria disuruh bercerita tentang kisah percintaannya dengan pria-pria lain sebelumnya - dan disanggupi Maria - pria tadi malah cemburu berat. Belakangan pria itu menyuruh membakar cottage para mantan kekasih Maria.

Hanya butuh waktu empat tahun untuk mengubah Maria Hnatiuk yang normal menjadi “budak” sang pria. Apa pun yang diperintahkan si pria, Maria akan patuh melakukannya.

 

Diusir dari rumah

Petualangan seksual kedua pasangan itu mulai menggila. Maria disuruh memasang iklan mencari pasangan lesbian di koran. Maret 1995, sebuah balasan datang dari seorang model. Tiga bulan kemudian Maria mengirimkan foto-fotonya yang berpakaian minim dengan sepatu bot hitam panjang. Sebaliknya, si model mengirimkan beberapa foto dan video.

Maria kemudian menyuratinya kembali. “Setelah melihat wajah dan tubuhmu yang luar biasa di video, aku banyak berfantasi tentangmu. Aku sungguh-sungguh ingin membuatmu tergila-gila dan memberimu banyak kenikmatan. Aku tak sabar menunggu. Aku memiliki seorang budak pria, dan aku ingin kamu menjadi budak wanitaku.”

Selain menjalin hubungan melalui surat, mereka pun berkomunikasi lewat telepon. Jika sebelumnya dua kali seminggu, kini hampir tiap hari terjadi dialog mesra di antara mereka. Akhirnya, dirancanglah sebuah pertemuan antara Maria dan model itu di sebuah cottage. Sang model berharap, akhir minggu yang akan dijalaninya berbuah kepuasan. Namun, justru sebaliknya yang ia terima.

Si model ketakutan karena mengalami teror saat Maria dan sang pacar mencoba membujuknya untuk melakukan hubungan seksual tidak wajar. Ia tidak menginginkan kehadiran pria. Akhirnya, Maria membelenggunya dan si model pun tak berdaya.

Setelah bercinta dengan sang model, keesokan harinya Maria menghabiskan waktu bersama Rachael. Malangnya, pacar Maria tahu dan mengusir Maria dari cottage mereka. Anehnya, sang pacar tetap meminta Maria untuk menghubunginya setiap hari, entah bertemu langsung atau per telepon.

Seminggu dalam keadaan lontang-lantung membuat mental Maria down. Makanya, tanggal 5 September 1995, ia menelepon Rachael untuk bertemu. Keduanya bertemu di lantai dasar toko Naafi dan pergi ke pinggiran kota. Apa yang terjadi kemudian hanya mereka berdua yang tahu. Tepatnya, hanya Maria, sebab tak seberapa lama Rachael ditemukan sudah menjadi mayat!

 

Pasangan aneh

Polisi, atas dasar fakta tadi, langsung mencokok Maria. Padahal, Maria sudah melarikan diri ke Bristol. Di bawah tekanan interogasi selama lebih dari 50 jam, Maria tetap menolak mengakui kesalahan. Baru setelah disodori bukti-bukti yang menggiring ke arah dirinya, ia mengakui kesalahannya kepada tim pengacara. Namun, ia tidak menerima sepenuhnya kesalahan atas tindak kriminal yang dia lakukan.

Persidangannya dimulai di Norwich Crown Court pada 11 November 1996. Jaksa penuntut, David Stokes, menyatakan bahwa Maria Hnatiuk memiliki ketertarikan seksual pada wanita dan menikam Rachael Lean di dada, punggung, dan tenggorokan sebelum meninggalkan korban dengan posisi tertelungkup di semak belukar. 

“Itu merupakan serangan yang membabi buta. Tampaknya, kematian tidak terjadi dengan segera. Celana ketat korban telah diturunkan sehingga memperlihatkan pantatnya. Jelas ini bukan kecelakaan,” kata Stokes sambil menambahkan, perilaku memperlihatkan pantat korban mengindikasikan motif seksual dalam pembunuhan Rachael.

Dalam interogasi awal, Maria menyatakan bahwa ia bertemu Rachael di Naafi dan meninggalkan korban untuk pulang berjalan kaki sendirian. “Ia pembohong jempolan. Ia penuh perhitungan dan jahat. Membunuh wanita muda yang sedang meniti masa depan,” ujar jaksa penuntut.

Di persidangan, kilas balik pertemuan Maria dan Rachael diputar ulang. Juga kehidupan “aneh” yang dijalani Maria Hnatiuk setelah pertemuannya dengan sang pacar. Dalam tuturan Stokes, “Pada akhir Juli 1995, saat menunggu dimulainya tahun ajaran baru, Rachael bertemu dan bersahabat dengan Maria Hnatiuk yang tinggal bersama pasangannya. Mereka dikenal sebagai pasangan aneh, sering bertengkar yang berujung pada tangisan Maria. Bahkan Maria sudah menandatangani kontrak yang aneh, yakni berjanji tidak akan berbicara dengan lelaki mana pun selain pasangannya itu.”

“Saat itulah pacar Maria mulai mengajak para wanita ke rumah mereka untuk berhubungan seksual. Bukan untuk dirinya, tapi justru untuk Maria. Pacar Maria sendiri tampaknya memiliki kecenderungan ingin berhubungan seksual dengan wanita. Namun, sebulan sebelum kematian Rachael, pasangan itu berpisah.”

Menurut Stokes, polisi telah menemukan surat-surat, foto, dan catatan yang ditulis oleh Hnatiuk yang menjelaskan persoalan seksualnya secara jelas. Beberapa dokumen ditemukan di kolam desa itu. Salah satu dokumen menunjukkan ketertarikan Maria terhadap pantat wanita. Juga foto Maria sedang menungging dan memperlihatkan pantatnya.

 

Orientasi seksualnya berubah 

Semenjak hidup dengan pacarnya yang aneh itu, orientasi seksual Maria memang berubah. Seorang saksi wanita berucap di pengadilan bahwa pada 23 Juli 1995 ia merasa dilecehkan oleh Maria saat menghadiri Buxton Carnival. “Sekitar pukul 20.00 saya pergi ke toilet. Baru saja saya menutup pintu toilet, suara seorang wanita mengagetkannya. Suara itu kira-kira begini, ‘Saya suka dengan bajumu. Kau terlihat cantik’.”

Saksi itu menambahkan, wanita berambut pirang yang ternyata bernama Maria Hnatiuk itu masih menatapnya ketika ia keluar dari toilet. “Cara memandangnya membuat saya tidak nyaman.” Ketidaknyamanan itu masih berlanjut ketika saksi itu berdansa. “Wanita itu memuji tubuh langsing dan model rambut saya. Ia menanyakan tempat kerja dan tempat tinggal saya. Saya menjadi tidak nyaman saat ia mencoba memeluk saya.”

Saksi lain berkata, “Saya bertemu Maria Hnatiuk lewat sambungan telepon lesbian pada tahun 1994. Kami kemudian merencanakan untuk pergi ke klub bagi kaum homoseksual. Maria bertanya apakah ia boleh membawa pacarnya? Dari cara bicaranya, ia ingin berhubungan seksual bertiga. Terus terang saya tidak suka dan menolak usulan itu.”

Dalam pernyataannya di depan polisi, Maria mengakui bahwa ia memiliki kecenderungan lesbian dan sedang mencari teman kencan seorang wanita sejati. Tetapi Maria mengakui pula, hubungan dengan pacarnya sebagai hal yang sangat “luar biasa”. Bahkan kepada dua orang detektif wanita ia berkata, “Itu hal terbaik yang pernah saya alami. Saya lebih suka berhubungan dengan pria daripada wanita, tetapi saya juga senang pada wanita.”

Hari keenam persidangan, Maria Hnatiuk naik ke mimbar. Ia bercerita soal kisahnya. Tentu menurut versi dia. Ia mengakui, dirinya didominasi oleh seorang pria lebih tua, yang merasuki pikirannya untuk membunuh lima orang jika ingin mengajaknya menikah. Namun, kalau melihat perbedaan umur mereka yang cuma tiga tahun, pernyataan lebih tua tadi sepertinya mengada-ada.

Didampingi penasihatnya, Oliver Blunt QC, Maria mengatakan, “Pacar saya marah dengan hubungan-hubungan saya sebelumnya. Jika orang-orang itu belum mati, pacar saya tidak bahagia. Ia kemudian membuat daftar yang terdiri atas lima pria yang harus saya habisi.” Sebelum Maria melakukan misinya tadi, aktivitasnya dikekang oleh sang kekasih. Jika melenyapkan dua orang pertama dalam daftar, Maria boleh pergi ke tempat kebugaran lagi. Jika semuanya, Maria akan menikah dengan pacarnya.

Meski diperlakukan secara kejam baik fisik maupun psikis, Maria menurut saja untuk menyerahkan dirinya secara total. Di depan pengadilan Maria mengaku, pacarnya memang sangat meyakinkan serta lebih menarik dan menggairahkan dibandingkan dengan pacar-pacarnya sebelumnya.

 

Menjadi depresi

Di balik penampilannya yang meyakinkan, menarik, dan menggairahkan tadi, Maria juga ketakutan dengan sosok sang pacar yang diduga keras anggota sebuah organisasi gelap yang sewaktu-waktu bisa mengirimnya ke Kamboja. Sang pacar pun berkoar bahwa ia memiliki akses untuk memperoleh pil yang dapat membuat orang berbicara jujur. Yang membuat Maria ketakutan, pacarnya sanggup mengirim orang-orang yang dapat membahayakan keluarga Maria. “Saya sangat ketakutan,” tutur Maria.

Hari-hari selanjutnya merupakan “penjara” bagi Maria. Ia dipindahkan ke suatu tempat yang ia tidak tahu namanya. Tidak ada mobil, uang, dan tetangga. Pokoknya sangat terisolasi. Pacarnya pun menginginkan Maria lebih dominan di ranjang dan lebih berfantasi dalam berhubungan seksual secara lesbian.

“Ia merasa sudah dominan di tempat kerja, maka giliran saya yang dominan di ranjang. la sangat menyukai saat saya mengenakan pakaian dari lateks,” tutur Maria. Mereka berhubungan seksual secara normal saat bertemu pertama kali pada tahun 1991. Namun, pria itu menjadi sangat pencemburu dengan pria yang pernah singgah dalam kehidupan Maria.

Sampai kemudian, Maria merasa menemui masalah besar. “Ia menginginkan saya untuk bercinta dengan sesama jenis. Fantasi itu seperti hantu di siang bolong.” Sejak saat itu Maria harus mengajak wanita ke rumah mereka untuk bercinta bertiga. Jika tidak bisa membawa wanita ke rumah, Maria harus bersiap diri dipukuli. “Awalnya sih jarang-jarang. Tapi kemudian menjadi rutin, bahkan setiap dua atau tiga hari sekali,” Maria menerawang. Maria menjadi gelap mata dan terkadang mengurung diri di rumah berhari-hari. Bahkan ia sudah pernah mencoba bunuh diri dengan menenggak aspirin dalam jumlah besar.

Ketika Blunt menyinggung soal pembunuhan Rachael, Maria diam sebentar. Pandangannya kosong. “Saya merasa baik-baik saja dengan Rachael. Sangat baik malahan. Ia teman saya.” Akan tetapi ia merasa pacarnya membenci Rachael. Di mata sang pacar, Rachael memiliki lebih dari apa yang Maria punyai.

Titik puncak kekesalan Maria yaitu ketika ia diusir pacarnya dari rumah mereka. Semua barang miliknya dilemparkan ke kolam di desa. Ia pun hidup menggelandang di luar rumah dengan dua tas. Untuk mengganjal perut ia tak jarang mengais tempat sampah atau meminta belas kasihan warung. Sampai akhirnya ia mencuri sebilah pisau berukuran 25 cm untuk melindungi diri dan memotong makanan. “Saya benar-benar depresi. Saya berada di titik paling rendah dalam hidup saya. Hidup saya sudah hancur. Semua memandang saya sebagai orang tak berguna,” Maria tersedu.

 

Merosot saat ditarik

Ketika bercerita tentang pertemuan terakhirnya dengan Rachael, Maria berkata, “Saat kami sedang berjalan, Rachael mengatakan bahwa ayahnya berada di Bosnia. Dan ia merasa khawatir padanya. Ia juga berbicara soal masuk ke universitas dan bagaimana soal masa depannya.”

“Apa yang ada dalam pikiranmu?” Blunt menyela. 

Sambil menangis tersedu-sedu Maria menjawab, “Saat memandang lampu-lampu di Coltishall, saya merasakan kehampaan. Saya tidak bisa menguasai diri lagi. Di dalam benak saya terngiang kembali kata-kata pacar saya soal Rachael harus mati. Jika ia tidak mati, saya tidak mendapatkan apa-apa.

“Saya menarik pisau dan mulai menghujamkannya ke tubuh Rachael. Saya menusuknya di punggung dan ia berbalik sambil meneriakkan nama saya. Saya pun menjadi kalap dan menusuknya berulang-ulang.”

Blunt bertanya mengapa Maria melakukan hal itu?

“Karena Rachael harus mati! Ia memiliki segalanya dan saya tak memiliki apa-apa!”

Ketika ditanya soal celana Rachael yang melorot, Maria menyangkal telah memelorotkannya. “Saya hanya ingat menyeret tangan dan pergelangan kakinya dan meletakkannya di bawah pohon. Bisa jadi celana ketatnya merosot saat saya menariknya.”

Di akhir persidangan, penasihat Maria berkata kepada juri bahwa, “Tidak ada penjelasan yang rasional tentang kematian Nona Lean. Ia masih muda, tak berdosa, penuh semangat, dan tak semestinya ia meninggal. Pertanyaannya, mengapa? Satu-satunya penjelasan yang masuk akal, Maria Hnatiuk telah mengalami cuci otak. Terdakwa berubah dari seorang gadis yang menyenangkan, menarik, ceria, dan ramah menjadi sosok yang kusut, tak terawat, tak punya apa-apa, dan kesepian.”

Ketika ditanya jaksa penuntut, Maria menunjukkan penyesalan yang dalam. “Saya merasa sangat terganggu dengan apa yang terjadi pada Rachael. Saya tetap sulit percaya pada apa yang telah terjadi. Saya tidak percaya telah melakukan kekejaman.” 

Maria pun bercerita, ketika ia mencabut pisau, pikirannya pusing. “Bukan saya yang melakukan hal ini, tetapi dia yang berkata, ‘Kau harus melakukannya’.” Ia menyangkal hilang kesabaran karena Rachael menolak cumbuannya. “Saya tidak hilang kesabaran. Ia harus mati ...,” ujar Maria dengan sedih.

Mengakhiri pembelaannya, pengacara Maria menyatakan kepada juri bahwa kliennya menderita semacam ketidaknormalan pikiran yang membuatnya tidak tahu akibat apa yang dilakukannya. Namun, hal itu dibantah jaksa penuntut umum. Faktanya, setelah membunuh, Maria menelepon pacarnya yang kemudian menjemput Maria dan membawanya pergi ke London. Dari sini Maria melanjutkan perjalanan menggunakan kereta api menuju Bristol.

Di Bristol Maria menumpang di rumah saudaranya dengan tangan terluka. Digambarkan ia terlihat cerah dan gembira saat mencuci pakaiannya yang penuh bercak darah dan membuang pisau yang dipakai untuk membunuh Rachael.

Juri hanya membutuhkan waktu kurang dari empat jam untuk mengambil keputusan yang bulat atas kasus pembunuhan itu. Hakim Blofeld pun menghukum Maria Hnatiuk dengan kurungan penjara seumur hidup. “Pembunuhan keji ini telah Anda lakukan dan Anda tahu secara pasti apa yang Anda kerjakan. Anda dengan sengaja mengakhiri hidup Rachael secara brutal, menyembunyikan mayatnya, dan setelah itu berbohong.”

Maria Hnatiuk terisak-isak menangis turun dari mimbar didampingi petugas penjara. Dari kasus yang ditangani ini, detektif Superintendent Steve Swain menyatakan, cara termudah untuk menghancurkan seseorang adalah dengan mengisolasinya, mengatakan bahwa ia tidak berguna, dan setelah itu ia menjadi robot yang bisa kita program untuk apa saja. Termasuk membunuh! (Brian Marriner) 

 

Baca Juga: Teori Peluang Pembunuhan dr. Quincy

 

" ["url"]=> string(67) "https://plus.intisari.grid.id/read/553517439/terhipnotis-sang-pacar" } ["sort"]=> array(1) { [0]=> int(1665340660000) } } }