Intisari Plus - Cynthia Roth dikabarkan tewas tenggelam saat naik perahu karet bersama suaminya, Randy Roth. Tingkah laku Randy saat melaporkan kejadian membuat para detektif curiga. Apakah ini kecelakaan atau pembunuhan terencana?
-------------------------
Suhu udara 37°C. Hangatnya musim panas 23 Juli 1991 masih terasa meskipun hari sudah pukul 19.30. Telepon di kantor detektif King County, Sue Peters, berdering. Sebuah laporan masuk. Seorang wanita, Cynthia Roth, dikabarkan tewas tenggelam di area Idylwood Park, sekitar Danau Sammamish.
Konon Cynthia tengah naik perahu karet bersama suaminya, Randolph G. Roth yang biasa dipanggil Randy, ketika tiba-tiba sebuah perahu motor membalikkan perahu mereka. Tubuh korban yang tampak biru dibawa ke Overlake Hospital dan dinyatakan tewas pada pukul 18.35 oleh dr. David M. Roselle.
Detektif Larry Conrad dari Departemen Kepolisian Redmond sempat berbicara dengan suami korban. la memberikan keterangan tertulis. Mereka naik perahu karet. Setibanya di tengah-tengah, sang istri terjun berenang.
Namun kemudian mengalami kram di kaki. Perahu terbalik menutupi sang istri. Si suami berusaha mengembalikan posisi perahu karet, namun sayang sang istri sudah tak sadar. Namun ada lagi versi lain yang diceritakan Randy.
Perahu karet mereka terbalik akibat getaran perahu motor yang lewat. Ketika ia berusaha membalikkan perahu karet pada posisi semula, istrinya sudah tak sadar.
Anehnya, para petugas pantai tidak melihat adanya peristiwa yang membahayakan tersebut. Suami korban sama sekali tidak menunjukkan sikap seseorang yang membutuhkan pertolongan.
Ketika jasad Cynthia dibawa ke Overlake Hospital untuk menjalani autopsi sesuai prosedur yang berlaku, Randy kelihatan tidak setuju. Tapi ia tak bisa mengalangi.
Yang mengganggu pikiran Detektif Sue Peters adalah reaksi sang suami yang tak kelihatan sedih sama sekali. Ia bahkan tidak mengacuhkan dua bocah berusia 10 dan 7 tahun yang menangis meraung-raung setelah mengetahui ibu mereka tewas.
Departemen Kepolisian Redmond sementara mencatat peristiwa itu sebagai kecelakaan yang masuk dalam kasus no. 91-4177.
Ia begitu tenang
Betulkah Cynthia tewas akibat kecelakaan? Apakah ia bukannya sengaja ditenggelamkan? Sue Peters tergelitik untuk lebih jauh melakukan penyelidikan. Sue Peters dan kawan-kawannya lalu mulai menanyai seratus saksi mata.
Pada 24 Juli 1991, Surat Kabar Journal American memuat tenggelamnya Cynthia di halaman muka. Sang wartawan menulis, kematian Cynthia akibat penuhnya pengunjung pantai saat itu dan kurangnya petugas penjaga sehingga ia terlambat mendapat pertolongan.
Mike McFadden (19), salah seorang penjaga pantai yang bertugas saat kejadian, menolak tuduhan di atas. la melaporkan pada Sue Peters bahwa pria dalam perahu karet tersebut mendayung dalam kecepatan lambat.
"Ia tidak menunjukkan gelagat ingin cepat-cepat mencapai pantai, sementara para penjaga pantai mencoba memberi pertolongan pernapasan pada istrinya. Wajahnya tanpa ekspresi," jelas McFadden.
Empat orang penjaga pantai langsung bergabung dengan McFadden untuk memberikan bantuan. Sementara itu paramedis dari 911 juga segera datang. Pada pukul 17.56 Kapten Rydy Alvarez dari 911 menyatakan bahwa kemungkinan hidup Cynthia amat tipis begitu ia tiba di sana.
Namun mereka semua memperoleh kesan yang sama: heran atas ketenangan Randy. Ia sama sekali tidak memperlihatkan sikap seorang suami yang istrinya tengah tertimpa musibah.
Sue Peters melihat Randy seperti tengah menjalankan skenario yang sudah disiapkan. Empat hari setelah kematian Cynthia, Sue Peters mewawancarai Randy di rumahnya. Pria ini menjawab semua pertanyaan dengan lancar.
Sue Peters lalu mulai melacak orang tua Cynthia. Ayah dan ibunya, Hazel dan Merle Loucks, tampak amat terpukul. Kehilangan putri kesayangan yang baru berusia 34 tahun membuat kakek-nenek ini hampir tak bisa berkata-kata.
Belum setahun rasa terkejut mereka hilang atas keputusan Cynthia menikah lagi dengan Randy di Reno, kini datang berita yang lebih menusuk. "Kami tak tahu apakah Cynthia punya masalah dengan Randy atau tidak. Yang kami tahu, mereka hendak merayakan satu tahun perkawinan mereka," jelas Hazel Loucks.
Randy pun tidak memberitahukan musibah itu kepada keluarga istrinya. Begitu juga kepada Lori Baker, sahabat terdekat Cynthia. Bahkan dengan tenangnya, Randy secara sepihak memutuskan untuk mengkremasi Cynthia.
Ingin mengakhiri ‘kontrak’
Pada tanggal 29 Juli 1991, sekitar pukul 13.00, ketika Cynthia dikremasi, Sue Peters menerima telepon dari seorang wanita bernama Stacey L. Reese. Janda beranak satu ini mengaku sebagai teman sekantor Randy pada perusahaan peralatan mobil Bill Pierre Ford.
Pada bulan Mei 1990 Randy sering mengajaknya makan siang. Dalam kesempatan itu ia mengatakan bahwa perkawinannya tidak bahagia. Cynthia terlalu kuno dan tidak menyenangkan baginya. Randy tak ingin hidup berdampingan dengan Cynthia lebih lama lagi.
"Kontrak saya dengan Cynthia akan saya akhiri pada 1 Agustus 1991," konon Randy pernah berucap demikian.
Pada saat Randy bicara itu, Stacey tidak begitu mempedulikannya. Wajah Randy memang sedih dan tidak bahagia. Tetapi menurut Stacey, pria beristri suka bersandiwara. Berita tentang tenggelamnya Cynthia di surat kabar membuat Stacey teringat kembali pada Randy.
Tanggal 24 Juli 1991, Stacey menelepon Randy untuk menyatakan duka cita, tetapi yang menerima adalah mesin penjawab telepon. Beberapa jam kemudian Randy menelepon Stacey. Stacey menawarkan bantuan. "Saya baik-baik saja dan merasa lega," kata pria yang mendadak sontak menjadi duda.
Yang mencengangkan Stacey, Randy malah mengajaknya berkencan makan pagi bersama di House of Pancake tanggal 27 Juli 1991, padahal jasad Cynthia belum diperabukan. Randy juga berkata bahwa polisi mencurigai dirinya dan bermaksud melakukan interogasi.
"Jasad istrinya belum lagi dikremasi, Randy dengan tenang sudah mengajak wanita lain berkencan," maka Stacey pun memutuskan menceritakannya kepada Detektif Sue Peters.
Pada 1 Agustus 1991, tepat setahun perkawinan Randy dengan Cynthia, Randy diminta datang ke kantor polisi untuk menemui Sue Peters dan Mullinax untuk memberikan keterangan tentang kematian istrinya.
"Kalimat yang diberikan pria ini panjang-panjang. Dengan tenang ia menceritakan detail peristiwa yang menimpa istrinya," kata kedua orang petugas interogasi.
Sejak berita kematian Cynthia dimuat di surat kabar, telepon di kantor Sue Peters terus berdering. Masukan tentang pria yang bernama Randy G. Roth berdatangan.
"Cynthia pasti sudah merasakan adanya tanda-tanda bahaya. Baginya keselamatan anak-anak adalah nomor satu. Ia tak mungkin meninggalkan anak-anak berenang tanpa pengawasan kalau tak terjadi hal yang lebih berbahaya," kata salah seorang teman Cynthia.
Peristiwa tenggelamnya seorang wanita bernama lengkap Cynthia Baumgartner, janda Tom Baumgartner, ibu Rylie (10) dan Tyson (7), menguak kehidupan Randy Roth lebih dalam lagi. Empat orang detektif bekerja sama menangani kasus yang cukup rumit ini. Peristiwa yang tadinya dianggap kecelakaan kini jadi berubah.
Menyukai janda muda
Detektif Sue Peters ditelepon seorang wanita bernama Mary Jo, yang mengaku hampir menjadi istri keempat Randy. Janda dengan lima anak ini merasa begitu tersanjung sebagai wanita.
Randy begitu romantis dan penuh perhatian saat mereka berkencan. Bunga mawar merah dan perhatian begitu berlimpah. Bahkan ia tak keberatan untuk pada suatu kali turut mengurus lima anak bawaan Mary Jo. Tak heran Mary Jo pun memutuskan pindah ke tempat tinggal Randy.
Namun romantisme dan segala perhatian Randy lenyap dalam waktu 4 bulan, begitu Randy tahu Mary Jo tak layak asuransi karena menderita kanker. Tanpa tahu apa salahnya, Randy memutuskan untuk berpisah. Mary Jo pun hengkang dari rumah Randy.
Selain itu, Mary Jo juga menginformasikan bahwa istri pertama Randy adalah Donna Sanchez, bukan Janis Miranda. Dialah ibu dari putranya Greg.
Telepon dan temu muka berikutnya adalah dengan Donna Clift, mantan istri ketiga Randy. Janda muda beranak satu ini bercerai dari Randy pada tahun 1985.
"Randy menjadi berbeda dan begitu dominan setelah saya menjadi istrinya. Mawar merah dan sentuhan romantis tidak lagi terjadi setelah kami menikah. Ia pun ayah yang keras, lebih-lebih terhadap Greg. Hukuman badan kerap diterima Greg. Titik puncak yang membuat saya meminta berpisah dengannya adalah perlakuannya terhadap anak perempuan saya yang berusia 3 tahun dan usahanya menenggelamkan saya."
Pada suatu kali Randy begitu antusias ikut piknik. Ia membeli sebuah perahu untuk bermain di Sungai Skykomish. Saat itu bulan Juli 1985. Donna, Randy, ayah Donna, Harvey, serta ibunya, Judy, berperahu di sungai.
Donna yang sama sekali tak bisa berenang entah mengapa justru dibawa Randy ke tengah. Perahu itu juga tahu-tahu terbalik akibat menabrak karang. Donna panik. Namun Randy tak berusaha menolongnya. "Untung ayah datang menolong," kenang Donna.
Judy Clift, sang ibu, entah mengapa merasa putrinya dalam bahaya. "Ia seperti berusaha menghindar dan menjauhi perahu kami. Saya tak percaya lagi pada pria itu," kata Judy.
Peristiwa itu terjadi setelah Donna membuka asuransi jiwa yang disarankan Randy. Perkawinan yang baru berumur empat bulan itu pun bubar, karena Donna dan anaknya tak mau lagi tinggal serumah dengan Randy.
Donna Clift juga bercerita mengenai abu jenazah Janis Miranda Roth, istri kedua Randy. Donna yang tak pernah tahu latar belakang Randy merasa terkejut ketika pada suatu hari menyenggol sebuah guci kecil, ketika ia tengah membersihkan WC.
Ternyata, guci kecil itu berisi abu jenazah seseorang bernama Janis Miranda. "Ia bukan ibunya Greg. Tapi kami mencintainya. Janis tewas karena jatuh dari bukit di Beacon Rock, Skamania County, saat kami berdua hiking," kata Randy tenang.
Detektif Sue Peters dan Mullinax lalu melacak ke kantor polisi Skamania County. Di situ memang masih tercatat kasus kematian seorang wanita akibat terjatuh dari Beacon Rock. Petugas kepolisian Ray Blaisdale masih ingat kasus itu.
Tertumbuk batu karang
Peristiwa itu terjadi pada 27 November 1981. Siang, pukul 11.23, empat orang yang sedang hiking di Beacon Rock terkejut menyaksikan seorang pria lari tergopoh-gopoh. "Istri saya terpeleset! Istri saya terpeleset!" teriaknya. Keempat orang tersebut langsung turun memberi tahu Deputi Powel, lalu mengontak Undersherrif Ray Blaisdale.
Randy Roth mengatakan pada para petugas, ia dan istrinya, Janis, mencoba menyusuri pendakian yang pernah mereka lakukan pada musim panas sebelumnya.
Randy berada di depan, sementara istrinya mengikutinya di belakang. Tiba-tiba Janis terpeleset. Randy tak sempat menyambar tangan istrinya. Janis pun jatuh melayang ke bawah!
Jasad wanita malang itu ditemukan petugas pencari tertumbuk batu karang, jauh 300 kaki di bawah.
"Sepertinya ia sudah tak bisa tertolong," demikian perkiraan Blaisdale. Namun sang deputi sekilas melihat wajah Randy bukannya sedih, malah ceria. Sebagai polisi, intuisinya seperti mengatakan ada yang tak beres.
Ketika jasad Janis diletakkan di ambulans, Randy memandangi jasad istrinya sambil bersandar di pintu. "Ia seorang wanita yang bersih. Tidak merokok, tidak minum minuman keras. Itulah yang membuat saya menikahinya," kata-kata itu diulang sampai tiga kali.
Pengemudi ambulans yang membawa jasad Janis adalah Dick Reed, seorang pensiunan detektif. Ia merasa ada yang agak janggal dalam kasus kematian ini. Ia menyarankan pada Blaisdale agar Randy menjalani tes dengan alat deteksi kebohongan. Namun, hal itu tidak dilakukan. Randy menolak mentah-mentah.
Di rumah penitipan jenazah, Dick Reed menyaksikan Randy langsung membayar tunai seluruh proses kremasi Janis. Randy tampaknya tahu apa yang harus ia lakukan. Segala data untuk mengisi formulir telah disiapkannya. Bahkan nomor kartu asuransi Janis yang baru dibuka sebulan sebelumnya juga sudah dicatat.
Semua orang terkejut atas kematian mendadak itu, lebih-lebih Sandy Roth, ibu tiri Randy, yang baru beberapa jam sebelumnya melihat anak dan menantunya begitu antusias hendak pergi berbelanja untuk keperluan Natal.
Randy memberitakan kematian Janis di sebuah restoran pizza di Camas. Ia selintas mewartakan bahwa Janis akan dikremasi.
Hidup Janis Miranda memang tragis. Ia lahir dari keluarga berantakan. Masa kecilnya penuh kepahitan. Ayahnya pergi begitu saja meninggalkan ibunya saat ia masih kecil. Sepanjang masa remajanya, ia hanya melihat Billie Jean Ray, sang ibu, membanting tulang di Dallas, Texas, untuk menghidupi dirinya dan tiga orang adiknya.
"Saya takkan pernah memaafkan ayah yang begitu tega membiarkan Mom menghidupi kami," demikian ia pernah mengatakan pada Luise Mitchel, sahabatnya.
Maka tak heran jika sikap Janis terhadap pria amat mendua. Di satu sisi ia mendambakan kasih sayang, sementara di sisi lain ia tak bisa lepas dari gambaran negatif pria yang dilihat dari sosok ayahnya yang tak bertanggung jawab.
Apalagi perkawinannya sendiri dengan Joe, yang membuahkan seorang putri cilik, Jalina, terpaksa pecah karena tak ada lagi kecocokan pada tahun 1976. Jadilah Janis menjanda pada usia 24 tahun.
Dikira pangeran penyelamat
Namun Janis tidak kehilangan semangat hidup. Ia masih menyimpan harapan, pada suatu saat ia menemukan pria idaman yang bisa menyelamatkan hidupnya yang berat.
Dalam acara tutup tahun 1980, Janis hadir di pesta dansa kelompok Parents Without Partners. Tamu pria yang hadir lebih sedikit daripada wanitanya. Janis tak berharap terlalu muluk malam itu sampai terdengar suara kalem seorang pria yang memintanya berdansa.
"Ternyata kami cepat menjadi akrab. Banyak persamaan yang kami temui dalam kehidupan kami berdua," demikian Janis bercerita pada sahabatnya, Luise Mitchell. Nama pria itu Randy G. Roth. Usianya diperkirakan 25-an. Matanya coklat ramah dengan janggut menghiasi wajahnya.
Seminggu setelah perkenalan, teman-teman kerja Janis di Richmond Pediatric Clinic, Seattle, melihat Janis membawa seikat bunga mawar merah. Randy meletakkan bunga mawar itu di jok mobilnya.
Sejak itu Janis pun tak bisa lagi menutupi rasa cintanya pada duda beranak satu yang baru dikenalnya. Luise Mitchell dan teman-teman Janis merasa ngeri melihat perkembangan hubungan Janis dengan Randy.
"Janis, hati-hati. Jangan terburu-buru. Dia terlalu kelihatan sempurna sebagai lelaki," demikian peringatan teman-teman Janis.
Dua bulan setelah berkenalan, Janis muncul di tempat kerjanya sambil memperlihatkan cincin berlian kecil di jari manisnya. "Mulai sekarang Randy akan menjaga hidupku," katanya dengan wajah bahagia. Dalam angannya, pangeran penyelamat telah datang!
Tanggal 13 Maret 1981 Janis dan Randy menikah. Bulan madu mereka dihabiskan di Hotel Empress, Victoria, British Columbia. Sepulang dari berbulan madu, Janis dan Jalina pindah ke rumah Randy di 4029 42nd Pace West, Mountlake Terrace.
Atas permintaan Randy, Janis berhenti dari pekerjaannya dan menjadi ibu rumah tangga saja. la paling-paling menerima titipan anak balita.
Namun belum lama Janis menikah, sahabatnya, Luise Mitchell, terkejut ketika diberi tahu Janis bahwa mobil Pinto tuanya dicuri. Pencurian itu memang aneh, karena secara rasional takkan ada orang yang mau mencuri mobil setua itu. Namun, Janis mengatakan bahwa ia sudah menerima uang asuransi kecurian.
Mimpi buruk Vietnam
Buat Luise Mitchell, Janis kelihatan makin ‘lain’. Entah apa yang terjadi, tapi sebagai sahabat, ia melihat Janis berubah. Ia tidak lagi seceria sebelumnya. Bahkan rasa takut seperti menghantui diri janis.
"Seandainya aku tidak cepat-cepat memutuskan untuk menikah!" keluhnya.
"Apakah Randy memukulmu?" tanya Luise.
"Tidak. Tetapi saya merasa ia berbeda. Ia begitu khawatir. Ia begitu cemburuan, padahal saya tak bergaul dengan siapa pun. Pokoknya, ia begitu aneh," kata Janis pada Luise.
Namun Janis sepertinya meralat keluhannya beberapa bulan sesudahnya. Ia menyalahkan dirinya sendiri, karena terlalu kekanak-kanakan. Randy memang tidak lagi romantis, tetapi ia punya perhatian terhadap Jalina dan dirinya. Buktinya, Randy berniat membeli rumah di daerah Mountlake Terrace.
Biarpun pengeluaran bulanan mereka jadi membengkak, Janis tak bisa menutupi rasa bahagianya memiliki rumah sendiri.
"Untuk menjamin masa depan anak-anak, kita harus membuka asuransi," demikian Randy mengusulkan pada Janis. "Jika salah satu dari kita meninggal masih ada biaya untuk anak-anak dan uang pembayar cicilan rumah."
Tanggal 26 September 1981 Janis dan Randy membuka polis asuransi sebesar AS $ 100.000 pada Farmer's New World Life, dengan premi AS $ 15,90 per bulan. Masing-masing saling menulis nama sebagai pewaris apabila terjadi sesuatu pada mereka.
Tanggal 21 Oktober 1981, Janis baru memperkenalkan Randy lewat surat kepada ibunya. "Ia tidak terlalu tinggi, dengan berat 70 kg. Tubuhnya berotot, suka karate, dan olahraga. la kerap diganggu mimpi buruk akibat pengalamannya di Vietnam."
Itulah gambaran Janis tentang Randy. la seperti menyembunyikan sesuatu. Di akhir suratnya, ia menyebut-nyebut akan mengunjungi ibunya dengan Jalina pada waktu Natal. Itulah surat Janis yang pertama dan terakhir setelah ia menikah dengan pria bernama Randy.
Pelanggar klaim asuransi
Kematian Janis pada tahun 1981 yang tercatat di Kepolisian Skamania County membuka mata para hamba hukum terhadap kasus tenggelamnya Cynthia Roth di Danau Sammamish yang terjadi sepuluh tahun kemudian.
Ada satu kesamaan yang ditemukan pada kematian mereka berdua. Kedua wanita itu menikah dengan lelaki yang sama, Randy G. Roth. Usia perkawinan mereka pun tak lebih dari setahun, berstatus janda, dan yang paling mencurigakan, setelah kematian mereka, sang duda langsung meminta uang asuransi yang belum lama mereka tutup.
Detektif Sue Peters dan kawan-kawan mulai melakukan penyelidikan lebih mendalam terhadap pria bertubuh atletis yang tingginya 174 cm ini. Kumis dan cambang menghiasi wajahnya yang awet muda.
Randy G. Roth adalah anak pasangan Paul dan Elizabeth Roth yang bercerai. Ia lahir pada 26 Desember 1954. Ternyata, ia tak pernah berada di Vietnam dan tak pernah ikut pasukan khusus seperti cerita yang dibualkannya.
Memang ia pernah di Angkatan Laut AS, tetapi belum sampai menyelesaikan pendidikan, ia sudah berhenti karena harus menemani ibunya.
Ia pernah ditangkap dan tercatat dalam file kepolisian Lynnwood, pada saat di sekolah menengah, yakni pada 23 Agustus 1973 dan 14 Februari 1975.
Kontaknya dengan dunia asuransi dimulai pada 14 Agustus 1975, saat ia menggugat perusahaan asuransi Pioneer atas pencurian yang terjadi di rumahnya. Ia mengeklaim AS $ 60.000, namun hanya diberi AS $ 28.500. Ia juga pernah ganti diklaim karena laporannya atas kecurian barang pada tahun 1988 tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Detektif Sue Peters dan Mullinax akhirnya mendapatkan serangkaian catatan tentang penggantian uang asuransi yang pernah diterima Randy.
Kira-kira 10 - 20 tahun ke belakang, pria ini pernah kecurian sepeda motor. Asuransi membayar ganti rugi. Mobil Janis Miranda hilang, asuransi membayarnya. Nick Emondi, sahabatnya, mengalami dua kali perampokan di rumahnya, asuransi juga membayar ganti rugi.
Pembayaran asuransi juga jatuh ke tangannya untuk kematian Janis Miranda yang terpeleset di Beacon Rock, Skamania County. Ia bahkan memperoleh tunjangan untuk Greg dan Jalina sebagai ahli waris Janis Miranda.
Padahal Jalina, putri Janis, kemudian diasuh oleh ayah kandungnya. Uang tunjangan Jalina tidak pernah sampai ke tangan yang berhak.
Perhiasan dan emas hilang
Sementara itu setelah kematian Cynthia, ia tengah menantikan pembayaran asuransi sebesar AS $ 385.000. Sayangnya, ia harus kecewa, karena Rylie dan Tyson, dua putra bawaan Cynthia, tidak jatuh di bawah asuhannya, tetapi berada di bawah asuhan Lori Baker, sesuai dengan surat wasiat Cynthia. Oleh karena itu Randy tidak memperoleh pembayaran asuransi secara penuh.
Tanggal 2 Oktober 1991 Randy pergi ke Jawatan Sosial. Ia ‘melapor’ untuk memperoleh tunjangan bagi Greg. "Greg adalah anak satu-satunya almarhumah Cynthia," demikian keterangannya kepada petugas Jawatan Sosial. Semua itu dilakukannya untuk mengobati kekecewaannya karena tidak memperoleh hak mengasuh Tyson dan Rylie, anak Cynthia dari perkawinannya dengan mendiang Tom Baumgartner.
"Apakah Cynthia pernah menikah sebelumnya?" tanya petugas Jawatan Sosial.
"Ya, tetapi ia bercerai dengan suaminya," aku Randy. Padahal Tom Baumgartner meninggal dunia. Cynthia dan Tom tidak bercerai.
Tanggal 8 Oktober 1991 dikeluarkan surat perintah pemeriksaan rumah di Woodinville, tempat tinggal almarhumah Cynthia dan Randy beserta Greg, Tyson, serta Rylie.
Detektif Sue Peters dan kawan-kawan sulit sekali membuktikan bahwa pria ini memang berencana membunuh orang. Namun, berdasarkan pemeriksaan di rumah tinggal, diperolehlah beberapa bukti yang bisa dijadikan pendukung adanya usaha pembunuhan. Akhirnya, perintah penangkapan terhadap Randy dikeluarkan.
Keterangan Lori Baker, sahabat Cynthia, makin memberatkan dirinya. Soalnya, Lori tahu Cynthia menyimpan perhiasan dan emas peninggalan almarhum suaminya, Tom Baumgartner.
Namun di safety box benda-benda itu sudah tidak ada. Para detektif juga menemukan empat lembar tulisan tangan Cynthia, yang dibenarkan oleh Lori, berisi sederetan ketidaksukaan Randy terhadap Cynthia. "Randy tidak suka rambut pirang Cynthia, Randy tidak suka kuku merah jambu Cynthia, Randy tidak suka ..." dan sederetan lagi.
Tulisan berbentuk puisi pada kertas kumal itu memperlihatkan betapa tertekannya Cynthia yang tadinya dikenal sebagai wanita periang dan suka bergaul. Nyatanya setelah menikah dengan Randy, seperti burung yang dikurung dalam sangkar.
Tukang bual
Selain itu ada dua orang saksi kuat dari seratus lima puluh saksi yang ternyata memberikan gambaran utuh tentang siapa sebenarnya Randy Roth. Mereka adalah Nick Edmondi, sahabatnya, dan Brittany Goodwin, putri tetangganya.
Bagi Nick Edmondi, Randy adalah teman terdekat tetapi juga teman yang menguasai. la tak pernah berani menolak permintaan Randy. Dua kali Randy membuat skenario rumah Edmondi kebobolan pencuri untuk mendapatkan uang asuransi.
Nick juga ingat kata-kata Randy seminggu sebelum Janis Miranda dinyatakan jatuh terpeleset di Beacon Rock. "Bisakah kamu membunuh istrimu kalau terpaksa?"
Randy adalah orang yang pandai, bukan secara pendidikan, tetapi kaya akan pengalaman. Hidupnya dipenuhi dengan bualan. Baginya, uang lebih berharga daripada nyawa.
Brittany Goodwin, putri tetangganya, yang sekaligus pacar gelapnya, karena saat itu Brittany baru berusia 15 tahun sementara Randy 37, pernah dibentak. Saat itu Brittany menangis karena pamannya yang dekat dengan dirinya meninggal dunia.
Brittany pun memberikan kesaksian bahwa soal klaim asuransi bukanlah barang aneh bagi Randy. Gadis itu tahu benar bahwa Randy berpura-pura melaporkan kecurian, padahal barang-barang itu memang sengaja dipindahkan ke tempat lain. "Awas, tutup mulutmu, kalau tidak akan kuhancurkan hidupmu!" ancam Randy pada Brittany.
Maka dari itu Brittany baru mau menjadi saksi apabila Randy telah ditangkap dan itu terjadi pada bulan Oktober 1991. Tuduhan yang didakwakan kepadanya adalah pembunuhan tingkat pertama dan pencurian tingkat pertama.
Sidang kasus kematian dan pencurian dengan motif asuransi ini digelar pada 1 Desember 1991. Kurang lebih 150 saksi diajukan. Namun pembelanya, George Cody dan John Muenster, meminta pengunduran waktu. Soalnya, kasus Randy ini amat istimewa.
Jaksa penuntut Marylin Brenneman dan Susan Storey memang tak memperoleh barang bukti yang jelas sebagai senjata pembunuh. Namun, dengan melihat kasus kematian Janis Miranda yang terjadi sepuluh tahun sebelumnya terlihat ada benang merah yang bisa ditarik.
Dua wanita meninggal dalam jarak sepuluh tahun dan kedua-duanya meninggal karena kecelakaan setelah mengasuransikan dirinya. Mereka berdua juga mengalami tekanan mental yang dalam setelah menikah dengan pria yang sama.
Mental mereka seperti ditekan, pribadi mereka yang tadinya periang berubah menjadi pemurung setelah bulan madu usai.
Namun bukan Randy kalau ia cepat kehilangan akal. Di kursi terdakwa para juri tidak menemukan pria atletis berkumis yang ganteng seperti sebelum ia ditahan. Randy yang ada kelihatan kurus, tua, dan lemah.
Matanya tertutup kaca mata tebal. Randy melakukan metamorfosis. Para juri dibuat tak yakin, bagaimana mungkin pria lemah macam itu dapat mendominasi bahkan membunuh wanita.
Ketahuan belangnya
Namun, pengakuan Randy bahwa ia tidak pandai berenang, sehingga tak bisa bergerak cepat menyelamatkan Cynthia mulai kelihatan belangnya. Ia ternyata pernah kursus menyelam pada bulan Agustus 1984.
Donald Johnson, instruktur selam, menyatakan bahwa dalam kursus itu ada peraturan standar yang harus dipatuhi: peserta haruslah seorang perenang yang sanggup berenang 183 m, di kedalaman 40 kaki, bertahan di air selama 5 menit, 4 menit dengan menggerakkan kaki dan tangan, 1 menit hanya dengan kaki.
Ia juga diajari memberikan pertolongan pertama pada orang yang tenggelam dan isyarat tangan tanda bahaya.
Pada saat Cynthia dalam bahaya, tak seorang pun dari orang-orang di sekitar pantai melihat Randy melakukan semua itu. Ia juga tidak memberikan pertolongan pertama. Padahal, sebagai seorang yang pernah ikut kursus selam, ia tahu bahwa pertolongan pertama yang dilakukan pada 4 - 5 menit pertama setelah seseorang tenggelam amat membantu.
Keterangan Randy tentang terbaliknya perahu karet akibat gelombang yang ditimbulkan oleh perahu motor yang lewat, juga terbantah. Pada tanggal 5 Agustus 1991, Detektif Sue Peters, Mullinax, Ross Nooney, dan Mike Hatch pergi ke Danau Sammamish. Mereka dibantu oleh Linda Baer, petugas pantai.
Dengan perahu karet yang dipakai Randy, mereka melakukan segala tindakan yang dilaporkan Randy. Dua detektif naik speedboat, yang lainnya naik di perahu karet Randy.
Ternyata perahu karet itu cukup stabil dan tidak terbalik. "Kami mencoba menghasilkan gelombang yang kuat agar perahu karet terbalik," kata Hatch.
"Perahu karet ini amat stabil, kecuali speedboat itu menabrak langsung," kata Linda Baer, petugas pantai yang memperagakan diri sebagai Cynthia. Kata Randy, perahu motor yang membalikkan perahunya itu berada pada 46 m.
Bagaimana mungkin perahu karet bisa terbalik. Dalam uji coba, dengan jarak 9 - 18 m saja perahu hanya terombang-ambing. Linda juga mencoba bertahan di air saat perahu karet dibalikkan di atas kepalanya. Ia masih bisa memperoleh udara, kecuali ... seseorang membenamkan kepalanya dengan sengaja! Baik Hazel maupun Merle, memberikan kesaksian bahwa putrinya adalah perenang ulung. Jadi, tidak mungkin ia tenggelam dengan mudahnya.
Semua upaya di atas dicatat dan divideokan. Dalam persidangan, video itu diputar kembali sebagai bukti.
Marilyn Brenneman berhasil membuat juri tidak ragu-ragu menjatuhkan putusan bersalah pada Randy G. Roth atas pembunuhan berencana terhadap Cynthia dan pencurian berencana untuk memperoleh asuransi.
Bulan April 1992 Randy dijatuhi hukuman penjara 35 tahun, potong tahanan 5 tahun. Itu semua atas pembunuhan terhadap Cynthia dan pencurian yang dilakukannya. Sementara kasus kematian Janis Miranda tak dapat dituntut, karena sudah selang 10 tahun. Paling tidak, lewat Cynthia, Janis membalaskan kematiannya pada Randy.
(Ann Rule)